-->

Saatnya Maluku Bersatu di Kabupaten Mimika

SAPA (TIMIKA) - Maluku terkesan terpisah-pisah, Maluku dalam jumlah banyak. Baik itu di pemerintah atau DPRD tidak ada hal yang menonjol. Dengan dasar itu para tokoh Maluku di Kabupaten Mimika, mewacanakan membentuk satu induk organisasi yang dinamakan “Maluku Bersatu”.

Tokoh Maluku Tenggara Kabupaten Mimika, Piet Rafra kepada wartawan di Timika Indah, Senin (22/2) mengatakan, para tokoh Maluku telah mewacanakan pembentukan Maluku Bersatu sebagai induk organisasi melahirkan pilar-pilar dari tiap kepulauan yang ada di Maluku.

“Kepulauan Maluku Utara, Tengah, Tenggara, Tenggara Jauh, Kisar dan lain sebagainya. Jadi rencana bentuk Maluku Bersatu sehingga mengaktifkan seluruh pilar-pilar yang ada. Mulai dari organisasi pemuda, pelajar disemua kepulauan yang ada di Timika, dibuat dalam satu program kerja,”kata Piet.

Menurutnya, pembentukan Maluku Bersatu  dalam rangka membangun komunikasi yang baik dengan pemerintah dan masyarakat lain. Karena dalam hal-hal tertentu melihat Maluku tidak terlalu menonjol. Dalam hal SDM baik eksekutif, legislatif tidak ada. Sehingga pemuda pelajar yang ada diarahkan ke hal-hal yang lebih baik.

“Buat satu kesatuan organisasi agar tidak cerai berai lagi. Misalnya Maluku Utara sendiri, Tenggara sendiri Tengah, Tenggara Jauh, Barat Jaya, tetapi wacana jadi satu. Sehingga  ke depan apapun program pemerintah kita sama-sama mewujudkan program pemerintah.  Setelah itu kita mendata semua pelajar, mahasiswa maupun yang sudah selesai kuliah, organisir dan buat satu daftar, agar kita tahu dari kedisiplinan, apa tujuan dari organisasi kita akan sejahterakan para anggotanya,”tutur Piet.

Maluku Halmahera sampai ke Tenggara Jauh potensi yang sangat besar yang akan kita dorong untuk memajukan daerah ini. Juga untuk menghilangkan  pandangan, Maluku seakan-akan identik dengan kekerasan, apalagi Maluku Tenggara.

“Imej seperti Maluku identik dengan kekerasan, kita mau robah. Jadi ke depan mendata semua, agar bagaimana membuat perubahan. Seratus tahun lalu orang Malukulah yang hadir di Papua, sehingga bagaimana untuk menghormati perjuangan para leluhur sekarang, tidak boleh pemikiran Maluku terpisah-pisahkan. Tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan,”ungkap Piet.

Lanjut ia, dalam beberapa hari kedepan, akan ada pertemuan untuk bagaimana mekanisme organisasi tatakelola dan lain sebagainya. Sementara kerukunan suku tetap ada, tetapi dipayungi organisasi Maluku Bersatu. Yang fokus bagaimana memaksimalkan semua potensi pemuda, pelajar yang ada untuk sama-sama membangun Mimika ke depan.

Sementara H. Ahmad Danau Bagus mengatakan, Hubungan antara Maluku dan Papua ada kesultanan Tidore dan mencakup sampai pulau Kei dan Seram termasuk pasifik. Semua termasuk dalam wilayah peta termasuk Papua. Tetapi wilayah sudah disahkan oleh Pemerintah sehingga ada batas-batasnya.

Sebenarnya orang Malukulah yang pertama membangun Papua, mulai dari pendeta, guru-guru. Tetapi sekarang kita lihat orang Maluku sudah disingkirkan, tidak seperti yang jaman dulu kala.

Jadi pembentukan Maluku  Bersatu ini bisa kembali untuk memajukan mana Maluku, serta orang Maluku yang ada, guna mendukung program pembangunan yang ada di Kabupaten Mimika ini.

Ketua Formatur Ismail Buamona Mail mengatakan, Maluku Bersatu akan membentuk pengurus, sehingga beberapa hari ke depan diadakan rapat.  Rapat juga membahas dan merencanakan pendataan semua pemuda dan pelajar, organisasi serta seluruh masyarakat Maluku yang ada di Kabupaten Mimika.

“Sebelum kami melakukan pendataan, tetap melakukan sosialisasi dan menyampaikan tujuan pembentukan organisasi Maluku Bersatu, ke depannya seperti apa saja. Ini kami tidak ada kepentingan lainnya, yang kami ingin adalah kebersamaan dan kita harus bersatu,”ujar Ismail.

Tokoh Maluku Thon Temorubun mengatakan, nama Maluku dari dua kerajaan besar yaitu, Kesultanan Tidore dan Kesultanan Ternate. Dua kerajaan itulah orang Maluku mengunakan istilah pata siwa dan pata lima. Jadi pata siwa itu Tidore sementara pata lima Ternate,  orang Maluku gunakan istilah dua kerajaan tersebut yang juga masuk sebagian di Papua.

“Dari istilah itu kemudian lahirnya Pattimura, sebagai kapitan kita yang melawan penjajah saat itu. Sekarang kita orang Maluku ditanah perantauan dimana saja selalu membuat acara peringati Pahlawan tanggal 15 Mei, apabila kita bersatu, sehingga tidak lagi diadakan sendiri-sendiri oleh tiap kesatuan Maluku, tetapi kita akan buat acara ketika kita sudah bersatu semua,”tutur Temorubun.

Tokoh Maluku Tengah, Thomas Tatiratu mengatakan, semua kalangan, orang Maluku di Timika. Jangan berpikir ada kepentingan lain dalam organisasi Maluku Bersatu. Diimbau kepada tua adat orang Maluku, mari lihat hal ini secara positif, jangan ada pikiran negative terhadap pembentukan organisasi Maluku Bersatu ini,”ungkap Tatiratu. (Ervi Ruban)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel