Pendeta Isak Onawame Minta OAP dan TNI-Polri Menahan Diri
pada tanggal
Friday, July 15, 2016
![]() |
Pendeta Isak Onawame |
SAPA (TIMIKA) - Tokoh pejuang Papua, Pendeta Isak Onawame meminta kepada Orang Asli Papua (OAP) dan TNI – Polri untuk tetap tenang dan menahan diri, terkait dengan situasi politik yang terjadi di Papua saat ini. Dimana rakyat Papua melalui The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menanti untuk menjadi anggota Melanesian Spearhead Group (MSG).
Pendeta Isak Onawame kepada Salam Papua di kediamannya, Jumat (15/7) mengatakan, baru sekarang ini dirinya mau bicara lagi di media massa. Ini karena perkembangan dan situasi di Papua sudah membumbung tinggi dan hangat, terkait dengan ULMWP.
Selaku tokoh agama dan tokoh pejuang dari Sorong sampai Merauke menghimbau kepada masyarakat asli Papua, mulai kecil sampai besar, pejabat yang ada di Papua, dan TPN-OPM untuk tenang. Tidak diboleh terpengaruh atau terpancing dengan keadaaan apapun. Serta jangan pernah dengan sengaja memancing suasana yang ada. Karena perjuangan untuk merebut suatu kemerdekaan, bukan hanya baku hantam (berperang,red) sampai selesai. Tetapi perjuangan ini sudah melalui jalur hukum, seperti yang saat ini sedang ditempuh.
“Perjuangan masyarakat Papua ini akan tetap berjalan, sehingga kepada semua OAP untuk tetap tenang dan menahan diri,”kata Pendeta Isak.
Ia menjelaskan, perjuangan masyarakat Papua untuk merdeka sudah 40 tahun, mulai 1977 -2016. Dari waktu tersebut, kurang lebih 300 jiwa OAP yang ditembak mati. Begitu juga dari pihak TNI-Polri dan masyarakat, juga mengalami korban yang banyak.
“Saya merasa 40 tahun itu sudah cukup untuk melakukan tindakan-tindakan kriminal. Sekarang ini masanya sudah lain, yakni dengan menempuh jalur hukum dan politik,” ujarnya.
Ia menambahkan, kenapa masa 40 tahun itu sudah lewat, karena Papua melalui ULMWP akan menjadi anggota MSG. Dan secara perlahan tetapi pasti, akan masuk di dalam PBB. Dengan demikian, masalah Papua bukan hanya menjadi masalah lokal saja, tetapi akan menjadi urusan dunia internasional. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan untuk tenang dan tetap menjalankan aktivitas masing-masing seperti biasa.
“Saya minta kepada para pejuang-pejuang Papua, baik yang di dalam kota ataupun di hutan. Mulai dari pelajar, mahasiswa, dan yang lainnya untuk tetap tenang. Karena perjuangan ini sudah nampak jelas,”tuturnya.
Selain OAP, kata Pendeta Isak, dirinya juga meminta kepada intelejen negara, baik TNI – Polri untuk tidak memancing atau memperkeruh suasan dan emosi. Karena mau tidak mau dan cepat atau lambat, perpisahan antara Papua dan Indonesia ini akan terjadi. Sehingga mari kita berbicara dan berpikir secara dewasa dan terdidik. Dan harus disertai dengan mental yang kuat. Karena, kalau tidak, tindakan yang diambil akan membawa korban, baik itu OAP atau masyarakat lainnya, termasuk anggota TNI-Polri.
“TNI-Polri diminta untuk tenang dan aman, tidak lagi seperti lalu-lalu. Sudah cukup ribuan orang yang mati sia-sia,”kata Pendeta Onawame.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada Presiden Jokowi untuk memperhatikan masalah minuman keras (miras) yang beredar di Papua. Karena miras yang ada ini merupakan kepentingan satu orang, namun membawa korban jutaan jiwa melayang.
“ Mari semua memahami, terhadap kondisi yang ada. Karena, apapun yang terjadi pasti terjadi. Sehingga semua pihak diharapkan tetap tenang. Dan ini sudah nyata, bahwa perjuangan Papua sudah mulai nampak, sehingga mari semua bersabar diri,”ungkapnya.(Red)