-->

Tragedi KM Azula, Tiga ABK Ditemukan di Perairan Muara Digoel

SAPA (TIMIKA)  – Tiga dari 13 Anak Buah Kapal (ABK) KM Azula yang karam di Muara Agats, Kabupaten Asmat pada Sabtu (13/2) lalu akhirnya ditemukan di muara Sungai Digoel, Kabupaten Mappi Sabtu (20/2). Dari ketiga korban, satu diantaranya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sementara, Amril dan Faisal yang ditemukan selamat  kini menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Wanam Merauke.

Kepala Kantor SAR Timika, Makhfud, SH mengatakan, dua korban selamat pertama kali ditemukan oleh kru kapal ikan dari Probolinggo tujuan Merauke. Kedua korban itu ditemukan dalam keadaan mengapung dengan sebatang pohon. Kru kapal ikan itu kemudian menghubungi KM Fajar Timur untuk melakukan evakuasi korban.

Sementara korban meninggal dunia yang hingga kini belum diketahui indentitasnya, ditemukan oleh KM Sakina 01 di hari yang sama. Untuk jenazah korban, saat ini masih disemayamkan di  Rumah Sakit Wanam Merauke.

“Korban ditemukan mengapung dengan sebuah pohon, lalu diselamatkan. Dan Saat ini dua kru tersebut masih dibawah penanganan medis Rumah Sakit Wanaam,” kata Makhfud saat dihubungi Salam Papua via selulernya, Minggu (21/2).

Menurut Makhfud,  pihaknya belum bisa meminta keterangan dari dua korban selamat atas musibah yang menimpa KM Azula  di Muara Agats. Sebab, kondisi korban masih keadaan lemah.

“Kami masih menunggu perkembangan kesehatan dua kri kapal yang masih di rawat, untuk menanyakan kronologisnya,” tutur Makhfud.

Makhfud  menjelaskan, dari tiga ABK KM Azula yang ditemukan ini lokasinya sangat jauh dari titik koordinat kandasnya kapal naas itu. Namun, jika berdasarkan analisa, menurut Makhfud, apabila ABK kapal itu menggunakan sekoci, maka  mereka bisa sampai ke Boven Digoel.  Namun, apabila mereka melompat, maka kemungkinan terbawa oleh angin yang sangat kuat.

“Kami belum bisa dapat keterangan, apakah dua kru itu naik sekoci setelah melihat kapal mau karam. Atau langsung lompat dari kapal dengan menggunakan pelampung,” kata Makhfud.

Sementara disinggung apakah kapal naas itu karam akibat kelebihan muatan, Makhfud   enggan berkomentar panjang. Alasannya, karena itu bukan kewenangannya. Namun, menurut Makhfud jika dilihat dari Surat Ijin Berlayar (SIB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar, kapal tersebut bermuatan material dengan rute perjalanan Surabaya-Poumako (Timika)-Agats (Asmat).

“Yang jelas dari ditemukan bangkai kapal tersebut, lambung sebelah kanan hancur sehingga karam. Dan saat kejadian angin dan arus cukup kencang. Tapi apakah itu yang mempengaruhi, kami masih belum bisa memastikan,” kata Makhfud.

Makhfud  menegaskan, untuk operasi pencarian 10 ABK akan tetap dilanjutkan hingga tiga hari, meski menurut Standar Operasional Prosedur (SOP), seharusnya dihentikan karena sudah tujuh hari sejak karamnya kapal tersebut. Namun, karena ada perkembangan dengan ditemukannya tiga kru kapal, maka pihaknya sudah berkoordinasi dengan pusat untuk melanjutkan operasi pencarian ini. “Operasi SAR kami perpanjang selama tiga hari, dan itu sudah koordinasi dengan pusat,”ujar Makhfud .

Makhfud menerangkan, dalam operasi pencarian ini tidak hanya dilakukan oleh tim SAR. Namun pihaknya juga bekerjasama dengan beberapa pihak, seperti penerbangan dari Timika ke Ewer atau sebaliknya. Serta bagian perikanan, menyangkut masalah kapal-kapal ikan. Ini bertujuan untuk memberikan informasi apabila menemukan tanda-tanda dari KM Azula.

Selain itu, pencarian saat ini diperluas sampai ke perairan muara Digoel dan ditangani langsung oleh SAR Merauke. Namun koordinasi ataupun pelaporannya masih melalui Kantor SAR Timika.

“Kami perluas sampai muara Digoel, karena tiga kru ditemukan di perairan Digoel,”jelasnya.

Untuk diketahui, Kapal KM Azula berjenis LCT memiliki berat beban 640 Gross Ton, merupakan milik Tri Tunggal Samudra Bahagia yang di dalamnya terdapat 13 ABK. Kapal yang bermuatan material tersebut mulai bertolak dari Pelabuhan Nusantara Poumako, Kabupaten Mimika, menuju Agats, Kabupaten Asmat pada Jumat (12/2) lalu, sekira pukul 16.00 WIT. Selanjutnya pada Sabtu (13/2) lalu, Kantor SAR Timika mendapat laporan dari Pos Pelayanan SAR Asmat, bahwa kapal tersebut dikabarkan mengalami kebocoran di muara Ewer, Kabupaten Asmat pada koordinat 050 32’ 00” S - 1380 05’ 00” E.

Selanjutnya, dari informasi tersebut Kantor SAR Timika menurunkan tim berangkat ke Asmat dengan menggunakan kapal milik Basarnas KN 217 berukuran 36 meter menuju Agats. Yang selanjutnya dilakukan pencarian, bekerjasama dengan TNI AL, BPBD Kabupaten Asmat, dan Pos SAR Asmat. Dan sekira pukul 08.00 WIT, Senin (15/2) tim menemukan bangkai kapal dengan kondisi lambung kanan sudah tenggelam, namun lambung kiri masih terlihat. Di samping kapal ditemukan dua buah live scraf (pelampung), yang satu itu sudah terbuka, yang satu lagi pecah atau rusak.

Berikut identitas crew kapal yang diperoleh dari Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pomako, Abdul Rachman Hakim (nakhoda), Dimas Apriyona (mualim I), Faisal (mualim II), Agus Dwi Untoro (KKM), Aris Untoro (masinis II), Dani Evra Purba (masinis III), Muhammad Muntoha (macronis), Achman Fausi (juru mudi), Muhammad Aperisal (juru mudi), Samson Heppy Ambarita (juru minyak), Nuzakkir (juru minyak), Anggit Restu Dianto (juru minyak) dan Taufik Nur Hidayat (juru minyak).  (Muji/Saldi Hermanto)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel