Warga Timika Dihantui Berbagai Isu Tak Benar
pada tanggal
Sunday, May 29, 2016
Suasana Kota Timika Pasca Bentrok |
SAPA (TIMIKA) - Warga
Timika dihantui dengan adanya isu-isu yang meresahkan. Setiap kali peristiwa
yang terjadi, isu dengan cepat menyebar, bahkan motif dari peristiwa yang
disebarkan melalui isu tersebut sangat berlebihan dan tidak sesuai dengan fakta
sebenarnya.
Seperti pada peristiwa penganiayaan yang terjadi disekitar
perempatan SP 1- SP 4, Minggu (29/5), sekitar pukul 19.15 WIT.
Data yang dihimpun Salam Papua menyebutkan, kasus
penganiayaan ini terjadi disaat korban sedang berada di salah satu warung makan
di sekitar Bank Papua, SP 4.
Ketika itu, sekelompok warga yang diketahui hendak membeli
makan di warung tersebut tiba-tiba melemparkan gelas di atas meja hingga
pecah mengenai tubuh korban. Tak hanya
itu, pelaku juga menganiaya korban.
Setelah menganiaya korban, pelaku yang diketahui berjumlah
lima orang langsung meninggalkan warung tersebut dengan menggunakan kendaraan
roda empat jenis Toyota Avanza berwarna hitam.
Sementara korban langsung dilarikan ke RSUD Mimika guna
mendapatkan perawatan medis akibat luka pada leher bagian belakang terkena
pecahan kaca gelas.
Kepada Salam Papua, Kapolsek Mimika Baru,
Kompol I Gede Putra, SIK., SH
membenarkan kasus penganiayaan ini. Kata Kapolsek, pihaknya sudah mengamankan
pelaku yang diduga melakukan tindakan penganiayaan terhadap korban.
Atas peristiwa ini, isu yang diterima warga Timika
bermacam-macam, mulai dari pembacokan hingga pembakaran rumah, bahkan
penyerangan ke suatu pemukiman warga. Warga yang masih trauma dengan konflik
antar kelompok yang baru-baru ini terjadi dan sudah diselesaikan melalui
kesepakatan perdamaian, kembali menjadi resah.
Mengatasi hal ini, setiap adanya informasi di masyarakat berupa
isu, aparat dari kepolisian
langsung menuju lokasi yang dimaksud. Namun pada saat tiba
dilokasi yang dimaksud, tidak ditemukan adanya hal-hal seperti isu yang
disampaikan warga. Hal inilah yang menyebabkan warga Timika masih dihantui
dengan isu yang tidak benar adanya. (Saldi Hermanto)