-->

Dinkes Beri Perhatian Serius Penyakit Malaria

SAPA (JAYAPURA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua akan memberikan perhatian serius terhadap penyakit malaria, mengingat presentase penyakit malaria di Papua masih tinggi. Walaupun dalam beberapa tahun  Dinkes telah berupaya keras untuk menurunkan angka kesakitan penyakit malaria.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg Aloysius Giyai mengungkapkan berbagai untuk telah dilakukan pihaknya untuk menurunkan angka kesakitan.“Upaya eliminasi malaria sejatinya merupakan upaya membebaskan masyarakat dari penyakit malaria, dimana ini merupakan langkah tepat untuk investasi, guna meningkatkan kesejahteraan masayarakat,”katanya.

Kata Giyai, eliminasi malaria diharapkan akan turut mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan masyarakat di kampung-kampung endemis malaria yang umumnya terletak di daerah-daerah terpencil, yang mempunyai  sarana transportasi sulit terjangkau serta tingkat sosial ekonomi rendah.

Hal ini menurut, Aloysius Giyai,  Dinas Kesehatan Provinsi Papua bakal memberikan perhatian serius terhadap penyakit malaria. Mengingat presentase penyakit malaria di Papua masih tertinggi walaupun dalam beberapa tahun.

Dikatakannya Dinkes Papua telah berupaya keras menurunkan angka kesakitan penyakit malaria. Dan untuk 2016 ini, berbagai program strategis telah disiapkan dalam program pemberantasan penyakit malaria.

”Kami komitmen untuk melakukan pemberantasan penyakit malaria dengan harapan target zero malaria di Papua, beberapa  tahun kedepan, dapat terealisasi,”kata Giyai yang ditemui kemarin di Kantor Gubernur Papua.

Ditegaskannya, komitmen pihaknya diharapkan dapat diikuti oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota sebagai pilar terdepan dalam pemberantasan penyakit malaria di Papua.

”Ya kalau dukungan lebih diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota, saya pikir hal ini dapat terealisasi,”ujarnya.

Ditambahkannya, inti dari pelayanan yang diberikan adalah bagaimana menemukan kasus malaria dan diobati. “Komitmen untuk bebas malaria ini  kita harapkan dapat didukung oleh semua pihak,”harapnya.

Seperti diketahui, dari data Dinkes Papua minggu keenam pada Januari 2016 epidemologi terlapor secara tertulis maupun per telepon/sms terdapat 47 kasus, diantaranya 1 orang meninggal yaitu di Kota Jayapura.  Sedangkan 46 kasus lainnya sedang ditangani.

Pada Januari ada 37 kasus. Kemudian Februari 10 kasus. Total kasus tahun 2016 sampai dengan saat ini adalah 47 kasus dari 4 kabupaten. “Ini merupakan laporan kasus dari empat kabupaten yakni Kota Jayapura 20 kasus, Kab. Jayapura 1 kasus, Kabupaten Keerom 8 kasus. Kemudian Kab. Sarmi dan  Timika masing – masing 3 kasus,”terangnya.
Sedangkan untuk Kabupaten Mappi, yang telah menetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa), dengan mengeluarkan surat pemberitahuan KLB dari Dinkes Kab. Mappi dan surat keputusan Bupati Mappi yang menetapkan status KLB demam berdarah 2016.

Kata dr Aloysius, jika dilihat dari data Kab. Mappi sudah pernah ada data dari bulan Desember tahun 2012. Tetapi saat ini belum ada penetapan status KLB. Kasus ini mulai meningkat di tahun 2015, dimana pada bulan November sebanyak 3 kasus dan Desember 10 kasus hingga bulan Februari tahun 2016 terdapat 36 tersangka DBD,12 postifi DBD dan 24 demam dengue dengan gejala yang sama dengan DBD. (maria fabiola)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel