-->

Sekolah Gratis Tidak Menjamin Kualitas Pada Siswa

SAPA (TIMIKA) – Salah satu pemerhati pendidikan di Kabupaten Mimika, Drs Ignatius Adii, BA, mengatakan, menimba ilmu pada sekolah-sekolah gratis baik yang ada di Kabupaten Mimika maupun diseluruh tanah Papua, tidak menjamin kualitas dan mutu siswa yang dihasilkan. Oleh sebab itu kata dia, pendidikan bukan sarana permainan bagi pihak sekolah dalam mengajar siswa.

“Sekolah gratis selama ini, dimanapun, belum pernah menjaga kualitas dan mutu. Selain itu antara orang tua, guru dan siswa, tidak saling mengontrol kualitas,” kata Ignatius saat ditemui Salam Papua, Sabtu (9/7), di Bobaigo, kompleks keuskupan, jalan Cenderawasih, Timika.

Untuk itu ia mengharapkan baik dari dinas pendidikan, pihak sekolah dan orang tua siswa, dapat menyusun rencana yang tepat. Sehingga dengan adanya sekolah gratis dapat mengangkat kebutuhan secara tepat dengan menekankan kepada guru melakukan pengejaran yang tepat kepada siswa untuk meningkatkan kualitas dari siswa yang diajar.

“Tekankan kepada guru-guru supaya mengajar yang tepat, dan siswa pun belajar dengan tepat,” harapnya.

Menurut dia, yang dikatakan sekolah luar biasa adalah hal yang dari segi biaya pendidikannya terbilang sedikit dan tidak terlalu muluk-muluk, namun dari segi kualitas siswa yag dihasilkan, harus memperoleh kemampuan serta nilai yang tinggi. Sehingga dengan begitu, tahan kelas perlu dibudayakan, dan membiasakan hal ini bukanlah sesuatu yang aneh, melainkan hal yang biasa demi terciptanya siswa yang berkualitas.

“Di Mimika itu kebanyakan semua siswa naik kelas, namun setelah lulus sekolah akhirnya terbukti kalau teranyata ada siswa yang tidak tahu baca dan tulis, tetapi tetap lulus. Nah seperti itu yang mengakibatkan banyak anak tidak mampu melanjutkan pendidikan, tidak bekerja, sehingga terlihat banyak pengangguran di daerah ini,” terangnya.

Selama ini kata Igantius, jumlah siswa yang lulus di Mimika sangat banyak, namun dari segi kualitas, tidak dimiliki oleh siswa tersebut. Wajar saja jika di Mimika terdapat sejumlah sekolah yang biayanya mahal, namun hasil mengajar guru pada sekolah tersebut tidak diragukan lagi, dalam hal ini kualitas pendidikan di sekolah tersebut dan dengan cara pengajaran gurunya cukup baik dalam menghasilkan siswa yang berkualitas.

“Ada tiga lingkungan siswa belajar, yaitu lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga.  Tetapi selama ini siswa hanya belajar di sekolah saja, kalau guru-guru malas maka anak-anak bemain saja, akhirnya lulus pun main-main saja. Harus diketahui bahwa pendidikan bukanlah sarana permainan,” tutur Ignatius Adii. (Ervi Ruban)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel