Pedagang Ngeluh Pasar Wamanggu Sepi Pembeli
pada tanggal
Thursday, June 2, 2016
SAPA (MERAUKE) – Pedagang pasar Wamanggu Merauke kembali mengeluhkan rendahnya animo membeli masyarakat di pasar tersebut. Dalam tatap muka bersama Bupati Merauke, Frederikus Gebze, Selasa (31/5) kemarin sore, pedagang mengungkapkan pasar Wamanggu sepi pembeli.
“Cukup banyak kios dan los yang belum ditempati, sehingga membuat kondisi pasar ini sepi atau lesu,” kata Ketua asosiasi Himpunan Pedagang Pasar Merauke (Hippam), Ali Syahbana, Rabu (1/6).
Ia berharap pemerintah setempat meninjau kembali penempatan pedagang di pasar tersebut, terutama masih banyak kios dan los yang belum dimanfaatkan sejak pasar itu diresmikan sejak 2013 lalu.
“Perlu ketegasan pemerintah agar pasar ini dimanfaatkan dengan baik oleh teman-teman pedagang,” pungkasnya.
Salah satu pedagang, Ahmad mengaku cukup banyak pedagang pasar yang tak kebagian tempat. Padahal pihaknya setiap hari membayar retribusi di pasar itu.
“Kami diminta SK penempatan, padahal sebelum passar ini dibangun kami jualan di sini juga. Tiap hari tarik retribusi, tapi kok diminta SK,” celetuknya.
Bupati Merauke, Frederikus Gebze menyebut ada 487 kios di pasar itu, namun yang baru dimanfaatkan hanya 268 kios. Ia menegaskan pemerintah bakal menata kembali pasar itu, terutama mengaktifkan kios dan los yang tutup.
“Harus kita akui sebelumnya pembagian tempat dalam pasar ini tidak transparan. Tidak sesuai dengan data asosiasi pasar. Sistemnya tak tertata baik. Jadi ke depan kita perbaiki ini,” tegas Fredi.
Ia menegaskan pemerintah akan memberi limit waktu untuk pedagang yang belum menempati kios dan los di pasar itu. Jika hingga batas waktu yang ditetapkan pedagang belum juga menempatinya, maka akan ditata kembali secara total.
“Kami berikan waktu 1 minggu agar pemilik kios an los yang belum manfaatkan tempatnya agar memanfaatkan. Jika tidak, kita akan rombak kembali,” tegasnya lagi.
Perlu diketahui, Pemerintah Kabupaten Merauke mengalokasikan dana kurang lebih Rp135 miliar dari APBD sejak 2003 sampai 2013 guna pembangunan Pasar Wamanggu. Bangunan pasar ini sesuai perencanaan semi mall dengan menggabungkan konsep pasar tradisional dan modern.
Pasar seluas 21.167 meter persegi ini terletak di jalan TMP Polder Paulus Nafi dan GOR. Ada 497 kios dan 650 los di pasar ini. (emanuel)
“Cukup banyak kios dan los yang belum ditempati, sehingga membuat kondisi pasar ini sepi atau lesu,” kata Ketua asosiasi Himpunan Pedagang Pasar Merauke (Hippam), Ali Syahbana, Rabu (1/6).
Ia berharap pemerintah setempat meninjau kembali penempatan pedagang di pasar tersebut, terutama masih banyak kios dan los yang belum dimanfaatkan sejak pasar itu diresmikan sejak 2013 lalu.
“Perlu ketegasan pemerintah agar pasar ini dimanfaatkan dengan baik oleh teman-teman pedagang,” pungkasnya.
Salah satu pedagang, Ahmad mengaku cukup banyak pedagang pasar yang tak kebagian tempat. Padahal pihaknya setiap hari membayar retribusi di pasar itu.
“Kami diminta SK penempatan, padahal sebelum passar ini dibangun kami jualan di sini juga. Tiap hari tarik retribusi, tapi kok diminta SK,” celetuknya.
Bupati Merauke, Frederikus Gebze menyebut ada 487 kios di pasar itu, namun yang baru dimanfaatkan hanya 268 kios. Ia menegaskan pemerintah bakal menata kembali pasar itu, terutama mengaktifkan kios dan los yang tutup.
“Harus kita akui sebelumnya pembagian tempat dalam pasar ini tidak transparan. Tidak sesuai dengan data asosiasi pasar. Sistemnya tak tertata baik. Jadi ke depan kita perbaiki ini,” tegas Fredi.
Ia menegaskan pemerintah akan memberi limit waktu untuk pedagang yang belum menempati kios dan los di pasar itu. Jika hingga batas waktu yang ditetapkan pedagang belum juga menempatinya, maka akan ditata kembali secara total.
“Kami berikan waktu 1 minggu agar pemilik kios an los yang belum manfaatkan tempatnya agar memanfaatkan. Jika tidak, kita akan rombak kembali,” tegasnya lagi.
Perlu diketahui, Pemerintah Kabupaten Merauke mengalokasikan dana kurang lebih Rp135 miliar dari APBD sejak 2003 sampai 2013 guna pembangunan Pasar Wamanggu. Bangunan pasar ini sesuai perencanaan semi mall dengan menggabungkan konsep pasar tradisional dan modern.
Pasar seluas 21.167 meter persegi ini terletak di jalan TMP Polder Paulus Nafi dan GOR. Ada 497 kios dan 650 los di pasar ini. (emanuel)