-->

Puskesmas Kwamki Lama Tetap Beraktivitas Saat Perang Suku

SAPA (TIMIKA) – Kepala Puskesmas (Kepus) Kwamki Lama, Emmy Kogoya,A.Mk sangat bantah pernyataan Ketua DPRD Mimika, Elminus Mom dan Tokoh Masyarakat (Tomas) Yohanis Magai terkait aktifitas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kwamki Lama vakum, hal itu sangat tidak benar.

“Sebenarnya yang dikatakan di Puskesmas Kwamki Lama tidak ada pelayanan itu tidak betul. Saya mau tanyakan apa selama ini, Ketua DPR dan tokoh masyarakat yang mengekspos terkait pelayanan di puskesmas Kwamki Lama ke puskesmas dan mengecek atau tidak, jangan hanya mendengar dari masyarakat. Kalau memang sudah dengar seperti itu maka diharapkan, agar harus ke sana dan mencari tau apa penyebabnya,”kata Emmy Kogoya kepada wartawan di Jalan Belibis, Selasa (15/6).

Menurutnya, setelah roling kepala puskesmas beberapa bulan lalu, pelayanan di Puskesmas Kwamki Lama lancar saja. Bahkan selama konflik, ada pelayanan. Ia menyatakan pemerintah dan legislatif harus menyadari peran puskesmas yang tetap melayani kesehatan masyarakat sekitar meski konflik di Kwamki Lama terjadi.

“Selama konflik, petugas kesehatan di Puskesmas Kwamki Lama dibagi menjadi dua kelompok, jadi satu kelompok di kubu atas satu kelompaok di kubu bawa, jadi sekaligus satu kelompok satu kendaraan roda empat. Sehingga dikubu atas kalau ada korban dibawa ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) sementara kubu bawah, petugas kami membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),”tutur Emmy.

Lanjut ia, oleh sebab itu  pelayanan di Puskesmas Kwamki Lama sana tetap lancar, walaupun ada konflik. Sehingga yang bilang puskesmas vakum itu tidak benar. 

“Saya mau tanyakan, kedua bapak yang beraninya mengekspos pelayanan puskesmas Kwamki Lama vakum dari mana, apakah mereka pernah ke puskesmas atau dari mana mereka tau sejelasnya pelayanan di sana,”ujar Emmy.

Dirinya mengakui, selama roling jabatan ia bertugas sesuai peraturan selama dua bulan berjalan, namun dua kali warga mengancamnya dengan alat tajam. Dan ia tidak tau permasalahan dimana yang membuat sampai ada ancam dan lain sebagainya itu. Hal tersebut sudah dilaporkan ke Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) lama Erens Meokbun, tetapi sampai sekarang sudah pergantian kepala dinas tetap saja belum ada langka apapun yang dibuat dinas.

“Setelah roling dan saya menjabat kepala puskesmas, baru masuk kerja, warga sudah demo dan pertanyakan kenapa kepala puskesmas diganti. Setelah beberapa hari kemudian sejumlah mengancam dengan membawa alat tajam. Karena itu sehingga saya tidak ke tempat tugas, tetapi saya tetap koordinasi dan komunikasi dengan pegawai saya di sana. Dan pelayanan tetap berjalan, tidak sesuai dengan pernyataan kedua bapak tersebut,”kata Emmy.

Menurutnya, mereka berdua sebagai tokoh masyarakat, harus amankan konflik yang terjadi di Kwamki Lama, bukan menjatuhkan orang lain seperti itu. Kalau di Kwamki Lama aman, nyaman maka semua pelayanan kepada warga tetap merasa aman.

“Harus diketahui, pelayanan di sana bukan hanya siang hari, tetapi juga malam harinya. Kami punya salah satu tenaga yang siap untuk melayani masyarakat pada malam harinya, seperti ibu hamil mau melahirkan, pasien yang sudah tidak mampu dan ingin dibawa ke rumah sakit. Petugas kesehatan yang dimaksud yaitu, Bapak Elisa,”tutur Emmy.

Jelasnya, pasien yang butuh pertolongan diantar ke rumah sakit, petugas tersebut tinggal komunikasi dengan kepala puskesmas dan langsung diarahkan kendaraan untuk angkut pasien tersebut dibawa ke rumah sakit. (Ervi Ruban)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel