Kedatangan DPR RI Terkait Kematian Ikan
pada tanggal
Saturday, April 30, 2016
SAPA (JAYAPURA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika siap menyambut kedatangan rombongan Komisi VII DPR pada 1-4 Mei 2016 untuk meninjau secara langsung lokasi matinya jutaan ikan di wilayah tersebut.
Bupati Mimika Eltinus Omaleng, SE di Jayapura, Jumat (29/4) mengatakan, kedatangan rombongan ini masih dalam kaitan dengan kasus kematian ikan, mengingat dari jadwal kunjungan, rombongan juga direncanakan menyambangi Pelabuhan Amapapare.
"Benar rombongan Komisi VII DPR RI juga akan mengecek kasus kematian ikan di Pelabuhan Amapapare," kata Omaleng.
Omaleng menjelaskan, pihaknya juga akan mengajak rombongan Komisi VII untuk melihat areal pertambangan PT Freeport Indonesia (PTFI) baik tambang terbuka, tambang bawah tanah maupun pabrik pengolahan.
"Selain itu juga rombongan akan menyambangi areal reklamasi, melihat air bawah tanah dan beberapa objek lainnya," ujarnya.
Sementara disinggung dengan penyebab kematian jutaan ikan, Omaleng menyatakan ragu atas pernyataan pihak PT Freeport Indonesia tentang penyebab kematian ribuan ikan pada Jumat (8/4) di sejumlah sungai ujung tanggul barat pengendapan tailing hingga kawasan Cargo Dok Pelabuhan Amamapare yang disebabkan oleh fenomena alam.
Omaleng mengatakan, pihaknya menemukan kejanggalan dalam pendapat yang disampaikan oleh PT. Freeport Indonesia. "Banyak ahli termasuk PT Freeport yang katakan bahwa kematian ikan itu karena fenomena alam, tapi bagaimana mungkin ikan air asin di laut masuk ke sungai yang notabenenya air tawar, ini tidak masuk akal sama sekali, apalagi jarak antara laut dengan Sungai Ujung Tanggul Barat jauh sekali," kata Omaleng.
Menurut Omaleng, hingga kini pihaknya masih belum mengetahui penyebab kematian ribuan ikan tersebut, namun sudah membentuk tim. "Kami telah membawa sampel air dan ikan ke Jakarta, untuk diuji dan dicari tahu penyebab kematian ribuan biota laut tersebut," ujar Omaleng.
Omaleng menuturkan, diharapkan semua pihak bersabar menunggu hasilnya dan dapat mengetahui penyebab sebenarnya.
Sebelumnya, PT Freeport Indonesia menegaskan bahwa kematian massal ikan di sejumlah sungai ujung tanggul barat pengendapan tailing hingga kawasan kargo Dok Pelabuhan Amamapare belum lama ini sebagai akibat dari fenomena alam, bukan karena limbah tailing perusahaan itu.
"Yang jelas itu fenomena alam, setiap tahun terjadi hal seperti itu, hanya saja kebetulan kali ini lokasi ikan yang mati itu dekat dengan area pengendapan tailing," kata Eksekutif Vise President PT Freeport bidang Sustainable Development Sonny ES Prasetyo.
Sementara Kepala Badan Penghubung Daerah (BPD) Provinsi Papua Reky D Ambrauw, mengatakan, dalam kunjungan Komisi VII ke Kabupaten Mimika ini, juga akan bertemu dengan Gubernur Papua dan Ketua DPR Provinsi Papua "Tidak hanya itu, juga akan ada pertemuan dengan para bupati di areal PTFI, Kementerian ESDM, Kementerian Riset Teknologi dan Dikti serta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup," kata Reky.
Reky menuturkan, rombongan Komisi VII DPR RI ini turun untuk melakukan reses persidangan IV tahun sidang 2015-2016 ke beberapa provinsi termasuk Papua.(Ant)
Bupati Mimika Eltinus Omaleng, SE di Jayapura, Jumat (29/4) mengatakan, kedatangan rombongan ini masih dalam kaitan dengan kasus kematian ikan, mengingat dari jadwal kunjungan, rombongan juga direncanakan menyambangi Pelabuhan Amapapare.
"Benar rombongan Komisi VII DPR RI juga akan mengecek kasus kematian ikan di Pelabuhan Amapapare," kata Omaleng.
Omaleng menjelaskan, pihaknya juga akan mengajak rombongan Komisi VII untuk melihat areal pertambangan PT Freeport Indonesia (PTFI) baik tambang terbuka, tambang bawah tanah maupun pabrik pengolahan.
"Selain itu juga rombongan akan menyambangi areal reklamasi, melihat air bawah tanah dan beberapa objek lainnya," ujarnya.
Sementara disinggung dengan penyebab kematian jutaan ikan, Omaleng menyatakan ragu atas pernyataan pihak PT Freeport Indonesia tentang penyebab kematian ribuan ikan pada Jumat (8/4) di sejumlah sungai ujung tanggul barat pengendapan tailing hingga kawasan Cargo Dok Pelabuhan Amamapare yang disebabkan oleh fenomena alam.
Omaleng mengatakan, pihaknya menemukan kejanggalan dalam pendapat yang disampaikan oleh PT. Freeport Indonesia. "Banyak ahli termasuk PT Freeport yang katakan bahwa kematian ikan itu karena fenomena alam, tapi bagaimana mungkin ikan air asin di laut masuk ke sungai yang notabenenya air tawar, ini tidak masuk akal sama sekali, apalagi jarak antara laut dengan Sungai Ujung Tanggul Barat jauh sekali," kata Omaleng.
Menurut Omaleng, hingga kini pihaknya masih belum mengetahui penyebab kematian ribuan ikan tersebut, namun sudah membentuk tim. "Kami telah membawa sampel air dan ikan ke Jakarta, untuk diuji dan dicari tahu penyebab kematian ribuan biota laut tersebut," ujar Omaleng.
Omaleng menuturkan, diharapkan semua pihak bersabar menunggu hasilnya dan dapat mengetahui penyebab sebenarnya.
Sebelumnya, PT Freeport Indonesia menegaskan bahwa kematian massal ikan di sejumlah sungai ujung tanggul barat pengendapan tailing hingga kawasan kargo Dok Pelabuhan Amamapare belum lama ini sebagai akibat dari fenomena alam, bukan karena limbah tailing perusahaan itu.
"Yang jelas itu fenomena alam, setiap tahun terjadi hal seperti itu, hanya saja kebetulan kali ini lokasi ikan yang mati itu dekat dengan area pengendapan tailing," kata Eksekutif Vise President PT Freeport bidang Sustainable Development Sonny ES Prasetyo.
Sementara Kepala Badan Penghubung Daerah (BPD) Provinsi Papua Reky D Ambrauw, mengatakan, dalam kunjungan Komisi VII ke Kabupaten Mimika ini, juga akan bertemu dengan Gubernur Papua dan Ketua DPR Provinsi Papua "Tidak hanya itu, juga akan ada pertemuan dengan para bupati di areal PTFI, Kementerian ESDM, Kementerian Riset Teknologi dan Dikti serta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup," kata Reky.
Reky menuturkan, rombongan Komisi VII DPR RI ini turun untuk melakukan reses persidangan IV tahun sidang 2015-2016 ke beberapa provinsi termasuk Papua.(Ant)