-->

Lemasa Tidak Memiliki Yayasan

Yanes Natkime dan Yunus Omabak
SAPA (TIMIKA) – Dua Anggota Amungme Naisorei pada Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa) Mimika, Yanes Natkime dan Yunus Omabak menegaskan, Lemasa tidak memiliki yayasan.

“Kami mau tegaskan bahwa Lemasa tidak memiliki Yayasan. Jadi kalau ada tokoh Suku Amungme yang mengatakan Lemasa memiliki yayasan maka itu tidak benar. Kami menolak pernyataan itu, kami kecewa karena pernyataan itu disampaikan oleh orang yang sebenarnya sudah tahu betul tentang apa itu Lemasa,” kata Yanes dan dibenarkan oleh Yunus.

Yanes dan Yunus menjelaskan, sebelum Lemasa dibentuk, sudah didirikan Yayasan Taman Lorens. Tapi yayasan ini bukan cikal bakal dibentuknya Lemasa karena kehadiran Lemasa memiliki sejarah sendiri. 

“Yayasan-yayasan yang ada sekarang itu didirikan oleh orang perorang untuk memperoleh dana satu persen setelah LPMI dibentuk. Jadi yayasan-yayasan tersebut bukan milik Lemasa,” kata Yanes.

Yanes dan Yunus juga meminta semua tokoh Amungme untuk menjaga keutuhan Lemasa sebagai satu-satunya lembaga yang didirikan untuk memperjuang hak-hak dan juga kesejahteraan masyarakat Amungme secara umum. Tidak boleh ada tarik menarik Lemasa di dalam masyarakat Amungme sendiri. Karena itu diminta agar tidak ada tokoh mana pun yang memecah belah Lemasa atau mendirikan Lemasa baru di dalam Lemasa yang sudah ada.

“Jadi Lemasa yang sudah terbentuk dan sudah berjalan itu sudah yang harus diakui, tidak boleh bentuk Lemasa-Lemasa baru didalam satu tubuh Lemasa, di dalam satu honai Amungme. Tidak boleh ada dua honai atau tiga honai di dalam satu Lemasa. Itu hanya akan menghacurkan Amungme. Dengan munculnya sejumlah tokoh mengeluarkan pernyataan yang tidak benar, maka telah menghancurkan persatuan, kesatuan dan keutuhan Amungme. Ini tidak boleh terjadi. Semua tokoh harus menjaga nama baik Amungme, keuntuhan Amungme, keutuhan daerah Amungsa itu penting bagi kita semua,” tegas Yanes.

Yanes menambahkan Amungme tidak terpecah-pecah karena uang, jabatan dan kepentingan. “Jangan lihat uang, jabatan atau kepentingan, tapi marilah kita melihat persatuan, kesatuan dan keutuhan Amungme dalam satu lembaga yang namanya Lemasa. Kemajuan suatu lembaga apa pun namanya, itu sangat bergantung manusia. Perlu ada persatuan dan kesatuan dari orang-orang yang mengurus lembaga itu, sehingga semua program bisa berjalan dan hasil baik bisa tercapai. Karena itu semua tokoh Amungme perlu bersatu, menjalankan Lemasa yang sudah ada untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Amungme,” ujar Yanes. 

Sementara Yunus Omabak yang pendamping dan pendiri Lemasa mengatakan, Lemasa harus menjalankan tujuan utama kehadirannya yakni memberdayakan, memperjuangkan hak-hak dan mensejahterakan masyarakat Amungme. “Jadi siapa pun tokoh Lemasa, pendiri atau pengurus Lemasa harus mengurus masyarakat Amungme, bukan untuk mencari uang, mendirikan yayasan dan lain-lain. Dana-dana yang didapat dari Freeport harus digunakan untuk memenuhi hak-hak masyarakat, juga untuk memperbaiki derajat hidup masyarakat,” kata Yunus. 

Yunus juga meminta agar pihak-pihak yang selama ini merusak citra Lemasa agar koreksi diri dan tidak lagi menggunakan Lemasa untuk kepentingan pribadi. “Kami sebagai orangtua Lemasa, harus menjaga diri baik-baik, harus menjaga generasi kami, pikiran hati generasi penerus kami harus baik dan lurus, sehingga ke depan mereka bisa kelola kekayaan alam yang besar ini. Kalau kami yang tua-tua tidak bersatu tapi pecah belah, ambisius, saling curang dan ada Yudas, apa yang akan kami tinggalkan untuk generasi muda Amungme?,” tanya Yunus. (yol)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel