Dewan Kecam Tindakan Pencabulan Anak
pada tanggal
Friday, February 19, 2016
SAPA (TIMIKA) – DPRD Mimika mengecam tindakan pencabulan yang dilakukan pelaku dan yang menjadi korbannya adalah anak dibawah umur. Dewan bahkan meminta kepada aparat keamanan dalam hal ini Kepolisian, kejaksaan maupun Pengadilan, untuk memberikan hukuman seberat-beratnya terhadap pelaku.
Ketua DPRD Mimika sementara, M Nurman S Karupukaro mengatakan, kasus pencabulan sekaligus pemerkosaan yang menimpa Mawar (10) pada Rabu (10/2) lalu dan dilakukan oleh tersangkanya AW (25), merupakan tindakan yang sudah diluar batas, dalam hal ini tidak wajar dilakukan oleh orang dewasa. Sehingga dengan mengecam adanya tindakan tersebut dan hal ini juga berulang kali terjadi di kabupaten Mimika, maka aparat hukum diminta memberikan saksi hukum yang paling berat kepada pelaku.
“Akibatnya, ini kemarin sampai ada anak perempuan yang diperkosa lagi dan dibawa ke mile 21, dan ini kami mengecam dan meminta kepada pihak aparat menghukum seberat-beratnya kepada pelaku pencabulan atau pemerkosaan yang sudah tidak lagi menggunakan akal sehat,” tegas Nurman S Karupukaro, Selasa (16/2) digedung DPRD Mimika, yang diamini Anggota komisi A, Markus Timang.
Nurman juga mengapresiasi kinerja Kepolisian yang sementara ini sedang memproses berkas perkara tersangka. Diharapkan berkas dapat diselesaikan secara baik, dan pelaku dapat segera divonis untuk mempertangjawabkan perbuatannya. Lebih dipertegas lagi, Nurman meminta orang tua untuk menjaga langkah anak-anak mereka.
“Kepada seluruh orang tua supaya selalu menjaga langkah anak-anak kita pada saat di sekolah maupun dirumah, karena semua bisa terjadi kapan saja,” tandasnya.
Ketua DPRD Mimika sementara, Nurman S Karupukaro menyatakan perang terhadap perilaku seks yang tidak mengenal usia, seperti halnya tindakan pencabulan maupun pemerkosaan terhadap anak yang masih dibawah umur. Nurman juga mengajak seluruh orang tua untuk lebih menjaga keamanan anak-anak baik dirumah maupun disekolah.
“Peringatan juga datangnya untuk seluruh masyarakat kabupaten Mimika, untuk memerangi. Jadi kita DPR menyatakan perang terhadap perilaku seks yang tidak pedulikan usia, apalagi sampai dengan kekerasan,” tegas Nurman.
Menurut Nurman, ajakan ini dilakukan setelah beberapa kali menurut pantauan dewan, terjadi peristiwa yang hingga sampai saat ini masih terjadi dan sangat memilukan hati setiap orang, baik itu korbannya, orang tua korban, keluarga maupun masyarakat. Dengan demikian Nurman berharap kepada setiap orang tua agar dapat memperhatikan keamanan terhadap anak-anak mereka.
Selain itu mengenai perilaku seks yang belakangan ini sering terjadi dan dialami oleh anak pada usia sekolah, maka sepatutnya orang tua berperan untuk memberikan pengetahuan tentang seks kepada anak. Hal itu dimaksudkan agar anak dapat mengetahui bahwa pada tubuh mereka bagian-bagian mana saja yang harus mereka jaga, sehingga tidak dengan mudah orang lain memperlakukan anak-anak sesuka hati, apalagi memaksa untuk melakukan perbuatan seksual.
“Orang tua harus memberitahu anak-anak tentang seks, kenapa saya bilang begitu, karena dia (anak) punya seluruh badan ini, itu harus dikasih tahu, mana yang harus dia pegang sendiri dan mana yang tidak boleh orang lain pegang,” jelasnya.
Selanjutnya dari sisi keamanan anak, orang tua harus lebih percaya lagi dan yakin bahwa orang yang dipercaya itu tidak melakukan hal-hal negatif terhadap anak mereka. Salah satu contoh seperti tukang ojek yang dipercayakan orang tua untuk menjemput anak pergi dan pulang sekolah. Bahkan terhadap hal ini, pihak sekolah juga perlu untuk menyediakan saranan CCTV guna memantau aktifitas anak sekolah saat diantar kesekolah hingga dijemput saat pulang sekolah.
“Kami minta untuk mereka (sekolah) harus menyediakan sarana seperti CCTV untuk daerah-daerah yang kurang lebih dalam jangkauan, baik antar jemput anak-anak dan sebagainya. Supaya misalkan dengan kejadian yang ada, kita bisa tahu pelaku yang membuat kejahatan seperti itu,” tukasnya. (Saldi Hermanto)
Ketua DPRD Mimika sementara, M Nurman S Karupukaro mengatakan, kasus pencabulan sekaligus pemerkosaan yang menimpa Mawar (10) pada Rabu (10/2) lalu dan dilakukan oleh tersangkanya AW (25), merupakan tindakan yang sudah diluar batas, dalam hal ini tidak wajar dilakukan oleh orang dewasa. Sehingga dengan mengecam adanya tindakan tersebut dan hal ini juga berulang kali terjadi di kabupaten Mimika, maka aparat hukum diminta memberikan saksi hukum yang paling berat kepada pelaku.
“Akibatnya, ini kemarin sampai ada anak perempuan yang diperkosa lagi dan dibawa ke mile 21, dan ini kami mengecam dan meminta kepada pihak aparat menghukum seberat-beratnya kepada pelaku pencabulan atau pemerkosaan yang sudah tidak lagi menggunakan akal sehat,” tegas Nurman S Karupukaro, Selasa (16/2) digedung DPRD Mimika, yang diamini Anggota komisi A, Markus Timang.
Nurman juga mengapresiasi kinerja Kepolisian yang sementara ini sedang memproses berkas perkara tersangka. Diharapkan berkas dapat diselesaikan secara baik, dan pelaku dapat segera divonis untuk mempertangjawabkan perbuatannya. Lebih dipertegas lagi, Nurman meminta orang tua untuk menjaga langkah anak-anak mereka.
“Kepada seluruh orang tua supaya selalu menjaga langkah anak-anak kita pada saat di sekolah maupun dirumah, karena semua bisa terjadi kapan saja,” tandasnya.
Ketua DPRD Mimika sementara, Nurman S Karupukaro menyatakan perang terhadap perilaku seks yang tidak mengenal usia, seperti halnya tindakan pencabulan maupun pemerkosaan terhadap anak yang masih dibawah umur. Nurman juga mengajak seluruh orang tua untuk lebih menjaga keamanan anak-anak baik dirumah maupun disekolah.
“Peringatan juga datangnya untuk seluruh masyarakat kabupaten Mimika, untuk memerangi. Jadi kita DPR menyatakan perang terhadap perilaku seks yang tidak pedulikan usia, apalagi sampai dengan kekerasan,” tegas Nurman.
Menurut Nurman, ajakan ini dilakukan setelah beberapa kali menurut pantauan dewan, terjadi peristiwa yang hingga sampai saat ini masih terjadi dan sangat memilukan hati setiap orang, baik itu korbannya, orang tua korban, keluarga maupun masyarakat. Dengan demikian Nurman berharap kepada setiap orang tua agar dapat memperhatikan keamanan terhadap anak-anak mereka.
Selain itu mengenai perilaku seks yang belakangan ini sering terjadi dan dialami oleh anak pada usia sekolah, maka sepatutnya orang tua berperan untuk memberikan pengetahuan tentang seks kepada anak. Hal itu dimaksudkan agar anak dapat mengetahui bahwa pada tubuh mereka bagian-bagian mana saja yang harus mereka jaga, sehingga tidak dengan mudah orang lain memperlakukan anak-anak sesuka hati, apalagi memaksa untuk melakukan perbuatan seksual.
“Orang tua harus memberitahu anak-anak tentang seks, kenapa saya bilang begitu, karena dia (anak) punya seluruh badan ini, itu harus dikasih tahu, mana yang harus dia pegang sendiri dan mana yang tidak boleh orang lain pegang,” jelasnya.
Selanjutnya dari sisi keamanan anak, orang tua harus lebih percaya lagi dan yakin bahwa orang yang dipercaya itu tidak melakukan hal-hal negatif terhadap anak mereka. Salah satu contoh seperti tukang ojek yang dipercayakan orang tua untuk menjemput anak pergi dan pulang sekolah. Bahkan terhadap hal ini, pihak sekolah juga perlu untuk menyediakan saranan CCTV guna memantau aktifitas anak sekolah saat diantar kesekolah hingga dijemput saat pulang sekolah.
“Kami minta untuk mereka (sekolah) harus menyediakan sarana seperti CCTV untuk daerah-daerah yang kurang lebih dalam jangkauan, baik antar jemput anak-anak dan sebagainya. Supaya misalkan dengan kejadian yang ada, kita bisa tahu pelaku yang membuat kejahatan seperti itu,” tukasnya. (Saldi Hermanto)