-->

Penjual Noken Belum Mendapatkan Tempat Layak

Pembeli Saat Melihat Noken yang Di Jual oleh Ibu Ance Mote
SAPA (TIMIKA) – Sejak noken (tas rajutan asli Papua,red) masuk dalam daftar dan diakui oleh World Health Organitation (WHO), masyarakat Papua berlomba-lomba meningkatkan produksinya. Ini terbukti, khususnya di Kabupaten Mimika di beberapa ruas jalan banyak ditemukan mama-mama Papua menjual noken, yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian.

Namun sayangnya keberadaan mama-mama Papua yang berjualan noken, belum mendapatkan tempat yang layak. Dimana para pedagang noken ini masih berjualan dipinggir jalan.

Agustina Mote, salah satu pengrajin dan penjual noken yang setiap harinya di Jalan Budi Utomo mengungkapkan, dirinya dan rekan-rekannya yang lain (pedagang noken asli Papua: red), selalu menjual noken mereka dibawah terik matahari dan hujan. Ini dilakukan, demi meningkatkan ekonomi keluarga. Padahal dirinya dan yang lainnya, memiliki kesempatan sama dengan pedagang lain untuk memperoleh fasilitas yang layak.

“Kami Mama-Mama mengalami kesakitan dan haus akibat kena panasnya matahari dan hujan. Karena itu pendapatan hasil jualan noken, sering naik turun sekitar Rp 100-200 ribu (kalau nokennya dibeli),” kata Mama Agustina Mote ketika ditemui Salam Papua di depan Graha Emeneme Yauware Timika Indah, jumat (20/5). 

Kata dia, mama-mama Papua menjual noken ini, karena saat ini bukan jamannya mengharapkan penghasilan suami. Karena para istri juga bisa meningkatkan ekonomi keluarga, yang salah satunya dengan berjualan noken. 

“ Sekarang bukan jamannya menunggu hasil kerja suami. Tapi bagaimana peran istri seperti kami ikut mencari uang untuk kebutuhan hidup keluarga. Dan ini terbukti, hasil penjualan noken itu bisa mencukupi untuk biaya pendidikan, kesehatan, dan biaya makan - minum,” kata Agustina.

Sementara Mama Fransiska Douw disaat yang sama menambahkan, dirinya menjual noken untuk kepentingan pendidikan dan kesehatan anak-anak di masa kini dan masa depan. “Kami menjual noken di jalan-jalan sekitar Gedung Emeneme Yauware setiap hari”, kata Fransiska. 

Mama-Mama Papua berharap bahwa, pemerintah, lembaga kemanusiaan, LPMAK, dan Gereja-gereja yang ada di Timika supaya dapat melindungi dan memperhatikan Mama-Mama penjual noken asli Papua di kota Timika.

“Kami menjual noken tanpa diperhatikan oleh pihak mana pun, entah pemerintah Mimika, Lembaga Kamanusiaan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), dan Gereja-gereja yang ada di kota Timika. Bahkan kami Mama-Mama tidak dilindungi oleh pihak mana pun. Bahkan membiarkan begitu saja sampai hari ini”, ujar Fransiska. (Ervi Ruban)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel