-->

Putra Daerah Siap Mengganti Maroef Sjamsoeddin Pimpin PTFI



SAPA(TIMIKA)- Menyikapi mundurnya Maroef Sjamsoeddin  dari jabatan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), sejumlah tokoh adat mengatakan sudah saatnya putra daerah memimpin PTFI.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam jumpa pers  yang dihadiri Dewan Adat Lembaga Masyarakat Amungme (Lemasa) Yunus Omabak, Intelektual Amungme pemilik hak ulayat, Menuel John Magal SE, Perwakilan Lembaga Masyarakat Suku Kamoro (Lemasko) John Nakiaya, Ketua Lembaga Masyarakat Suku Moni Selatan (Lemasmos) Yunus Bugaleng, para Tokoh Masyarakat, tokoh agama, tokoh intelektual lainnya dari Suku Amungke Kamoro di Resto 66 Jalan Cenderawasih, Selasa (19/1).

Dewan Adat Lembaga Masyarakat Amungme Yunus Omabak mengatakan, orang Amungme Kamoro adalah pemilik tanah dan emas. Sudah 45 tahun hingga 50 tahun tidak pernah putera daerah naik menjadi presiden direktur dalam perusahaan.  “Sekarang kami bisa memimpin ,”tutur Omabak.

Sementara Perwakilan Lembaga Masyarakat Suku Kamoro John Nakiaya,  mengatakan Maroef Sjamsoeddin  mengundurkan diri dari jabatan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia membuat orang cukup terkejut.

“Kami dari Suku Kamoro juga menyampaikan banyak terima kasih atas seluruh karya yang telah dibuatnya.  Pak Maroef telah membuat banyak perubahan di tubuh PTFI. Tidak ada perubahan signifikan atas kebijakan yang dibuat oleh pemimpin sebelum pak Maroef,” kata John.

Menurut John, pak Maroef sudah datang bertemu dengan lembaga adat dan tokoh masyarakat meminta dukungan. Artinya beliau percaya bahwa perusahaan bisa kuat bila didukung lembaga adat dan masyarakat.

“Kami doakan supaya ia tetap kuat, panjang umur dan bisa mendampingi pimpinan yang baru nantinya. Kami harapkan, pengganti Pak Maroef nantinya, mendukung apa yang disampaikan oleh teman-teman Lemasa,” kata John.

Intelektual Amungme Pemilik Ulayat, Manuel John Magal SE mengatakan, banyak hal yang telah PTFI lakukan dalam hal pelayanan pendidikan, kesehatan, ekonomi kepada masyarakat.

“Perubahan yang terjadi di dua suku juga luar biasa dan terbukti. Kita juga lihat bahwa dengan keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat yaitu, pemilik gunung dan tanah dilakukan dengan MoU telah tercapai. Harapan dari kami bahwa, apa yang sudah terjadi, dengan pergantian Jim Bob, sekarang pemimpin PTFI juga mundur, agar kejadian ini tidak menganggu kegiatan ataupun pelayanan sosial,”kata Manuel.

Dirinya juga berterima kasih kepada Pak Maroef yang sudah mereformasi kekuasaan di dalam perusahaan, dan juga telah melakukan yang terbaik  bagi masyarakat.

Menurut Manuel, masyarakat Papua sudah cukup siap untuk memimpin PTFI. “Selama ini kita lihat apabila ada masalah di perusahaan, di bawah ke pusat tidak selesai, tetapi orang Papua bisa menyelesaikan masalah tersebut. Kami harapkan pengganti Pak Maroef  yakni orang Papua, yang bisa memimpin perusahaan ini. Berikan waktu, ruang dan kesempatan bagi kami,” tutur Manuel.

Ketua Lembaga Masyarakat Suku Moni Selatan, Yunus Bugaleng mengatakan  kehadiran PTFI  member dampak positif dan negatif. Negatifnya adalah  kerusakan alam lingkungan. Sementara dampak positif yaitu, memberikan manfaat kepada masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.

Dijelaskan, PTFI menangani pendidikan mulai dari tahun 1993, dan itu merupakan sesuatu yang luar biasa. Dari situ mencetak manusia dari berbagai macam bidang dan profesi, dan kami anggap itu merupakan salah sesuatu yang sangat luar biasa.

“Kami sangat berterima kasih terkait hal tersebut. Kalau kami diberikan kesempatan untuk berpendidikan pasti ada dampak baik yang harus berikan kontribusi kepada pemilik uang yaitu, PTFI. Dalam hal ini kami mendukung dari Lemasa dan Lemasko yang menyampaikan sudah cukup 50 tahun memimpin perusahan. Dan sekarang kesempatan buat kami orang Papua khususnya Amungme dan Kamoro sebagai pemilik hak ulayat,”ungkap Bugaleng. (Ervi Ruban)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel