Pemprov Siap Back Up TNI dan Polri Atasi Kebakaran Hutan
pada tanggal
Thursday, January 21, 2016

SAPA (JAYAPURA) – Pemerintah Provinsi Papua berjanji akan menyediakan dana /memback up TNI/Polri untuk mendeteksi dini kebakaran hutan, agar tidak terjadi kebakaran hutan yang cukup parah seperti tahun 2015.
Hal itu dikatakan Gubernur Papua Lukas Enembe kepada wartawan di Jakarta, usai melakukan pertemuan bersama para gubernur se-Indonesia dengan Presiden Jokowi beserta para Menteri Kabinet Kerja di Istana Negara hari Senin sore (18/1).
Dijelaskan gubernur, Pemerintah Provinsi Papua mempunyai lokasi yang sudah jelas pemetaannya, untuk memantau pergerakan kebakaran hutan.
“Sebagai pemerintah kami mempunyai tugas bagaimana mendeteksi dini, terus bagaimana memadamkan kalau terjadi kebakaran. Kemudian sudah menugaskan kepada teman – teman TNI/Polri untuk sampai di tingkat bawah agar bagaimana memback up mereka dalam hal pendanaan,”terangnya.
Mantan Bupati Puncak Jaya ini menjelaskan untuk Papua sendiri area berbahaya dan rentan kebakaran ada di wilayah Selatan yang meliputi Kabupaten Merauke, Mappi dan Boven Digul.
“Ini yang lokasi berbahaya kebakaran kan daerah selatan yakni Kabupaten Merauke dan sekitarnya. Kita harap kita dapat mendeteksi dini dan penyelamatan secara dini secara luas,”harapnya.
Namun walau sudah menyanggupi untuk menyediakan dana bagi TNI/Polri. Akan tetapi belum ada ploting anggaran khusus untuk masalah kebakaran. “Anggaran tidak ada, masih menggunakan APBD. Nanti bagaimana kita bisa diakali untuk itu. Sebab dari arahan presiden, pemerintah daerah diminta untuk siapkan dana bagi TNI Polri. Kita akan memback up saja Kalau kebutuhan yang diajukan TNI/Polri kita bisa bantu,”tuturnya.
Disinggung hasil pertemuan dengan Presiden Jokowi, Enembe mengatakan dalam pertemuan tersebut intinya presiden menjelaskan kepada para gubernur untuk waspada secara dini di tahun 2016 ini dan tidak boleh terulang lagi seperti pada tahun 2015.
Selain itu juga Presiden Jokowi memerintahkan kepada Kapolri dan juga TNI/Polri dimana nantinya pemerintah daerah memberikan dana supaya tidak boleh terulang seperti itu.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan kebakaran hutan dan lahan turut memberi dampak besar bagi perekonomian Tanah Air, khususnya di daerah-daerah. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi tahun lalu sempat terkoreksi 0,2 persen.
"Fakta 2015 betul-betul kabut asap memberikan dampak ekonomi yang luar biasa terhadap daerah, pertumbuh ekonomi terkoreksi 0,2 dari perhitungan gara-gara kebakaran dan asap. Oleh sebab itu tahun ini enggak mau seperti itu," ujar Jokowi di acara Rakornas Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2016 di Istana Negara Jakarta, Senin (18/1).
Agar peristiwa kebakaran hutan tidak lagi terjadi, Jokowi meminta agar peringatan dini terhadap bahaya kebakaran hutan diterapkan di tiap daerah.
"Early warning tadi sudah disampaikan. Deteksi tadi juga disampaikan. Pencegahan, cegah kuncinya dari situ jangan dibiarkan api satu bergerak. Siapa yang harus bertanggun jawab tadi sudah disampaikan Menko," ujar Jokowi.
Ia menyatakan semua unsur di daerah dengan back up dari BNPB harus digerakkan untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan.
"Tidak ada kata tidak, semua harus digerakkan. Begitu api satu muncul kejar dia. Ini yang akan membereskan," kata Jokowi.
Presiden mengaku telah berbicara dengan Panglima TNI dan Kapolri, untuk menerapkan sistem reward and punishment dalam pelaksanaannya di lapangan.
Pemerintah, kata Jokowi, tidak akan segan-segan memberikan sanksi bagi siapa pun yang lalai dan membiarkan kebakaran hutan terjadi. "Yang terbakar semakin banyak semakin gede, ganti, copot. Yang tadi saya sampaikan dari sini sampai bawah. Kita kerja betul-betul kerja," tegas Jokowi.
Untuk Papua sendiri kebakaran lahan di Wilayah Papua tahun lalu dikepung seratus lebih titik api akibat pembukaan lahan di beberapa kabupaten di Papua.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatiologi dan Geofisika wilayah V Jayapura, Zem Padamma beberapa waktu lalu mengatakan, titik api yang paling banyak berada di wilayah Papua bagian selatan, yakni Kabupaten Merauke dan Mappi.
Selain itu, di Papua bagian selatan lain juga terdapat 13 titik api Kabupaten Dogiyai. Di wilayah pegunungan tengah ada dua titik api yakni di Maima, Kabupaten Jayawijaya dan Malagaineri di Kabupaten Lanny Jaya. (Maria Fabiola)