Kemenangan tim Indonesia yang diwakili dari TNI AD dalam kejuaraan menembak pada Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015 menimbulkan ketidakpuasan dari Australia dan Amerika.
Mereka meminta senjata SS-2 V-4 Heavy Barrel dan pistol G-2 (Elite & Combat) untuk dibongkar. Mereka curiga senjata buatan dalam negeri itu dimodifikasi. Namun permintaan itu ditolak oleh kontingen TNI AD.
"Urusan apa dibongkar. Kalau urusannya cuma menang 2-3 boleh curiga. Ini menang sampai 50. Telak," ujar Kepala Kantor Kepresidenan Luhut Panjaitan saat ditemui di Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Kamis (4/6).
Tim Indonesia menggunakan empat jenis senjata yaitu, senapan SS-2 V-4 Heavy Barrel dan pistol G-2 (Elite & Combat) buatan PT Pindad, senapan SO-Minimi buatan Belgia, senapan GPMG (General Purpose Machine Gun) buatan Belgia dan senjata sniper AW buatan Inggris. Ia mengaku keberhasilan Indonesia ini menjadi sebuah kebanggaan. Apalagi di tengah kisruh persepakbolaan yang bukannya memberikan prestasi.
"Ini jadi kebanggaan. Dari pada kamu denger sepak bola yang berantem terus inikan indah," katanya.
Luhut menuturkan, menurut Dirut Pindad Silmy Karim saat berbincang dengan dirinya, kemenangan mereka memang ada rahasianya.
"Ternyata memang ada rahasianya yaitu antara penembak dan senjatanya itu. Mereka itu membuat satu satuan yang betul-betul runtun. Tidak ada sama sekali unsur kecurangan. Justru itu adalah taktik yang dilakukan dengan baik," tuturnya.
Ada 16 negara yang ditaklukkan kontingen TNI AD secara telak dalam kompetisi menembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015, Kontingen Indonesia menggondo 60 persen mendali emas dengan total 30 medali emas, 16 perak dan 10 perunggu. Jumlah itu cukup jauh dibanding tim negara lain yang menjadi kompetitor.
Australia berada di urutan kedua dengan empat medali emas dan sembilan perak. Di urutan tiga tim Marinir dari AS mengantongi jumlah emas yang sama dengan Australia, namun hanya mengoleksi satu perak.
Tim dari Australian and New Zealand Army Corps (Anzac) menempati posisi empat. Kemudian disusul Inggris, Brunei Darrusalam, Jepang, Filipina, Selandia Baru dan Singapura yang sama-sama mengantongi satu emas.
Tim kedua dari AS yakni dari angkatan darat hanya mampu menyumbang satu perunggu dan menempati urutan 13. Tim dari Perancis, bersama dengan Timor Leste, Tonga serta Papua Nugini pulang dengan nol medali. Ini merupakan kemenangan kontingen Indonesia yang kedelapan secara beruntun di turnamen ini.
Kontingen TNI AD menyabet gelar juara dalam kompetisi menembak internasional di Australia. Regu itu bukan regu sembarangan, melainkan berisikan prajurit-prajurit pilihan.
"Kami sudah melakukan seleksi sejak tiga bulan sebelum digelarnya lomba," ujar Ketua Kontingen Tim Indonesia, Mayor Syafruddin.
Seleksi itu diikuti oleh prajurit-prajurit TNI AD dari semua kesatuan. Tak berhenti di situ, para prajurit terpilih lalu diharuskan mengikuti latihan yang cukup berat.
"Latihannya berat. Karena dalam latihan itu kami menggunakan patokan angka yang diraih pada tahun lalu. Jadi misalkan di tahun lalu pada match 1 kami mendapatkan nilai 50,6, maka target kita di dalam latihan harus selalu di atas itu," ujar Syafruddin.
Tak hanya itu saja, menu latihan juga disesuaikan dengan kondisi serta persyaratan dari panitia. Hal ini dilakukan agar, penembak TNI AD langsung terbiasa dengan medan perlombaan.
"Supaya penembak merasa percaya diri," kata Syafruddin.
Home »
Indonesia
,
Olahraga
» Tim Menembak TNI AD Juara Umum di Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015
0 komentar:
Posting Komentar