Launching Buku Implementasi Program Kajian Bedah Mushola
pada tanggal
Monday, February 22, 2016
SAPA (TIMIKA) – Tim Pelaksana Program Pembangunan Infrastruktur Yayasan Masyarakat Muslim (YYM) meluncurkan buku Implementasi Program Kajian Bedah Mushola dan syukuran pembangunan pesantren yang terletak di SP V, Kampung Limau Asri, Distrik Iwaka.
Acara yang berlangsung di DJ Resto, SP 3 pada Sabtu (20/2), di hadiri perwakilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika Simon Petrus Mess, Ketua Tim Pelaksana Ir. Irfan Bae, M.Si, Direktur Politeknik Negeri Timika Drs. Abdul Kadir, Perwakilan Bank Mandiri Dhias Wahyudi dan sejumlah tim pelaksana serta para karyawan dan keluarga.
Ketua Tim Pelaksana Ir. Irfan Bae, M.Si, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada H. Yayan Taryana dan H. Sugianta serta semua pihak yang telah membantu, baik materi dan nonmateri hingga terlaksananya peluncuruan buku dan terselesaikannya pembangunan pesantren dengan model gedung yang minimalis dalam kurun waktu kurang lebih dari tujuh bulan.
“Saya sangat berterima kasih kepada bapak-bapak yang telah membantu kami, dalam pendanaan. Berkat dari sukarelawan para karyawan PT Freeport, sehingga pembangunan pesantren boleh selesai dengan peluncuran buku ini,” ujar Irfan.
Irfan menjelaskan, di dalam isi buku itu terdapat sejumlah petunjuk dalam melaksanakan pembangunan, serta merenovasi suatu bangunan yang ditujukan kepada pihak-pihak yang bekerja di bidang rekonstruksi bangunan, serta dunia pendidikan yang mengkaji tentang leadership dan management.
“Peluncuran buku ini sebagai suatu inspirasi dari saya yang saya tuangkan kedalam tulisan, supaya kedepannya bisa dipergunakan bagi setiap orang dibidang rekonstruksi bangunan,” kata Irfan.
Lanjut irfan, pembangunan sekolah pesantren ini merupakan rangkaian dari program sebelumnya, yaitu program bedah mushola yang telah berhasil dilakukan di SP 7, SP 9 dan SP 3. Sehingga, kata Irfan iapun tuangkan ke dalam isi buku.
“Dari enam mushola yang direncanakan pada saat peresmian bedah mushola akhir tahun 2014, saya sebagai penulis menuangkan ke dalam buku,” kata Irfan.
Sementara itu, Simon Mess yang mewakili Pemkab Mimika dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada yayasan ini karena telah menyelesaikan pembangunan bedah musholah dan pesantren.
“Pendidikan tidak menitik beratkan kepada pihak Pemerintah, karena Pemerintah mempunyai keterbatasan dalam segi pendanaan dan pembangunan,” kata Simon.
Lanjut Simon, meski saat ini ada otonomi khusus, namun pendidikan merupakan tanggung jawab semua.
“Pendidikan memang tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Dengan begitu banyaknya kebutuhan terhadap masyarakat tidak akan terpenuhi,” ujar Simon.
Dengan dibangunnya pesantren ini menurut Simon, yayasan ini telah menjawab tantangan di dalam dunia pendidikan. Untuk itu, Simon berharap gedung tersebut nantinya dapat dipergunakan sebaiknya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di tengah masyarakat. (Ricky Lodar).
Acara yang berlangsung di DJ Resto, SP 3 pada Sabtu (20/2), di hadiri perwakilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika Simon Petrus Mess, Ketua Tim Pelaksana Ir. Irfan Bae, M.Si, Direktur Politeknik Negeri Timika Drs. Abdul Kadir, Perwakilan Bank Mandiri Dhias Wahyudi dan sejumlah tim pelaksana serta para karyawan dan keluarga.
Ketua Tim Pelaksana Ir. Irfan Bae, M.Si, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada H. Yayan Taryana dan H. Sugianta serta semua pihak yang telah membantu, baik materi dan nonmateri hingga terlaksananya peluncuruan buku dan terselesaikannya pembangunan pesantren dengan model gedung yang minimalis dalam kurun waktu kurang lebih dari tujuh bulan.
“Saya sangat berterima kasih kepada bapak-bapak yang telah membantu kami, dalam pendanaan. Berkat dari sukarelawan para karyawan PT Freeport, sehingga pembangunan pesantren boleh selesai dengan peluncuran buku ini,” ujar Irfan.
Irfan menjelaskan, di dalam isi buku itu terdapat sejumlah petunjuk dalam melaksanakan pembangunan, serta merenovasi suatu bangunan yang ditujukan kepada pihak-pihak yang bekerja di bidang rekonstruksi bangunan, serta dunia pendidikan yang mengkaji tentang leadership dan management.
“Peluncuran buku ini sebagai suatu inspirasi dari saya yang saya tuangkan kedalam tulisan, supaya kedepannya bisa dipergunakan bagi setiap orang dibidang rekonstruksi bangunan,” kata Irfan.
Lanjut irfan, pembangunan sekolah pesantren ini merupakan rangkaian dari program sebelumnya, yaitu program bedah mushola yang telah berhasil dilakukan di SP 7, SP 9 dan SP 3. Sehingga, kata Irfan iapun tuangkan ke dalam isi buku.
“Dari enam mushola yang direncanakan pada saat peresmian bedah mushola akhir tahun 2014, saya sebagai penulis menuangkan ke dalam buku,” kata Irfan.
Sementara itu, Simon Mess yang mewakili Pemkab Mimika dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada yayasan ini karena telah menyelesaikan pembangunan bedah musholah dan pesantren.
“Pendidikan tidak menitik beratkan kepada pihak Pemerintah, karena Pemerintah mempunyai keterbatasan dalam segi pendanaan dan pembangunan,” kata Simon.
Lanjut Simon, meski saat ini ada otonomi khusus, namun pendidikan merupakan tanggung jawab semua.
“Pendidikan memang tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Dengan begitu banyaknya kebutuhan terhadap masyarakat tidak akan terpenuhi,” ujar Simon.
Dengan dibangunnya pesantren ini menurut Simon, yayasan ini telah menjawab tantangan di dalam dunia pendidikan. Untuk itu, Simon berharap gedung tersebut nantinya dapat dipergunakan sebaiknya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di tengah masyarakat. (Ricky Lodar).