Legislator Minta Jangan Ada Dendam Lagi
pada tanggal
Friday, May 13, 2016
SAPA (SAPA) – Peristiwa yang menimpa warga kompleks Wowor pada Kamis (5/5) lalu, menyita simpati banyak pihak, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mimika. Hal ini disampaikan ketua Komisi A DPRD Mimika Salleh A Hamid.
Saat ditemui Salam Papua di ruang kerjanya Selasa (10/5) dirinya menyatakan,peristiwa tersebut diakibatkan oleh adanya kesalah pahaman dari masing pihak yang bertikai. Sehingga amarah kedua kubu tidak bisa lagi diredam.
Ia pun mengharapkan, dalam permasalan ini tidak perlu ada dendam dan membawa nama suku dalam permasalahan yang merugikan banyak pihak. Dirinya juga mengharapkan, agar setiap pribadi orang yang ada di Mimika untuk bisa menjaga harga diri dan nama suku masing-masing, sehingga tidak ada kecaman dari pihak lain yang mengatakan orang ini kejam, atau suku ini sadis. Demikian pula dengan aparat penegak hukum, dalam hal ini Polisi untuk tidak berlaku arogan terhadap masyarakat, sehingga citra kepolisian pun tidak ternoda di mata masyarakat.
“Saya harap semua masyarakat di Mimika ini bisa menjaga nama baik diri sendiri, nama baik suku serta instansi tempat bekerja, sehingga tidak saling memojokan. Kenapa harus berulang kali berbuat masalah. Sekali bikin masalah itu harus bisa mengoreksi diri salah dan benar kah yang telah kita lakukan. Pihak kepolisian juga harus bisa menjaga citra diri, jangan berlaku kasar dan arogan,” ujar Saleh.
Terkait masalah tersebut Ia mengatakan, bahwa Kapolres Mimika,telah melakukan pertemuan bersama petinggi tokoh agama, serta telah mendatangi warga Wowor yang terkena dampak aksi kekerasan tersebut, dan meminta maaf kepada seluruh warga yang menjadi korban.
“Kapolres juga mengakui bahwa, pihaknya akan mengganti semua kerugian yang dialami para korban,” kata Saleh. (Cr1)
Saat ditemui Salam Papua di ruang kerjanya Selasa (10/5) dirinya menyatakan,peristiwa tersebut diakibatkan oleh adanya kesalah pahaman dari masing pihak yang bertikai. Sehingga amarah kedua kubu tidak bisa lagi diredam.
Ia pun mengharapkan, dalam permasalan ini tidak perlu ada dendam dan membawa nama suku dalam permasalahan yang merugikan banyak pihak. Dirinya juga mengharapkan, agar setiap pribadi orang yang ada di Mimika untuk bisa menjaga harga diri dan nama suku masing-masing, sehingga tidak ada kecaman dari pihak lain yang mengatakan orang ini kejam, atau suku ini sadis. Demikian pula dengan aparat penegak hukum, dalam hal ini Polisi untuk tidak berlaku arogan terhadap masyarakat, sehingga citra kepolisian pun tidak ternoda di mata masyarakat.
“Saya harap semua masyarakat di Mimika ini bisa menjaga nama baik diri sendiri, nama baik suku serta instansi tempat bekerja, sehingga tidak saling memojokan. Kenapa harus berulang kali berbuat masalah. Sekali bikin masalah itu harus bisa mengoreksi diri salah dan benar kah yang telah kita lakukan. Pihak kepolisian juga harus bisa menjaga citra diri, jangan berlaku kasar dan arogan,” ujar Saleh.
Terkait masalah tersebut Ia mengatakan, bahwa Kapolres Mimika,telah melakukan pertemuan bersama petinggi tokoh agama, serta telah mendatangi warga Wowor yang terkena dampak aksi kekerasan tersebut, dan meminta maaf kepada seluruh warga yang menjadi korban.
“Kapolres juga mengakui bahwa, pihaknya akan mengganti semua kerugian yang dialami para korban,” kata Saleh. (Cr1)