Polisi Diminta Terbuka Ungkap Kasus KONI
pada tanggal
Friday, February 19, 2016
SAPA (TIMIKA) - Wakil Ketua II Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Mimika, Yohan Moporteyau kepada Salam Papua mengatakan, pihaknya meminta kepada penyidik yang menangani kasus KONI untuk lebih terbuka.
“Saya minta kepada penyidik, untuk segera mungkin menampilkan nama-nama inisial yang sudah ditetapkan atau yang sedang mengarah ke penetapan hukum. Agar pengurus KONI dapat bekerja tenang,” demikian disampaikan Yohan Moporteyauyang diutarakan saat berada di Kantor KONI , Selasa (16/2).
Lanjutnya, kenapa harus ada kejelasan. Karena kalau tidak ada kejelasan, maka dalam kepengurusan KONI pun akan ada ketegangan sesama pengurus.
“ Kalau sudah jelas inisialnya, maka kita tidak akan saling curiga. Karena selama ini tidak ada keterbukaan, sehingga pengurus KONI juga ada yang tidak mau datang. Bahkan ada adapula yang bingung dan takut, padahal belum tentu orang tersebut bermasalah. Jadi saya minta terbuka dari penyidik,” tuturnya.
Ia menambahkan, pihak KONI pun akan sangat membantu pihak kepolisian dalam hal penyelidikan tersebut. Namun dirinya juga meminta kepada Kepolisian untuk dapat mengerti apa yang diinginkan, yakni terbuka. Karena masalah ini membuat KONI seakan mati. Padahal kita tahu, bahwa Mimika telah disiapkan untuk PON 2020.
“ Dengan masalah ini, apa yang sudah dibangun untuk PON 2020 seakan terbengkalai. Jika Polisi tidak terbuka, KONI akan terus seperti ini, ungkapnya. (Indri Yani Pariury)
“Saya minta kepada penyidik, untuk segera mungkin menampilkan nama-nama inisial yang sudah ditetapkan atau yang sedang mengarah ke penetapan hukum. Agar pengurus KONI dapat bekerja tenang,” demikian disampaikan Yohan Moporteyauyang diutarakan saat berada di Kantor KONI , Selasa (16/2).
Lanjutnya, kenapa harus ada kejelasan. Karena kalau tidak ada kejelasan, maka dalam kepengurusan KONI pun akan ada ketegangan sesama pengurus.
“ Kalau sudah jelas inisialnya, maka kita tidak akan saling curiga. Karena selama ini tidak ada keterbukaan, sehingga pengurus KONI juga ada yang tidak mau datang. Bahkan ada adapula yang bingung dan takut, padahal belum tentu orang tersebut bermasalah. Jadi saya minta terbuka dari penyidik,” tuturnya.
Ia menambahkan, pihak KONI pun akan sangat membantu pihak kepolisian dalam hal penyelidikan tersebut. Namun dirinya juga meminta kepada Kepolisian untuk dapat mengerti apa yang diinginkan, yakni terbuka. Karena masalah ini membuat KONI seakan mati. Padahal kita tahu, bahwa Mimika telah disiapkan untuk PON 2020.
“ Dengan masalah ini, apa yang sudah dibangun untuk PON 2020 seakan terbengkalai. Jika Polisi tidak terbuka, KONI akan terus seperti ini, ungkapnya. (Indri Yani Pariury)