-->

Misa Rabu Abu, Umat Katolik Masuki Masa Pra Paskah

SAPA (TIMIKA) – Mengawali masa Pra Paskah, ratusan umat Katolik mengikuti Misa Rabu Abu di Gereja Katedral Tiga Raja yang di pimpin Pastor Honoratus, Rabu (10/2). Dalam Misa tersebut, umat Katolik mendapatkan Abu  menerima abu yang diusapkan di dahi.

Pastor Honoratus  dalam kotbahnya menyampaikan, masa Pra Paskah diawali dengan Rabu Abu,  dimana di dahi umat Katolik akan diberi tanda salib dengan abu. Penandaan dengan abu melambangkan kesediaan untuk diri setiap umat agar dibersihkan dari segala kotoran diri akibat dosa. 

“Penandaan dengan abu melambangkan pengakuan diri, bahwa kita begitu kecil, rapuh, lemah,dan  tak berdaya dihadapan  Tuhan. Di masa Pra Paskah ini adalah bentuk mempersiapkan diri kita menyambut kebangkitan Tuhan yang membawa kehidupan baru bagi setiap umat,” kata Pastor Honoratus. 

Pastor Honoratus menambahkan,  abu yang dipakai adalah sisa-sisa benda yang dibakar, atau lebih khusus sisa daun palem  yang selama satu tahun berada didalam rumah umat masing-masing. Sehingga, sebelum adanya pemberian abu, satu hari sebelumnya dilakukan pembakaran daun palem umat, agar bisa dipakai pada hari raya Rabu Abu.

Lanjutnya, Abu sendiri mempunyai arti sebagai pembersih segala kotoran dosa yang menempel dalam diri kita masing-masing. Dengan abu ini kita diajak untuk membersihkan diri, supaya mampu menerima kehadiran Tuhan yang memberi energi hidup. Tidak hanya secara jasmaniah tetapi juga secara rohaniah. 

“Abu sebagai bentuk kesiapan kita menerima Tuhan, dan ini terwujud dalam masa pra paskah ini,” tambah Pastor Honoratus. 

Usai ibadah Pra Paskah ini, lanjut Pastor, seluruh umat melaksanakan puasa mulai Jumat (12/2) sampai pelaksanaan Jumat Agung (25/2). Dimana, puasa ini sebagai sarana untuk melatih pengendalian diri, agar mampu menguasai dan dapat menghindar dari segala macam  hal yang dapat menggoda.
“Puasa membuat diri kita menjadi lebih kuat dalam mengendalikan diri,” ujarnya.

Doa juga merupakan wujud nyata dari usaha umat untuk semakin hari semakin dekat kepada Tuhan. Amal yang dibuat yang dilakukan melalui aksi puasa juga merupakan upaya untuk mendekatkan sesama umat, solider kepada sesama secara konkrit yang dibuat dalam kehidupan ini. Pertobatan dan kasih kepada sesama harus menjadi motivasi yang mengerakan umat melakukan ulah bakti ini seperti abu dan debu yang tampak hina dan tidak berguna lagi. 
Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaskah, yang menandai bahwa, umat memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska. 

Rabu Abu menjadi awal masa pantang dan puasa dalam masa Prapaskah. Pada Pada hari Rabu Abu, umat Katolik datang ke Gereja dan diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini pada dahinya. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel pada jaman dahulu, dimana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan. (Maria Welerubun)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel