Kemerdekaan Sejati
pada tanggal
Saturday, January 9, 2016

Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. - Yohanes 8:31-32.
“Semua orang melakukannya.” Tampaknya ini menjadi argumen terbaik saat kita semua masih muda dan mencari alasan untuk mencapai sesuatu. Namun argumen semacam itu tak pernah berhasil melunakkan hati para orangtua, sekalipun kita telah berusaha keras memperoleh izin untuk melakukan sesuatu yang mereka anggap tidak aman atau tidak bijaksana.
Saat usia bertambah, kita menambahkan alasan dan pembenaran pada daftar argumen kita untuk melakukan apa yang kita kehendaki: “Takkan ada yang terluka,” “Ini bukan hal yang ilegal,” “Ia yang lebih dahulu melakukannya kepadaku,” dan “Ia takkan tahu.” Namun di balik tiap argumen itu, ada keyakinan bahwa apa yang kita inginkan lebih penting daripada apa pun.
Gawatnya, cara berpikir yang sesat itu bisa menjadi dasar keyakinan kita kepada Allah. Salah satu kebohongan yang terkadang kita percayai adalah kita, bukan Allah, merupakan pusat dari segala sesuatu.
Kita berpikir kita akan bebas dan bahagia hanya apabila kita dapat mengatur segalanya sesuai keinginan kita. Kebohongan itu begitu meyakinkan karena menjanjikan cara yang lebih mudah dan cepat untuk mendapatkan keinginan kita.
Kita berdalih, “Allah itu kasih, jadi Dia ingin aku melakukan apa pun yang membahagiakan diriku.” Namun cara berpikir seperti itu akan menghasilkan sakit hati, bukan kebahagiaan.
Yesus berkata kepada mereka yang percaya kepada-Nya bahwa kebenaran akan benar-benar memerdekakan mereka (Yoh. 8:31-32). Namun Dia juga memperingatkan, “Setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (ay.34). Sebab sumber kebahagian tertinggi adalah kemerdekaan yang kita alami saat kita menerima kebenaran bahwa Yesus adalah jalan menuju kehidupan yang utuh dan bahagia.
Marilah kita mengaku kepada Tuhan, dan berkata “Kami mengakui kecenderungan kami untuk mencari pembenaran atas segalanya demi mendapatkan kemauan kami. Tuntun kami hari ini agar kami memilih untuk menaati perintah-Mu daripada mengejar hasrat diri sendiri. Sebab Tidak ada jalan pintas menuju kebahagiaan dan kemerdekaan sejati, selain dari pada Mu saja.” (Redaksi)