Alpin Jonggi Lumban Tobing
pada tanggal
Tuesday, April 5, 2016

RAMAH, santun, namun tetap tegas, begitu kesan pertama yang terasa ketika SKH Salam Papua menemui Komandan Satgas (Dansatgas) Paskhas Papua Mayor (Pas) Alpin Jonggi Lumban Tobing, di Lanud Timika, Jumat (1/4).
Pria kelahiran 1979 silam ini, baru tiga bulan menjabat sebagai Dansatgas Pasukan Khas (Paskhas) di Papua sejak bulan Januari 2016. Sejak lulus dari Akademi Angkatan Udara tahun 2002, pria yang kini sudah memiliki tiga anak ini pernah bertugas dalam misi perdamaian di Lebanon pada tahun 2009-2010. Selain itu, selama karirnya pria ini pernah bertugas di Batalyon 467 dan 471, serta sebagai Komandan Batalyon Dua Taruna di Akademi TNI.
Diawal tahun 2016 pria yang biasa di sapa Alpin ditunjuk sebagai Dansatgas Paskhas di Papua. Tugas yang dipercayakan kepada Alpin ini untuk mengamankan tujuh Bandara di Papua, termasuk Bandara Mozes Kilangin Timika.
Menjadi Dansatgas di Papua bukan perkara yang mudah. Apalagi dengan memiliki 60 prajurit yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Untuk itu, kata Alpin yang pertama di lakukan yaitu, mengenal sosok prajuritnya yang bertugas di setiap Bandara.
“Sebagai Dansatgas saya berpikir bahwa saya harus tahu seluruh jajaran saya yang ada di Papua ini. Bagaimana situasi mereka, bagaimana pelaksanaan mereka saat ini,” kata Alpin.
Kehadiran Alpin di Timika pada Jumat (1/4) lalu untuk mendengarkan langsung apa yang menjadi kekurangan dan kelemahan dari prajuritnya, sehingga nantinya akan dievaluasi.
“Saya datang ke sini (Timika-red) untuk mengetahui masalah, yaitu mencari apa kekurangan dan kelemahan dari prajurit kami, sehingga bisa menjadi evaluasi bagi kami untuk memperbaiki kinerja mereka, atau pelaksanaan tugasnya,” ujar Alpin.
Menurut Alpin, yang menjadi harapan dari pimpinan yaitu, bagaimana agar prajurit Paskhas dapat mengamankan Bandara, sehingga penumpang yang akan berangkat maupun yang baru datang bisa merasa aman, meski di Bandara Mozes Kilangan bukan hanya Paskhas yang mengamankan, namun ada juga dari aparat Kepolisian maupuan TNI AD dan AL.
“Sesuai harapan dari pimpinan kita, bagaimana mengamankan Bandara disini (Mozes Kilangan-red) secara baik, sehingga penumpang yang datang maupun berangkat bisa merasa aman, meski disini juga ini terdapat banyak unsur-unsur pengamanan baik dari kepolisian, ada dari rekan-rekan TNI yang lain,” tutur Alpin.
Untuk itu Alpin berharap, dalam mengamankan Bandara Mozes Kilangin semua usur pengamanan dapat bersinergi, sehingga dapat menjadikan Bandara yang aman dan nyaman. Selain itu, bisa menjadikan Bandara ini menjadi Bandara kelas satu di Negara ini. Sebab, Bandara ini salah satu gerbang perekonomian untuk menuju akses ke wilayah Papua lainnya. Sehingga diharapkan kepada masyarakat apabila ada satu persoalan sebaiknya tidak mengganggu akses ke Bandara karena akan berefek besar.
“Harapan saya sebagai Dansatgs semua unsur pengamanan ini bisa bersinergi, dan saling mendukung untuk mencapai harapan kita, yaitu Bandara yang aman dan nyaman buat operasional Bandara dan penumpang yang ada,” ucap Alpin.
Alpin menyebutkan, untuk mengamankan setiap Bandara yang ada di Papua di tempatkan sekitar 20 prajurit Paskhas, dan pengamanan yang dilakukan secara terbuka. “Dari setiap bandara kami menempatkan satu SST minus, yang jumlahnya 20 personil setiap bandara. pengamanan kami lakukan secara terbuka, karena kami operasi Pamrawan,” tutur Alpin.
Lanjut Alpin, keberada Paskhas tidak perlu ditakuti oleh masyarakat. Karena kehadiran mereka selain mengamankan Bandara, juga mengamankan masyarakat yang ada di Bandara.
“Harapan kami agar masyarakat bisa mengetahui keberadaan kami disini, dan mereka bisa merasakan rasa aman dan nyaman saat berada di bandara dan dengan adanya keberadaan kami,” kata Alpin.
Alpin juga tidak menampik, jika dukungan dari masyarakat dibutuhkan, sehingga setiap persoalaan yang ada bisa diantisipasi. “Dukungan dari masyarakat yang paling penting bagi kami, yaitu informasi dari masyarakat. Sehingga kita bisa mendapatkan informasi lebih awal sebelum adanya masalah, sehingga kita bisa melakukan tindakan prefentif,” ujar Alpin. (irsul)