-->

Dinkes Merauke Bantah Ada Wabah Serampah

Dinkes Merauke Bantah Ada Wabah Serampah
SAPA (MERAUKE) – Dinas Kesehatan Merauke kembali menyanggah ada wabah serampah/campak di Distrik Kimaam. Sanggahan Dinkes bukan kepada media, namun kali ini kepada Komnas HAM RI saat diskusi di ruang Ketua DPRD Merauke.

“Setelah terima informasi, kami tindaklanjuti ke kepala puskesmas. Ternyata tak ada kasus campak di sana. Yang ada hanya diare, itu juga karena terlambat di bawa ke puskesmas,” terang staf Dinkes Merauke, Arif, Senin (14/3).

Menurutnya, dinas selalu memantau perkembangan di setiap puskesmas. Apabila ada kasus mononjol, dinas langsung mengambil tindakan dan mengantisipasi tertularnya penyakit di wilayah Merauke.

“Hasil klarifikasi kami itu 5 pasien yang meninggal, dan itu akibat diare. Itu mereka ada di bevak (dusun), sudah seminggu dua minggu baru dibawa ke puskesmas. Susah ditangani kalau sudah begitu,” katanya.  

Pernyataan staf Dinkes Merauke itu langsung dimentahkan oleh Ketua Komisi A DPRD Merauke, Moses Yeremias Kaibu. Moses yang juga putera daerah Kimaam, mengaku kasus yang dialami sejumlah anak-anak adalah campak.

“Anak dari adik saya salah satu korban. Itu timbul bintik-bintik merah, panas tinggi dan kejang-kejang. Bukan mau salahkan dinas, tapi ini fakta dan saya lihat sendiri,” ungkapnya.

Menurutnya, kasus campak bukan hanya terjadi di satu kampung, tetapi di beberapa kampung antara lain Kalilam, Kiworo, Mambum dan Batu Merah. Campak muncul pada puncak musim panas Desember 2015.

“Saya yang nyatakan di media massa bahwa itu KLB, karena beberapa anak meninggal dengan kondisi yang sama,” bebernya.

Koordinator Sub Komisi Pemantau dan Investigasi Komnas HAM RI, Siane Indriani mengatakan informasi terkait 6 anak meninggal dunia akibat campak diketahui dari media massa.

Infomasi ini langsung ditanggapi mengingat peristiwa kematian anak secara kelompok di Kabupaten Nduga.

“Kita tak ingin kejadian di Nduga terulang di Merauke. Korbannya anak-anak dalam jumlah banyak, dan kejadian secara tiba-tiba. Sehingga kami ingin tahu ada apa ini,” pungkasnya.

Seraya menjelaskan, masalah sanitasi lingkungan sangat penting diperhatikan oleh pemerintah.  “Kami ingin mengetahui supaya tak ada dugaan yang tak jelas,” singkatnya.

Sebelumnya, petugas kesehatan dari Kimaam, Herman Kaimbe menyebut ada 7 anak meninggal dunia akibat serampah, dan 30 lainnya dalam perawatan di puskesmas Kimaam.

“Wabah datang di puncak kemarau, Desember. Beberapa anak langsung kena,” ungkap Herman yang didampingi Ketua Komisi A DPRD Merauke, Moses Kaibu, baru-baru ini. (emanuel)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel