Pendulang Bakar Pos Mile 72 Tembagapura
pada tanggal
Friday, May 13, 2016
SAPA(TIMIKA) - Sekelompok pendulang membakar Pos Keamanan di Mile 72 Tembagapura, Rabu (11/5) sekitar pukul 19.00 WIT. Aksi ini dipicu karena kurangnya penghasilan pendulang yang didapat dari hasil mendulang di kali kabur.
Kapolres Mimika AKBP H. Yustanto Mujiharso, S.IK., M.Si yang dihubungi Salam Papua via telepon, Kamis (12/5) menjelaskan bahwa, aksi ini terjadi karena desakan ekonomi yaitu pendapatan yang berkurang sehingga masyarakat ingin mencari ampas di pabrik.
“Selama 3 Minggu ini Freeport sedang perawatan tambang di pabriknya di bagian penggilingan. Otomatis ketika sedang perawatan, tidak terjadi aktivitas produksi sehingga membuat aliran limbah menjadi jernih tidak mengandung emas di kali kabur,” kata Yustanto
Kejadian ini berawal ketika para pendulang memasuki lokasi tambang di mile 73, Rabu (11/5), namun berhasil dihadang oleh aparat keamanan. Dari situ aparat mendorong massa untuk turun dan kembali ke rumah masing-masing. Namun ketika mereka sampai di mile 72,5 mereka membakar security pos 800 yang kosong dan memecahkan kaca bus dan mobil jenis LWB.
Atas kejadian ini beberapa pendulang telah diamankan oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan. Apakah kejadian ini merupakan imbas dari isu penghasutan.
“Yang lain masih diamankan, sedangkan ibu-ibu sudah kami pulangkan,kami masih harus memeriksa saksi-saksi,” kata Yustanto.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, telah diadakan pertemuan khusus untuk membahas mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk mengamankan situasi ini. Pertemuan ini dilaksanakan pada Kamis siang (12/5) di Lupa Lelah Club, Tembagapura dan dihadiri oleh Top Manager Freeport, Satgas Kepala Operasional Kombes Joko Priyadi, Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mujiharso S.IK.,M.Si dan beberapa perwakilan dari pihak TNI dan pemadam kebakaran.
“Kami sudah membahas semua kejadian ini dan akan memepersiapkan personil dalam mengamankan situasi ini,” jelas Yustanto. (CR2)
Kapolres Mimika AKBP H. Yustanto Mujiharso, S.IK., M.Si yang dihubungi Salam Papua via telepon, Kamis (12/5) menjelaskan bahwa, aksi ini terjadi karena desakan ekonomi yaitu pendapatan yang berkurang sehingga masyarakat ingin mencari ampas di pabrik.
“Selama 3 Minggu ini Freeport sedang perawatan tambang di pabriknya di bagian penggilingan. Otomatis ketika sedang perawatan, tidak terjadi aktivitas produksi sehingga membuat aliran limbah menjadi jernih tidak mengandung emas di kali kabur,” kata Yustanto
Kejadian ini berawal ketika para pendulang memasuki lokasi tambang di mile 73, Rabu (11/5), namun berhasil dihadang oleh aparat keamanan. Dari situ aparat mendorong massa untuk turun dan kembali ke rumah masing-masing. Namun ketika mereka sampai di mile 72,5 mereka membakar security pos 800 yang kosong dan memecahkan kaca bus dan mobil jenis LWB.
Atas kejadian ini beberapa pendulang telah diamankan oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan. Apakah kejadian ini merupakan imbas dari isu penghasutan.
“Yang lain masih diamankan, sedangkan ibu-ibu sudah kami pulangkan,kami masih harus memeriksa saksi-saksi,” kata Yustanto.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, telah diadakan pertemuan khusus untuk membahas mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk mengamankan situasi ini. Pertemuan ini dilaksanakan pada Kamis siang (12/5) di Lupa Lelah Club, Tembagapura dan dihadiri oleh Top Manager Freeport, Satgas Kepala Operasional Kombes Joko Priyadi, Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mujiharso S.IK.,M.Si dan beberapa perwakilan dari pihak TNI dan pemadam kebakaran.
“Kami sudah membahas semua kejadian ini dan akan memepersiapkan personil dalam mengamankan situasi ini,” jelas Yustanto. (CR2)