Tingkatkan Pemberdayaan Petani Lokal
pada tanggal
Monday, March 21, 2016
SAPA (TIMIKA) – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Mimika Yohana Paliling mengatakan, pihaknya akan meningkatkan pemberdayaan peningkatan kualitas petani lokal dengan memanfaatkan hamparan lahan yang luas di Mimika.
Kata dia, tahun ini Distanbun sendiri memogramkan untuk peningkatan pemberdayaan ekonomi terlebih khusus kepada petani lokal, pasalnya untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertanian perlunya sarana dan prasarana yang memadai, namun tidak terlepas dari pembinaan yang dilakukan untuk tiap-tiap kelompok tani, serta mempersiapkan peralatan untuk mendukung pertanian.
Menurutnya, peningkatan pemberdayaan petani local tersebut dinilainya sangat baik pasalnya untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam mengembangkan pertanian serta meningkatkan taraf hidup dari masyarakat petani lokal yang ada di Mimika.
“Program prioritas itu untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk mencapai itukan banyak yang kita siapkan selain sarana dan prsasarana petani kemudian pembiaan kelompok tani dan petani yang sudah ada kemudian memepersiapkan alat untuk membantu petani,” ujarnya saat ditemui usai menghadiri rapat Paripurna digedung DPRD Mimika Jumat (18/3).
Lanjut Yohana, melihat kondisi yang terjadi saat ini banyak petani lokal yang belum maksimalkan lahan yang mereka punya, serta terkendalanya faktor pendukung seperti bibit dan pupuk, namun yang terlebih kendala yang dihadapi saat ini banyak dari petani lokal yang sudah tidak mau bertani dan lebih cenderung bekerja dipertambangan.
Yohana juga menambahkan bahwa, untuk mengatasi permasalahan tersebut dirinya berusaha melakukan pendekatan kepada para petani local untuk bisa memanfaatkan potensi yang ada disekeliling mereka dalam artian lahan yang dimiliki sangat luas, tidak terlepas dari itu banyak dari petani local yang berpindah-pindah tempat dan belum ada lahan yang terbuka untuk bercocok tanam.
“Karena kita melihat kendala saat ini lahan kita luas tapi kita tidak bisa mengelola lahan itu sangat minim karena animo masyarakat untuk bertani sangat kurang karena ini yang pelan-pelan kita atasi jadi lahan yang terbuka itukan kita lakukan tapi saya bicara lebih ke petani local yah, pemberdayaan petani local dan kadang-kadang petani localkan masih bertani pakai system berpindah-pindah kemudian belum ada hamparan dan hamparan kecil dan lahannya juga kecil,” ujarnya.
Yohana menyayangkan bahwa lahan-lahan yang belum tersentuh di Mimika masih banyak sehingga hal tersebut menjadi suatu upaya untuk pihaknya agar bisa melihat potensi yang ada untuk bercocok tanam namun permasalahan yang dihadapi terkait dengan kepemilikan tanah, sehingga pada saat penanaman bisa diberikan jangka waktu.
“Itu yang kita coba supaya lahan-lahan tidur ini kita upayakan dan acuma memang kita harus mungkin dari kita melihat potensi dari satu wilayah ke wilayah yang lain berhubungan dengan tanah ini siapa yang punya karena kadang itu juga yang menjadi kendala kalau hanya tanaman jangka pendek itu tidak jadi masalah tapi kalau tanaman jangka pangjang itu yang menjadi kendala,” ujar Yohana (Ricky Lodar).
Kata dia, tahun ini Distanbun sendiri memogramkan untuk peningkatan pemberdayaan ekonomi terlebih khusus kepada petani lokal, pasalnya untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertanian perlunya sarana dan prasarana yang memadai, namun tidak terlepas dari pembinaan yang dilakukan untuk tiap-tiap kelompok tani, serta mempersiapkan peralatan untuk mendukung pertanian.
Menurutnya, peningkatan pemberdayaan petani local tersebut dinilainya sangat baik pasalnya untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam mengembangkan pertanian serta meningkatkan taraf hidup dari masyarakat petani lokal yang ada di Mimika.
“Program prioritas itu untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk mencapai itukan banyak yang kita siapkan selain sarana dan prsasarana petani kemudian pembiaan kelompok tani dan petani yang sudah ada kemudian memepersiapkan alat untuk membantu petani,” ujarnya saat ditemui usai menghadiri rapat Paripurna digedung DPRD Mimika Jumat (18/3).
Lanjut Yohana, melihat kondisi yang terjadi saat ini banyak petani lokal yang belum maksimalkan lahan yang mereka punya, serta terkendalanya faktor pendukung seperti bibit dan pupuk, namun yang terlebih kendala yang dihadapi saat ini banyak dari petani lokal yang sudah tidak mau bertani dan lebih cenderung bekerja dipertambangan.
Yohana juga menambahkan bahwa, untuk mengatasi permasalahan tersebut dirinya berusaha melakukan pendekatan kepada para petani local untuk bisa memanfaatkan potensi yang ada disekeliling mereka dalam artian lahan yang dimiliki sangat luas, tidak terlepas dari itu banyak dari petani local yang berpindah-pindah tempat dan belum ada lahan yang terbuka untuk bercocok tanam.
“Karena kita melihat kendala saat ini lahan kita luas tapi kita tidak bisa mengelola lahan itu sangat minim karena animo masyarakat untuk bertani sangat kurang karena ini yang pelan-pelan kita atasi jadi lahan yang terbuka itukan kita lakukan tapi saya bicara lebih ke petani local yah, pemberdayaan petani local dan kadang-kadang petani localkan masih bertani pakai system berpindah-pindah kemudian belum ada hamparan dan hamparan kecil dan lahannya juga kecil,” ujarnya.
Yohana menyayangkan bahwa lahan-lahan yang belum tersentuh di Mimika masih banyak sehingga hal tersebut menjadi suatu upaya untuk pihaknya agar bisa melihat potensi yang ada untuk bercocok tanam namun permasalahan yang dihadapi terkait dengan kepemilikan tanah, sehingga pada saat penanaman bisa diberikan jangka waktu.
“Itu yang kita coba supaya lahan-lahan tidur ini kita upayakan dan acuma memang kita harus mungkin dari kita melihat potensi dari satu wilayah ke wilayah yang lain berhubungan dengan tanah ini siapa yang punya karena kadang itu juga yang menjadi kendala kalau hanya tanaman jangka pendek itu tidak jadi masalah tapi kalau tanaman jangka pangjang itu yang menjadi kendala,” ujar Yohana (Ricky Lodar).