-->

Kemiskinan di Papua Dipicu Peningkatan Inflasi

SAPA (JAYAPURA) - Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Papua menyatakan, peningkatan angka kemiskinan terjadi secara nasional.

Hal ini terjadi karena adanya peningkatan inflasi, rupiah yang tidak stabil, harga barang naik dan daya beli menurun, sehingga Papua terkena imbasnya. Namun dari sisi Otonomi Khusus (Otsus), kesejahteraan Papua justru membaik selama 15 tahun.

"Jadi misalnya 1999 kemiskinan di Papua 54 persen, tapi sekarang turun 27,5 persen dan naik 28,40, persen karena dipengaruhi situasi nasional," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Papua, Muhammad Musa'ad, di Jayapura, Kamis (7/1).

Menanggapi itu, Musa'ad berharap per September-Maret 2016 akan ada penurunan angka kemiskinan karena ekonomi sudah stabil, dan Pilkada juga akan memberikan sokongan karena uang akan beredar banyak di masyarakat, begitu juga dengan adanya kucuran dana desa dan prospek.

“ Keadaan ekonomi saat ini sudah stabil dan peredaran uang dikalangan masyarakat juga banyak, sehingga pihaknya berharap bisa ada penurunan,”katanya.

Selain itu, ujar Musa'ad, upaya pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan di Papua dengan kembali fokus pada pengembangan ekonomi rill, dalam artian mendukung apa yang sudah dilakukan masyarakat selama ini, yakni  pertanian dalam arti luas.

“Disamping itu, kami juga akan menyiapkan alokasi anggaran untuk SKPD di tingkat provinsi, dan juga mengambil bagian untuk mendorong masyarakat di kabupaten/kota supaya ada percepatan ketahanan ekonomi,”terangnya

Disisi lain Bappeda akan memperkuat ekonomi sesuai dengan lima wilayah adat, karena pihaknya tidak mau kemiskinan di Papua dipengaruhi hal-hal dari luar. (maria fabiola)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel