-->

Pemilik Avtur Tuntut Pemilik Perahu Terbakar

SAPA (TIMIKA) -  Ernawati, pemilik perahu susun yang terbakar di perairan Puriri mengatakan,  jika kini pemilik  Avtur tersebut menuntut dirinya untuk ganti rugi.

Ditemui di SPBU Nawaripi, Ernawati menceritakan, jika perahu naas itu  memuat bahan bakar jenis Avtur sebanyak 30 drum dan bahan makanan dengan tujuan Nduga.

Avtur dan bahan makanan yang dimuat itu, kata Ernawati milik oknum anggota TNI Yon Zipur  yang dia enggan menyebutkan namanya.
Menurut Ernawati, oknum anggota TNI tersebut sudah sering kali mencarter perahunya melalui seorang warga berinisial A.  Namun naasnya, ketika ke enam kalinya perahunya dicarter, justru mengalami musibah di perairan Puriri.

“Selama ini mereka biasanya mencarter perahu kami, sudah hampir sebulan ini,” tutur Ernawati kepada wartawan, Selasa (19/4).

Lanjut Ernawati, ketika dirinya menelpon warga tersebut untuk meminta sedikit uang akibat musibah yang dialaminya, justru warga tersebut menuntut balik dirinya untuk ganti rugi. Dengan alasan, pemilik muatan yang terbakar itu yang meminta ganti rugi.
“Pokoknya saya tidak mau tahu. Intinya ibu harus ganti semua kerugian kami. Ini perintah komandan saya. Itu yang dia bilang ke saya,”tutur Ernawati.

Ernawati menambahkan, warga tersebut meminta ganti rugi sebesar Rp100 juta. Namun, dirinya menolak untuk menggantinya, karena dalam pembicaraan sebelumnya tidak pernah membicarakan soal ganti rugi jika terjadi sesuatu saat menggangkut muatan tersebut.
Menurut Ernawati, semestinya mereka harus membayar dirinya sebesar Rp25 juta untuk mengangkut muatan tersebut, namun uang itu belum dibayarkan sampai dengan hari ini.

“Dia hanya memberikan kami bensin satu ton 135 liter untuk operasional yang kami ambil di SPBU Kilo 7 pada Minggu sore,” kata Ernawati.

Dikatakan Ernawati, dirinya sudah menyampaikan hal tersebut kepada warga itu, kalau dirinya sekarang lagi menagalami musibah, namun tetap tidak diihiraukannya. “Saya sendiri rugi dua ratus juta lebih dari kerugian mereka. Ini adalah sebuah musibah. Dan sekarang lagi mencari seorang anak buah yang hilang, saya sangat terbeban dengan semua ini,” ujar Ernawati.

Kata Ernawati,  tanggung jawab moril yang lebih besar adalah menemukan ABK-nya yang hilang, dimana  sampai dengan saat ini belum ditemukan.

Sebelumnya, pada Senin (18/4) siang sebuah perahu susun dari arah Pelabuhan Poumako menuju Kabupaten Nduga, mengalami kebakaran dan meledak di perairan Puriri. Perahu tersebut bermuatan bahan bakar Avtur dan bahan makanan. Kru dalam perahu tersebut terdiri dari tiga orang, dua diantaranya berhasil menyelamatkan diri, namun satu diantaranya belum ditemukan.

Ernawati yang merupkaan istri pemilik perahu yang bernama Agus Tae (50) yang turut serta dalam pelayaran itu, saat dihubungi saat dihubungi Salam Papua via telepon Senin sore, menjelaskan, berdasarkan keterangan yang diperoleh suaminya Agus Tae bahwa, perahu bertolak dari pelabuhan Poumako pada Senin pagi sekitar pukul 08.00 WIT. Dalam pelayaran itu, ketiga kru termasuk suaminya Agus sempat makan siang diatas perahu. Setelah makan siang, kemungkinan saja kata Ernawati, salah satu kru ada yang merokok dan menyebabkan drum berisi Avtur mengeluarkan api dan membakar seluruh isi kapal.

“Kemungkinan saja ada drum yang bocor, jadi mungkin selesai makan ada yang merokok atau bagaimana, itu juga saya kurang tahu pasti, akhirnya terbakar,” jelas Ernawati.

Saat perahu terbakar, ketiga kru termasuk suami Ernawati, lompat dari atas perahu untuk menghidar dari kebakaran itu. Akhirnya drum Avtur meledak dan menghanguskan perahu beserta bahan makanan yang dimuat.

“Mereka bertiga lompat dari perahu, kemudian sekitar 200 atau 300 meter ada fiber (perahu terbuat dari fiber-red) lewat,” ujar Ernawati.

Setelah meledak, Agus Tae suami Ernawati, bersama salah satu kru bernama Alex (19) sempat meminta tolong pada salah satu perahu yang terbuat dari fiber yang sedang melintas, namun perahu tersebut tidak melihat keduanya. Akhirnya keduanya melihat ada nelayan yang sedang menjaring kemudian meminta tolong kepada nelayan tersebut yang sedang menjaring diperairan Puriri.

“Tapi fiber lewat terus, lalu ada yang menjaring disitu, mereka minta tolong,” kata Ernawati

Seorang kru perahu yang bernama Birin, setelah ketiganya secara  bersamaan lompat dari atas perahu, Birin tidak diketahui lagi keberadaannya. Bahkan hingga Agus dan Alex diselamatkan nelayan yang sedang menjaring, Birin belum juga ditemukan.

Kepala Kantor SAR Timika, Makhfud, SH, terkait hal ini membenarkan adanya laporan kebakaran perahu di perairan Puriri, bahkan kata Makhfud laporan itu dilaporkan sendiri oleh Ernawati.

“Informasi kita dapat dari ibu Agus tadi pukul 13.00 WIT, menerangkan dari tiga kru tersebut dua orang sudah selamat dan satu orang atas nama Birin belum ditemukan,” ungkap Makhfud.

Menurut Makhfud, posisi perahu tersebut tepat berada pada koordinat 04 derajat 52 menit  00 detik Selatan dan 136 derajat 55 menit 00 detik Timur. Dan laporan tersebut, satu tim SAR dari Kantor SAR Timika telah dikerahkan dari pos Poumako, untuk selanjutnya melakukan pecarian terhadap korban.

"Tim SAR berjumlah ada tujuh orang, tim menggunakan kapal berukuran 12 meter untuk melakukan operasi SAR,” kata Makhfud.

Saat ini menurut Makhfud, kondisi perairan di Puriri masih sangat landai. Jadi, kebakaran perahu tersebut tidak berpengaruh dari kondisi perairan yang ada saat ini, kemungkinan saja dari api rokok atau yang lainnya.

"Sampai saat ini, kami masih melakukan pencarian dan belum mengetahui penyebabnya," jelas Makhfud. (Saldi Hermanto)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel