Roy Rassy Fay Martinus Bait
pada tanggal
Friday, February 12, 2016
Sosok yang Dekat dengan Masyarakat
Roy Bait adalah putra asli Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berasal dari kota Kupang, lahir pada tanggal 9 Juli 1973. Roy Bait memiliki nama lengkap Roy Rassy Fay Martinus Bait, yang saat ini berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) Paskhas dan menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Korps Pasukan Khas (Asops Kas Korpaskhas) TNI AU.

Roy dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat. Ke mana pun ia melaksanakan tugas dinas, ia selalu berupaya untuk mendekatkan diri dengan tokoh masyarakat dan masyarakat setempat. Di Timika misalnya, Roy dekat dan memiliki hubungan yang sangat akrab dengan tokoh masyarakat pemilik hak ulayat Tembagapura, Silas Natkime. Sewaktu Roy mengunjungi Timika pada Sabtu (12/12), Roy disambut secara adat oleh Silas Natkime dengan acara bakar batu di rumas Silas di Mile 32.
Menjadi sosok yang dekat dengan siapa saja, menurut Roy memiliki banyak keuntungannya. Karena selain menjadi saudara yang dapat saling membantu dan bahu membahu dalam segala hal, juga bisa mendapat lebih banyak informasi. Apalagi bagi TNI, dekat dengan bersama rakyat adalah suatu hal yang sudah terjadi sejak jaman perjuangan, karena TNI akan bisa berbuat banyak jika terus bersama dan berjalan dengan rakyat.
“Sudah terlihat bagaimana kita TNI dekat dengan rakyat, dan rakyat juga menolong TNI. Jadi kita dinas dimanapun, jika kita tidak dekat dengan masyarakat, maka itu akan sulit bagi kita sendiri,” kata Roy.
Roy mengaku sejak kecil sudah bercita-cita menjadi anggota TNI. Berlatar belakang dari keluarga militer karena ayahnya anggota TNI AD, turut membentuk karakteristik seorang Roy untuk selalu disiplin. Setelah lulus SD hingga SMA tahun 1992, Roy masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada tahun yang sama. Selanjutnya pada tahun 1995 ia mengikuti Dasar Kecabangan (Sarcab) Paskhas, dan berakhir di tahun 1996 kemudian mulai berdinas di Paskhas.
Memilih untuk berkarir di Angkatan Udara (AU), karena menginginkan sesuatu yang baru dan peluangnya besar.
“Kebetulan hasil test saya lebih kepada masuk AURI. Saya lihat di AURI itu ada pasukan khususnya, Paskhas, nah saya masuk kesitu dan saya lebih cocok di lapangan dari pada di staf,” katanya.
Setelah mengikuti pendidikan militer, tahun 1995 Roy meraih pangkat Letnan Dua (Letda), kemudian Letnan Satu (Lettu) tahun 1998, pangkat Kapten tahun 2001, Mayor tahun 2007 dan Letkol 2011. Sementara itu karir militer yang sudah dijalani Roy antara lain, Perwira Pertama DP Gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU), Perwira Puspaskhasau, Komandan Den Bravo Paskhas, Kadisops Wing III Paskhas, Komandan Skuadron III Pendidikan Paskhas 204, Dandema Mako Korpaskhas dan saat ini Asops Kas Korpaskhas.
Meniti karir di AU secara otomatis membuat Roy jauh dari tanah kelahirannya, sehingga ia memiliki cita-cita suatu saat bisa mendapatkan peluang dipercaya sebagai Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) di Kupang.
Untuk menjadi Komandan Lanud (Danlanud) di Kupang, harus berpangkat Kolonel. Saat ini pangkat Roy sudah Letkol, sehingga masih ada waktu dan kesempatan untuk Roy dapat mewujudkan cita-citanya kembali ke kampung halaman.
“Tapi kemungkinan besar sekarang masih harus di Paskhas dulu, mungkin sekitar lima tahun lagi lah,” ujarnya.
Jika ia ijinkan Tuhan menjadi Danlanud di Kupang, tujuan utamanya adalah mendorong dan mengajak masyarakat khususnya pemuda NTT, untuk dapat tampil dibidang apa saja. Karena menurut Roy, di kampung halamannya memang memerlukan adanya suatu sosok atau tokoh untuk mengajak masyarakat dapat berbuat lebih banyak lagi dan tampil ditanahnya sendiri.
“Nah itulah yang saya ingin kalau suatu saat saya punya kesempatan, saya ingin tunjukan kepada orang asli NTT, bahwa sebetulnya itu kita bisa juga,” harapnya.
Menurut Roy, anak-anak muda asli Papua yang menjadi anggota TNI, termasuk TNI AU sudah cukup banyak. “TNI terbuka untuk semua warga negara Indonesia, termasuk Papua, yang penting memiliki kemauan dan memenuhi syarat yang ditentukan,” kata Roy.
Sementara Silas Natkime selaku tokoh masyarakat di Mimika melihat sosok Roy sangat luar biasa. Menurut Silas, hati dan pikiran Roy ke depannya adalah menginginkan yang terbaik bagi siapa saja, termasuk Papua.
“Saya melihat pak Roy ini sangat luar biasa, beliau punya hati, beliau punya pikiran, beliau menginginkan yang terbaik kedepan untuk siapa saja, termasuk Papua,” kata Silas.
Bahkan Silas merasa bangga dapat mengenal dan akrab dengan seorang Roy, dan menganggap seperti saudara sendiri. Sebagai seorang yang berlatar belakang militer, Roy memiliki niat membangun nusantara dari barat hingga ke timur.
“Saya bangga, karena komandan yang seperti ini belum pernah saya ketemu. Saya akrab dengan pak Roy dan sudah anggap itu saya punya saudara, karena beliau punya hati terhadap saya begitu juga saya punya hati terhadap beliau untuk kita membangun Indonesia baru, terutama di Papua,” kata Silas. (Saldi Hermanto)