-->

PT. Freeport Indonesia Rayakan Hari Air Sedunia

SAPA (TIMIKA) – PT Freeport Indonesia melalui Departement Enviromental menggelar Hari Air Sedunia 2016. Tema dalam peringatan tahun ini adalah water by people water for people, dan sub tema water and jobs.

Kegiatan peringatan Hari Air ini difokuskan di area Kuala Kencana, Selasa (22/3) dengan sasaran karyawan yang bertugas di Kuala Kencana dan LIP. Dimana kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 50 peserta dari berbagai divisi dan departemen di areal Kuala Kencana dan LIP.

Departemen Enviromental dalam peringatan Hari Air Sedunia 2016 menggandeng Public Health Malaria Control (PHMC) dan Facilities Management PTFI. Kedua Departemen ini diajak dalam kegiatan peringatan Hari Air Sedunia 2016, untuk memberikan penjelasan dan pemahaman kepada peserta tentang kandungan air yang diolah oleh perusahaan, hingga layak konsumsi. Dan penjelasan terkait dengan kandungan dan proses pengelolaan air perusahaan dilakukan di Gedung Cinema, Kuala Kencana.

Selanjutnya, setelah mendapatkan penjelasan awal tentang kandungan dan pengelolaan air, para peserta diajak mengunjungi tempat pengelolaan air atau biasa disebut Water Treatment Plant (WTP) Kuala Kencana. Dan tempat pengelolaan limbah air rumah tangga sebelum dibuang ke sungai, yakni ke Sewage Treatment Plant (STP) Iwaka.

Di WTP Kuala Kencana, peserta mendapatkan penjelasan alur dari pengelolaan air hingga bisa layak untuk diminum. Mulai dari pengambilan air dari sumur bor yang selanjutnya menuju sistim klorinisasi. Di tempat ini air yang diambil dari dalam tanah diberikan kandungan klorin. Dimana kadar klorin untuk air di perusahaan PTFI memiliki kandungan 0,2 – 1. Setelah dilakukan klorinisasi air ditampung di tangki, dimana kapasitas tangki yang diwiliki WTP Kuala Kencana 1800 kiloliter (KL). Dari tangki tersebut, air disalurkan ke rumah-rumah dengan bantuan distribusi pump (pompa distribusi,red).

Manager Enviromental PTFI, Gesang Setyadi mengatakan, air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia. Di PTFI air juga memberikan dampak yang cukup besar dalam pelaksanaan produksi pertambangan. Karena kalau tidak ada kesediaan air yang cukup, maka proses dan hasil produksi pun berkurang. Seperti yang terjadi, pada tahun lalu saat Elnino yang menyebabkan kekeringan. Dampak yang terjadi terhadap hasil produksi sangat signifikan, yakni 60-70 persen. Dan ini tidak mencapai target yang diinginkan.

“ Dari kondisi tersebut, maka air ini sangat penting untuk PTFI dalam menjalankan produksinya,”kata Gesang di Gedung Cinema Kuala Kencana.

Lanjutnya, dari kondisi tersebut, PTFI berinvestasi dengan membangun fasilitas pengolahan air yang layak untuk dikonsumsi atau diminum. Dan secara rutin kelayakan terhadap air yang di perusahaan dilakukan uji atau diperiksa oleh PHMC.

“ Perusahaan bukan hanya sekedar berinvestasi, tapi menjamin air yang diolah itu layak untuk dikonsumsi,”kata Gesang.

Ia menambahkan, karenanya  pihaknya mengajak kepada seluruh karyawan untuk bijak dalam penggunaan air. Jangan sampai air yang sudah diproses dengan biaya yang mahal, digunakan secara tidak bijaksana, seperti mencuci kendaraan dan yang lainnya.

“ Standar penggunaan air untuk setiap orang, secara internasional 250 liter per hari dan per orang. Namun pada kenyataannya, seperti di Kuala Kencana melebihi standar dari yang ditentukan. Kedepan kita berharap tidak terjadi lagi,”tuturnya.

Gesang mengatakan, di Hari Air Sedunia 2016 ini, pihaknya berharap agar yang hadir dalam kegiatan ini bisa mensosialisasikan kepada yang lainnya, bahwa air diperusahaan layak untuk dikonsumsi. Dan yang terpenting adalah, mengurangi untuk pembelian air minum dalam kemasan (AMDK). Karena dengan melakukan pengurangan, secara otomatis kita juga akan mengurangi sampah plastik.

“ Karena air diperusahaan ini layak untuk dikonsumsi, maka kami berharap AMDK juga berkurang. Dari segi ekonomis akan membawa dampak, dan dari segi kesehatan mengurangi populasi sampah plastic,”ungkap Gesang.

Staff Facilities Management PTFI, Frans Meokbun mengatakan, air diperusahaan ini layak untuk dikonsumsi, karena sudah melalui proses pengolahan yang terjamin dan penuh pengawasan. Dimana air yang diambil dari sumbernya, baik itu dari sungai, dalam tanah atau yang lainnya, dikelola cukup rapi. Seperti di area lowland, mulai Porsite sampai Kuala Kencana air dari sumbernya diolah melalui beberapa tahap, yakni air yang diambil dai sumur bor menuju bagian klorinisasi. Di bagian klorinisasi ini, pihaknya melakukannya setiap hari. Makanya petugas selalu melakukan pengecekan terhadap air yang diolah.
“ Kalau klorinisasi ini tidak dicek setiap harinya, maka akan menimbulkan bakteri yang merugikan tubuh,”katanya.

Lanjutnya, seperti hari ini kita melakukan pengecekan di WTP, maka harus dilakukan pengecekan di titik terjauh. Ini bertujuan, apakah kandungan air dititik tersebut ada klorin atau tidak. Kalau belum mengandung klorin, maka dilakukan ulang atau menaikkan kandungan klorin lagi.

“ Monitoring terhadap air ini dilakukan secara berkala, baik itu setiap tiga bulan (pengecekan analisis kimia), satu bulan (pengecekan di laboratorium), dan setiap hari untuk pemeriksaan kandungan klorin,”jelasnya.

Ia menambahkan, untuk di Kuala Kencana proses pengolahan air berada di WTP. Namun untuk daerah lainnya, seperti Porsite, Timika Indah, Base Camp, MP 38, MP 39. Dan semuanya menggunakan proses pengolahan yang sama. Karenanya, perusahaan berharap ada rasa tanggungjawab terhadap penggunaan air ini. Kenapa demikian, pengolahan air ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“ Seperti di Kuala Kencana ini penggunaan air per hari dan per orang bisa mencapai 1000 liter. Padahal standarnya untuk penggunaan air setiap harinya adalah 250 liter. Sehingga ada kelebihan sesuai dengan standarnya. Ini yang harus menjadi perhatian oleh semua orang,”terangnya.

Sementara Koordinator Kegiatan Peringatan Hari Air Sedunia, Meitty  Poei mengatakan, dalam kegiatan ini pihaknya memfokuskan atau sasarannya adalah karyawan. Ini dikarenakan, karyawan rasa kepercayaannya terhadap kualitas air ini masih kurang. Padahal air yang diolah ini sudah layak untuk dikonsumsi.

“ Kami sengaja, sasaran dari peserta peringatan Hari Air adalah karyawan. Sehingga ikut kegiatan ini, bisa mensosialisasikan ke karyawan yang lainnya, bahwa air ini layak dikonsumsi,”ungkapnya. (Muji)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel