-->

Dinkes Papua Luncurkan Layanan Terapung

156 tenaga kesehatan fokus program kaki telanjang

SAPA (TIMIKA) – Untuk memperkuat serta mengimbangi program kaki telanjang yang sudah diluncurkan dan berjalan sejak 2015 lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Papua menambah kekuatan pelayanannya dengan meluncurkan program layanan terapung. Program ini dimaksudkan untuk mendukung program kaki telanjang yang telah dipusatkan di daerah pegunungan.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi  Papua, drg Aloisius Giyai mengatakan, pada tahun lalu telah ada program kaki telanjang, dimana program ini sasarannya pada wilayah pegunungan yang sulit dijangkau dengan menggunakan kendaraan, serta komunikasi yang juga sangat sulit. Dengan berjalannya program kaki telanjang itu, maka di 2016 ini Dinkes Papua kembali meluncurkan program pendukung yang bisa mengimbangi program sebelumnya, yakni program layanan terapung yang sasarannya adalah wilayah pesisir.

“Tahun lalu cuma kaki telanjang, tapi tahun ini kita tambah satu tim untuk pelayanan terapung. Tim ini menjangkau daerah Asmat, Waropen, Nabire, dan Jayapura. Untuk wilayah pegunungan sudah ada 22 tim yang bertugas mengejar cakupan daerah yang dinilai masih merah (rawan-red). Karena itu, tahun ini untuk program kaki telanjang akan tambah personel,” kata Giyai saat dihubungi Salam Papua melalui telepon selulernya, Sabtu (19/3).

Lanjut Giyai, untuk program kaki telanjang tahun ini dilakukan penambahan personel, diantaranya tenaga kesehatan dengan profesi yang berbeda dan sudah mendaftar, serta mengikuti seleksi. Jumlahnya kurang lebih 500 orang, namun yang lulus seleksi sesuai profesi hanya 156 orang.

“Sebelumnya sudah ada pembekalan di Jayapura sebelum turun ke lapangan. Selain itu tentu saja melaksankan pengobatan atau kuratif (pekerjaan lain yang menyangkut dengan kesehatan-red). Jadi layanan terapung dan kaki telanjang diarahkan untuk memperkuat sisi promotif, preventif layanan kesehatan. Dua program tersebut bahkan telah mendapatkan respon positif dari Pemerintah Pusat,” jelas Giyai.

Giyai juga menambahkan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)  dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menilai, program tersebut sebagai salah satu terobosan dalam perubahan paradigma pada layanan kesehatan. Bahkan kata dia, Bappenas dan Kemenkes sudah berjanji akan menambahkan dana, namun belum diketahui berapa nilai dan kapan janji itu terealisasi. “Belum ada kepastian soal itu,” ujarnya. (Maria Welerubun)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel