BPBD Mimika Tangani 28 Kebakaran
pada tanggal
Wednesday, April 13, 2016
SAPA (TIMIKA) – Terhitung empat bulan terakhir ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mimika, menangani sebanyak 28 kasus kebakaran selama empat bulan pertama tahun 2016.
“Terhitung mulai Januari hingga minggu kedua April ini, BPBD Kabupaten Mimika telah menyelesaikan 28 kasus kebakaran,”kata Kepala BPBD Mimika Yulianus Sasarani saat ditemui Salam Papua di ruang kerjanya, Selasa (12/4).
Ia menjelaskan, 28 kasus kebakaran yang ditangani, rata-rata disebabkan oleh aliran arus pendek. Walaupun ada satu atau dua indikasi terbakar karena kelalaian pemilik rumah, misalnya ada anak mereka yang main lilin kemudian terbakar.
“ Dari kasus kebakaran yang ada, sejauh ini kami tangani dengan baik. Sehingga mengurangi kerugian material maupun nyawa," ungkap Yulinus.
Yulianus Sasarani mengatakan, secara rutin kepada bawahannya dirinya selalu memberikan motivasi dan semangat kerja kepada mereka. Pasalnya, pekerjaan sebagai petugas pemadam kebakaran merupakan salah satu pekerjaan yang mulia.
"Saya selalu bilang, ini pekerjaan mulia karena kita menyelamatkan harta dan nyawa orang. Peralatan yang kita gunakan dari hasil pajak dan kita kembalikan dalam bentuk pelayanan yang maksimal," tutur Yulinus.
Lanjut ia, dalam beberapa kasus yang ditangani, ada pegawainya yang juga menjadi korban. Misalnya saat kebakaran di Gorong-gorong, dimana petugas yang hendak masuk memadamkan api, dilemparin batu dan benda tajam. Ada juga yang terluka dan jadi korban saat dilapangan, ditambah masalah debu dan kotoran saat penyiraman.
“ Pekerjaan ini sangat beresiko, tapi kami selalu berusaha maksimal di lapangan," kata Yulius.
Masalah respon time, kata dia, pihaknya selalu berupaya mengingatkan bawahannya, agar selalu berada di dekat saluran telepon. Pasalnya banyak laporan kebakaran biasanya disampaikan lewat nomor kantor. Karena kalau lima menit saja mereka tidak dengar panggilan masuk, maka bisa saja ada rumah yang tidak bisa diselamatkan.
“ Dikantor dan pegawai juga punya radio. Jadi ada apa-apa mereka cepat respon ke TKP, walau sudah habis jam dinas atau jam tugas. Saya selalu cek mereka. Kami selalu taruh dua driver dan tenaga pembantu di tiap pos. Air tangki mobil juga harus stanby full. Jadi ada apa-apa, semua sudah siap ke TKP," jelas Yulius. (Ervi Ruban)
“Terhitung mulai Januari hingga minggu kedua April ini, BPBD Kabupaten Mimika telah menyelesaikan 28 kasus kebakaran,”kata Kepala BPBD Mimika Yulianus Sasarani saat ditemui Salam Papua di ruang kerjanya, Selasa (12/4).
Ia menjelaskan, 28 kasus kebakaran yang ditangani, rata-rata disebabkan oleh aliran arus pendek. Walaupun ada satu atau dua indikasi terbakar karena kelalaian pemilik rumah, misalnya ada anak mereka yang main lilin kemudian terbakar.
Baca Juga
“ Dari kasus kebakaran yang ada, sejauh ini kami tangani dengan baik. Sehingga mengurangi kerugian material maupun nyawa," ungkap Yulinus.
Yulianus Sasarani mengatakan, secara rutin kepada bawahannya dirinya selalu memberikan motivasi dan semangat kerja kepada mereka. Pasalnya, pekerjaan sebagai petugas pemadam kebakaran merupakan salah satu pekerjaan yang mulia.
"Saya selalu bilang, ini pekerjaan mulia karena kita menyelamatkan harta dan nyawa orang. Peralatan yang kita gunakan dari hasil pajak dan kita kembalikan dalam bentuk pelayanan yang maksimal," tutur Yulinus.
Lanjut ia, dalam beberapa kasus yang ditangani, ada pegawainya yang juga menjadi korban. Misalnya saat kebakaran di Gorong-gorong, dimana petugas yang hendak masuk memadamkan api, dilemparin batu dan benda tajam. Ada juga yang terluka dan jadi korban saat dilapangan, ditambah masalah debu dan kotoran saat penyiraman.
“ Pekerjaan ini sangat beresiko, tapi kami selalu berusaha maksimal di lapangan," kata Yulius.
Masalah respon time, kata dia, pihaknya selalu berupaya mengingatkan bawahannya, agar selalu berada di dekat saluran telepon. Pasalnya banyak laporan kebakaran biasanya disampaikan lewat nomor kantor. Karena kalau lima menit saja mereka tidak dengar panggilan masuk, maka bisa saja ada rumah yang tidak bisa diselamatkan.
“ Dikantor dan pegawai juga punya radio. Jadi ada apa-apa mereka cepat respon ke TKP, walau sudah habis jam dinas atau jam tugas. Saya selalu cek mereka. Kami selalu taruh dua driver dan tenaga pembantu di tiap pos. Air tangki mobil juga harus stanby full. Jadi ada apa-apa, semua sudah siap ke TKP," jelas Yulius. (Ervi Ruban)