-->

20 Tahun Berkarya, LPMAK Siap Berubah

SAPA (TIMIKA) – Tahun 2016 Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK) berusia 20 tahun. Bertambahnya usia membuat semua pihak bergandeng tangan untuk bagaimana kedepan lebih sinergis dari sisi program, dan pengelola keuangan. LPMAK dan Pemerintah Kabupaten Mimika harus terus bersama, karena program Pemerintah juga menrupakan program LPMAK dengan tujuan yang sama, yaitu melayani masyarakat yang ada disekitar.

HUT LPMAK ke-20 tahun 2016 dirayakan dengan mengadakan ibadah pengucapan syukur yang berlangsung di gedung Multi Purpose Community Center (MPCC) yang saat ini dikenal dengan Pusat Pendidikan Terpadu Alakina Kamorai (PPTAK), Senin (18/4). Ibadah syukur dipimpin oleh Uskup Keuskupan Timika, Mgr. John Philip Saklil,Pr.

Dalam kotbahnya Mgr. John Philip Sakil,Pr menyampaikan bahwa, kita harus bersyukur karena  lembaga ini telah melaksanakan pelayanan kepada masyarakat selama 20 tahun.

 “Dalam ibadah ini saya ajak untuk berdoa apa yang bisa kita  jalani tidak lain menjawab kerinduan banyak orang lebih khusus masyarakat Amor yang jdi sasaran pelayanan. Untuk terjadi satu perubahan hanya bisa melalui pertobatan. Bertobat bukan berarti mengaku salah, mengaku dosa. Tetapi sebenarnya dalam Injil bicara soal pertobatan itu bicara soal berubah. Seseorang bisa dikatakan bertobat kalau bisa berubah kepada perilaku,” ungkap Uskup John.

“Kita hanya bisa menjadi orang yang berubah. Kalau kita serahkan hidup kepada Tuhan. Manusia itu ada dalam dosa, kehancuran manusia karena tidak melaksanakan kehendak Tuhan. Mukjizat itu terjadi kalau Anda mulai dengan kekuranganmu. Tuhan kasih mujisat kepada mereka yang kekurangan. Bagaimana kita mau buat perubahan kalau kita tidak ada pembaruan,” tambah Uskup John.

 Sementara itu, Sekretaris Eksekutif LPMAK Abraham Timang dalam sambutannya menyampaikan tanggal 16 April merupakan hari jadinya. Penetapannya berdasarkan keputusan rapat Badan Musyawarah dan Badan Pengurus LPMAK, yang pada saat itu mengkaji dengan seksama. Ternyata dari dokumentasi yang ada, menyebutkan bahwa tanggal 16 April 1996 adalah tanggal dimana PT. Freeport Indonesia secara resmi mengucurkan program dan dana kemitraan, melalui kesepakatan bersama antara Pemerintah, tokoh masyarakat dan perusahan, oleh masyarakat lebih dikenal dengan istilah dana satu porsen karena diambil dari satu porsen pendapatan kotor perusahaan.

LPMAK adalah lembaga ketiga yang mengelola dana kemitraan PTFI, berdiri tanggal 18 Oktober 2002 berdasarkan notaris Jemmy Wangke,SH. Lembaga pengelola pertama adalah Pengembangan Wilayah Timika Terpadu (PWT2) tahun 1996-1998, dilanjutkan dengan LPM-Irja tahun 1998-2000, sejak tahun 2000 sampai 2002 terjadi reposisi, lalu pengelolaan sementara oleh Tim Karateker antara tahun 2000 sampai September 2002, selanjutnya 18 Oktober 2002 terbentuklan LPMAK dan LPMAK mengelola program dan dana kemitraan PTFI.

“Setelah usia ke-20 maka LPMAK kedepannya saya inginkan lebih mengedepankan kemitraan yang bersinergis dengan berbagai pihak, terutama Pemerintah Kabupaten Mimika melalui SKPD terkait, pihak swasta lain, bahkan lembaga-lembaga sosial di Papua, termasuk unsur TNI-Polri dan media massa,” ungkap Abram.

Lanjut Abram, saat ini LPMAK masuk usia remaja menuju dewasa,  sehingga karyawan diharapkan tetap profesional dalam menjalankan program yang ada dan tetap mengikuti semua prosedur baik menjalankan program dan penggunaan keuangan mengacu pada semua sistem yang ada. Sehingga apa yang menjai tujuan lembaga kemudian msy mandiri itu yang diharapkan.

Sementara, EVP Community Development PTFI Sonny Prasetyo mengatakan, 20 tahun LPMAK bukan usia pendek tapi cukup panjang untuk jalankan organisasi. Kesempatan ini jadikan kesempatan untuk menginstropeksi, mengevaluasi, merefleksikan kembali sejauh mana visi dan misi lembaga ini dijalankan. Organisasi ini PTFI menyadari betapa pentingnya lembaga ini ketika PTFI komitmen untuk ikut membangun masyarakat sekitar perusahaan ini, salah satu mitra strategis yaitu LPMAK. Oleh karena esistensi LPMAK sejak berdiri sampai kedepan nanti tidak akan berkurang dimata PTFI buat mitra strategis.

“Komitmen PTFI untuk terus membangun masyarakat khususnya masyarakat di kabupaten mimika, itu tidak akan pernah berhenti. Semoga komitmen ini tidak berubah karena kami merasa bahwa masyarakat harus mendapatkan manfaat yang sebesarnya dengan keberadaan perusahaan ini,” ungkap Sonny.

Lanjut Sonny kedepan perlu perubahan. Karena perubahan itu sesuatu yang abadi, semua boleh berhenti tapi perubahan tidak akan berhenti. Karena itu suka tidak suka, siap tidak siap harus mampu menghadapi perubahan itu. (Maria Welerubun)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel