-->

Curah Hujan di Timika Tidak Menentu

SAPA (TIMIKA)- Petugas Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Mimika menerangkan kondisi cuaca di Timika saat ini ekstrim. Cuaca ekstrim ini, yakni panas dan hujan bisa terjadi kapan saja, pagi, siang ,sore maupun malam.

“Kadang pagi panas, siang hujan, kadang sore mendung,”kata Stevans Yawan saat  di temui Salam Papua di ruang kerjanya, Senin (11/7).

Menurutnya, dari pagi hingga sore hari cuacanya mendung dan malam hari terjadi hujan. Namun dengan kondisi cuaca yang seperti ini, tidak mempengaruhi penerbangan yang ada di Bandara Mozes Kilangin. Ini karena, pada saat sore hari bandara sudah tutup. Termasuk juga dilautan, walaupun gelombangnya terlalu besar.

“ Walaupun di bandara dan laut tidak berpengaruh, namun kami berharap masyarakat untuk tidak terlalu melakukan perjalanan,”katanya.

Ia menjelaskan, cuaca yang tidak menentu dikarenakan naiknya suhu bumi. Jika suhunya lebih tinggi maka air laut lebih cepat berevaporasi menjadi awan, yang menyebabkan badai dan hujan. Cuaca sendiri adalah proses alami untuk mendistribusi panas supaya merata di muka bumi. Dan pemerataan suhu bumi sendiri, ada hubungannya dengan distributsi air melalui awan dan hujan. Dimana tingginya perbedaan suhu dari bagian bumi tertentu lebih cepat dari pergerakan angin, awan, hujan dan badai.

“Cuaca yang tidak menentu sekarang di sebabkan ketinggian suhu yang meningkat terus dan mempercepat reaksi bumi. Namun cuaca saat ini aman dan tidak ada kendala di penerbangan dan laut,”ungkapnya.

Sebelumnya BMKG Pusat memprakirakan bahwa perubahan cuaca ini terjadi akibat adanya siklon Nepartak akan berada di Samudera Pasifik, Utara pulau Papua akan bergerak ke Barat-Barat Laut dengan kecepatan 30 km/jam (17 knot) dan tekanan terendah 950 mb serta berkekuatan 155 km/jam (85 knot).

Akibat siklon tropis tersebut berdampak terhadap cuaca di Indonesia hujan dengan intensitas ringan-sedang berpeluang terjadi di wilayah Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat.

Juga terjadi gelombang dengan ketinggian 1.25 meter hingga 2.50 meter di Laut Maluku, Perairan Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Perairan Utara Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik Utara Halmahera dan Papua.

Serta di Perairan Kepulauan Raja Ampat-Sorong, Laut Buru-Laut Seram bagian Barat, Laut Seram bagian Timur, Perairan Fak-Fak, Perairan Kaimana-Amamapare-Agats, Perairan Selatan Pulau Buru- Pulau Seram, Laut Banda, Perairan Kepulauan Sermata - Kepulauan Leti.

Begitu juga di Perairan Kepulauan Babar - Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kai - Kepulauan Aru, Laut Arafuru, Perairan Yos Sudarso - Merauke. Sedangkan gelombang dengan ketinggian 2.50 meter hingga 4.0 meter terjadi di Samudera Pasifik Timur Filipina. (CR3/ant)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel