Membangun Papua Lewat Pendekatan Budaya
pada tanggal
Saturday, June 18, 2016
SAPA (MERAUKE) – Pemerintah mengaku pembangunan di Provinsi Papua sejauh ini belum maksimal. Demikian pemerintah bakal menginternvensi pembangunan melalui pendekatan budaya (kultur).
“Hasil observasi kita, pembangunan di Papua selama ini rasanya kurang efektif. Perlu pendekatan yang baru,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil saat mengadakan pertemuan di Merauke, Jumat (17/6).
Tahun ini, pemerintah bakal melakukan pendekatan baru pembangunan di Papua. Pendekatan itu berbasis kultur (budaya). Di mana secara antropologis ada 7 wilayah ada di Papua. Olehnya, pembangunan lebih dikonsentrasikan di setiap wilayah adat.
“Secara teori lebih efektif, karena akan dibangun sesuai dengan kearifan lokal, potensi dan sumber daya di setiap wilayah. Untuk Merauke misalnya pertanian dan perikanan,” tuturnya.
Khusus pertanian di Merauke, pembangunan fokus pada irigasi dan sarana penunjang. Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR)untuk lebih konsen membangun irigasi di Merauke.
“Secara umum di Papua masih banyakl persoalan yang harus kita perbaiki bersama. Terutama infrastruktur dasar, infrastruktur umum dan pemberdayaan ekonomi,” sebut Sofyan.
Pembangunan infrastruktur dasar, terangnya, lebih berorientasi pada pendidikan dan kesehatan. “Ada berbagai program pendidikan, sekolah gratis, bidik misi, beasiswa dan bantuan sekolah keluar negeri. Melalui LPDP setiap tahun kirim lebih dari 5000 orang,” sebutnya.
Khusus kesehatan, tambahnya, pemerintah memberikan perhatian serius terhadap masalah HIV/Aids di Papua. “Kita harus belajar dari Thailand. Dalam 10 tahun terakhir berhasil mengontrol HIV-Aids,” katanya.
Menkopolhukam, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan prosentase HIV-Aids di beberapa daerah di Indonesia. Diantaranya, Papua 2,4%, Papua Barat 3,2% dan Jakarta lebih dari 1%. Peran pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, adat dan LSM sangat dibutuhkan.
“Tapi ini yang tercatat, yang tidak mungkin lebih besar dari itu. Kita harus tekan ini, juga masalah narkoba,” pungkasnya. (emanuel)
“Hasil observasi kita, pembangunan di Papua selama ini rasanya kurang efektif. Perlu pendekatan yang baru,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil saat mengadakan pertemuan di Merauke, Jumat (17/6).
Tahun ini, pemerintah bakal melakukan pendekatan baru pembangunan di Papua. Pendekatan itu berbasis kultur (budaya). Di mana secara antropologis ada 7 wilayah ada di Papua. Olehnya, pembangunan lebih dikonsentrasikan di setiap wilayah adat.
“Secara teori lebih efektif, karena akan dibangun sesuai dengan kearifan lokal, potensi dan sumber daya di setiap wilayah. Untuk Merauke misalnya pertanian dan perikanan,” tuturnya.
Khusus pertanian di Merauke, pembangunan fokus pada irigasi dan sarana penunjang. Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR)untuk lebih konsen membangun irigasi di Merauke.
“Secara umum di Papua masih banyakl persoalan yang harus kita perbaiki bersama. Terutama infrastruktur dasar, infrastruktur umum dan pemberdayaan ekonomi,” sebut Sofyan.
Pembangunan infrastruktur dasar, terangnya, lebih berorientasi pada pendidikan dan kesehatan. “Ada berbagai program pendidikan, sekolah gratis, bidik misi, beasiswa dan bantuan sekolah keluar negeri. Melalui LPDP setiap tahun kirim lebih dari 5000 orang,” sebutnya.
Khusus kesehatan, tambahnya, pemerintah memberikan perhatian serius terhadap masalah HIV/Aids di Papua. “Kita harus belajar dari Thailand. Dalam 10 tahun terakhir berhasil mengontrol HIV-Aids,” katanya.
Menkopolhukam, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan prosentase HIV-Aids di beberapa daerah di Indonesia. Diantaranya, Papua 2,4%, Papua Barat 3,2% dan Jakarta lebih dari 1%. Peran pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, adat dan LSM sangat dibutuhkan.
“Tapi ini yang tercatat, yang tidak mungkin lebih besar dari itu. Kita harus tekan ini, juga masalah narkoba,” pungkasnya. (emanuel)