Bupati Belum Dapat Laporan Kematian Ribuan Ikan
pada tanggal
Thursday, April 21, 2016
SAPA (TIMIKA) – Bupati Mimika Eltinus Omaleng, SE mengakui hingga kini dirinya belum mendapatkan laporan dari masyarakat soal kematian ribuan ikan yang terjadi di Sungai Yamaima, ujung tanggul barat pengendapan tailing hingga kawasan Cargo Dok Pelabuhan Amamapare belum lama ini.
Kata bupati, semestinya masyarakat dapat melaporkan kejadian itu kepada dirinya. Sehingga, dirinya dapat mengambil langkah-langkah untuk melakukan pertemuan kembali dengan PT. Freeport Indonesia guna menyelidiki penyebab kematian ribuan ikan tersebut.
Kata bupati, semestinya masyarakat dapat melaporkan kejadian itu kepada dirinya. Sehingga, dirinya dapat mengambil langkah-langkah untuk melakukan pertemuan kembali dengan PT. Freeport Indonesia guna menyelidiki penyebab kematian ribuan ikan tersebut.
Pasalnya menurut bupati, kematian ribuan ikan yang terjadi pada Jumat (8/4) lalu, diketahuinya hanya melalui media.
“Saya belum dapat laporan, tapi saya lihat di media. Kalau saya dapat laporan langsung dari masyarakat maka, kita panggil pihak Freeport kembali untuk duduk bersama membahas masalah ini,” ujar bupati saat ditemui usai memimpin apel di halaman Kantor Pusat Pemerintahan pada Selasa (18/4).
Bupati mengakui, hingga kini dirinya juga belum mendapatkan hasil laboratorium dari PTFI soal kematian ribuan ikan tersebut.
“Mungkin mereka (PTFI-red) sudah mengetahui penyebab kematian ikan itu, tapi mereka belum melaporkan hasilnya ke kita,” kata bupati.
Sebelumnya, Eksekutif Vice President PT Freeport Indonesia (PTFI) bidang Sustainable Development Sonny ES Prasetyo menegaskan bahwa, kematian ribuan ikan tersebut, sebagai akibat dari fenomena alam, bukan karena limbah tailing perusahaan itu.
“ Itu fenomena alam dan terjadi setiap tahun terjadi hal seperti itu. Hanya saja kebetulan kali ini lokasi ikan yang mati itu dekat dengan area pengendapan tailing,” Sonny kepada wartawan, Senin (18/4) di MPCC.
Sonny mengatakan, terkait kasus tersebut Pemkab Mimika sedang berupaya mencari data yang akurat melalui pemeriksaan laboratorium terhadap sampel ikan yang ditemukan mati.
“Kita tunggu saja hasilnya. Tapi yang jelas ini karena faktor alamiah. Ikan yang mati itu merupakan ikan migran mengikuti arus dan ketersediaan plankton makanan sehingga masuk ke perairan yang lebih dangkal. Ikan-ikan yang mati itu bukan ikan lokal,” jelas Sonny.
Berdasarkan kajian yang dilakukan Departemen Lingkungan Hidup PT Freeport, kata Sonny, jutaan ikan yang mati tersebut merupakan jenis ikan sarden. Ikan-ikan tersebut bermigrasi dari laut dalam mengikuti arus. Populasi ikan sarden tersebut biasanya hidup di laut dengan kedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan laut. (Ricky Lodar)