Supir Angkutan Umum Kritisi Organda Mimika
pada tanggal
Saturday, January 9, 2016

SAPA (TIMIKA) – Beberapa supir angkut di Pasar Sentral Timika mengeluhkan kinerja Organisasi Angkutan Darat (Organda) yang tidak memperhatikan nasib dari para sopir angkutan umum.
“Dalam beberapa tahun kedepan angkutan kota diperkirakan akan tidak beroperasi akibat persaingan penumpang dengan penarik ojek,” kata Edo salah satu supir yang ditemui Salam Papua di sela-sela aktivitasnya Jumat (8/1).
Lanjut Edo, banyak dari penumpang yang beralih ke ojek karena disamping gampang ditemukan disemua sudut kota Timika. Selain itu juga, ojek langsung mengantar ke tempat tujuan dalam waktu yang cepat.
“Kita lihat Organda tidak ada perhatian sama kita.Lihat saja, banyak ojek-ojek yang sudah mengambil lahan kita, tapi tidak ada tindak lanjut. Terus tarif angkutan yang sudah turun, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan,” ujar Edo.
Sementara itu, Ketua Organda Mimika, H Dahlan Penggeng, SH saat ditemui mengatakan, soal maraknya ojek, dirinya tidak dapat berbuat banyak karena semua ini menurutnya menyangkut Hak Asasi Manusia (HAM). “Saya hanya bisa berpesan kepada para supir angkot untuk melihat dari sisi kemanusiaan bukan dari sisi pendapatan,” katanya.
Dikatakan Dahlan, sebagian orang yang merantau ke Timika untuk mencari pekerjaan sampingan dan untuk mendapatkan uang secara gampang.
“Kita kalau mau penertiban, kita langgar HAM karena kalau mereka tidak ojek berarti mereka tidak makan. Jadi, mending kita biarkan saja karena kita lihat dari sisi kemanusiaan. Ojek ini cara mendapatkan uang secara cepat, jadi kita harus ada rasa toleransi supaya tidak ada masalah,” ujar Dahlan.
Menanggapi hal itu, Ketua KNPI Mimika, Vinsensius Apoka, ST saat ditemui mengatakan, pihaknya sebagai sebuah lembaga yang menaungi semua organisasi di Timika, mengharapkan ada yang dapat dilakukan Organda untuk memberikan kenyamanan kepada para supir angkutan umum. Pasalnya, beberapa tahun yang akan datang angkutan umum akan hilang akibat persaingan dengan ojek.
“Organda harus melihat permasalahan ini, karena imbasnya ke angkutan. Karena banyak tukang ojek dibandingkan taksi,” ujar Vinsensius. (JerryLodar)