Pembangunan Smleter Butuh Pertimbangan
pada tanggal
Friday, February 12, 2016
SAPA (TIMIKA) - Ketua III Bidang Kemitraan Lembaga Masyarakat Suku Kamoro (Lemasko), Marianus Maknaipeku mengatakan, terhadap rencana pembangunan smelter di Papua, khususnya di Timika ini membutuhkan pertimbangan.
" Pembagunan smelter bukan dikhususkan di Timika tapi di Indonesia. Sehingga kami dari lembaga adat menyampaikan, agar Bupati Mimika jangan memberikan komentar sembarangan ke media-media. Karena kami tidak ingin pembangunan smelter di daerah dataran rendah. Kalau Bupati mau silakan bangun di daerah dataran tinggi,"ujar Marianus Maknaipeku kepada Salam Papua melalui telephon, Rabu (10/2).
Ia menyarankan, kalau boleh bupati harus banyak belajar, sehingga bisa mengerti betul apa itu pembangunan smelter. Dan yang menentukan pembangunan smelter bukanlan seorang bupati, tetapi harus ditentukan oleh ahli, yang mengetahui betul manfaat, dampak, dan lain sebagainya.
"Saya pikir pembangunan smelter sudah ada di Jawa Timur. Jadi kalau sudah dibangun, maka dilanjutkan dan dipadatkan saja. Sehingga tidak perlu bangun di Timika lagi. Karena sampai kapanpun masyarakat tidak akan setujui,"tutur Marianus.(Ervi Ruban)
" Pembagunan smelter bukan dikhususkan di Timika tapi di Indonesia. Sehingga kami dari lembaga adat menyampaikan, agar Bupati Mimika jangan memberikan komentar sembarangan ke media-media. Karena kami tidak ingin pembangunan smelter di daerah dataran rendah. Kalau Bupati mau silakan bangun di daerah dataran tinggi,"ujar Marianus Maknaipeku kepada Salam Papua melalui telephon, Rabu (10/2).
Ia menyarankan, kalau boleh bupati harus banyak belajar, sehingga bisa mengerti betul apa itu pembangunan smelter. Dan yang menentukan pembangunan smelter bukanlan seorang bupati, tetapi harus ditentukan oleh ahli, yang mengetahui betul manfaat, dampak, dan lain sebagainya.
"Saya pikir pembangunan smelter sudah ada di Jawa Timur. Jadi kalau sudah dibangun, maka dilanjutkan dan dipadatkan saja. Sehingga tidak perlu bangun di Timika lagi. Karena sampai kapanpun masyarakat tidak akan setujui,"tutur Marianus.(Ervi Ruban)