Guru Protes Pembayaran TPP dan ULP Dilakukan Tertutup
pada tanggal
Wednesday, January 6, 2016
SAPA (TIMIKA) – Puluhan guru pendidikan dasar melakukan aksi protes kepada Bendahara Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud) Kabupaten Mimika di Perumahan TNI Angkatan Laut (TNI-AL), Selasa (5/1). Aksi dilakukan karena adanya pembayaran Tunjangan Penambahan Penghasilan (TPP) dan Uang Lauk Pauk (ULP) kepada sebagian guru secara tertutup.
Koordinator aksi protes guru Alexander Rahawarin kepada Salam Papua di komplek perumahan Lanal Timika mengatakan, aksi protes ini karena informasi yang beredar adanya pembayaran TPP dan ULP Guru di rumah bendahara Dispendasbud, tepatnya di komplek Perumahan TNI-AL. Mendengar informasi tersebut guru-guru mendatangi perumahan itu dan terbukti memang betul sedang ada transaksi pembayaran yang dilakukan oleh bendahara kepada beberapa orang guru saja.
“Ini terjadi kesalahan mekanisme pembayaran, dimana seharusnya pembayaran dilakukan di Kantor Dispendasbud. Tetapi kenapa sampai pembayaran dilakukan di rumah salah satu oknum TNI-AL secara diam-diam. Bagi kami ini merupakan upaya untuk menekan hak asasi kami para guru, karena itu kami minta pihak-pihak yang ada keterkaitan dengan dunia pendidikan untuk bisa membuka mata dan melihat kejadian ini, agar ada perhatian terhadap para guru di Kabupaten Mimika, yang selalu mengalami hal seperti ini berulang-ulang kali dari semester ke semester,”ungkap Alex.
Lanjut Alex, kejadian seperti ini selalu saja terjadi dan alasan yang selalu di sampaikan oleh bendahara adalah permasalahan data. Lalu yang dipertanyakan guru adalah laporan tiap bulan dari sekolah ke Dispendasbud itu ditaruh di mana, sehingga setiap mendekati pembayaran hak-hak guru selalu terjadi seperti ini dengan alasan yang sama.
“Berdasarkan penyampaian Kadispendasbud Nilus Leisubun di salah satu media cetak di Timika bahwa ada pembayaran TPP. Tetapi ada guru PNS yang dapat ada pula yang tidak dapat, begitu pula ada non PNS yang dapat ada pula non PNS yang tidak dapat. Padahal sebelumnya Kadispendasbud sendiri yang sampaikan kepada guru bahwa sudah tidak ada lagi uang untuk pembayaran, karena uang yang diambil pas untuk pembayaran. Kalau memang tidak ada uang lagi, kenapa ada pembayaran sekarang yang berlangsung di Perumahan Lanal, ini uang dari mana yang dipakai kalau sebelumnya sudah disampaikan bahwa tidak ada lagi uang,”tambah Alex.
Sementara itu Bendahara Dispendasbud, Naema menanggapi aksi protes ini mengatakan bahwa pembayaran yang dilakukan adalah TPP dan ULP untuk PNS yang belum terbayarkan. Sementara untuk guru honor dan kontrak tidak ada, selain itu bendahara hanya tau mencairkan uang dan membayarkan berdasarkan data.
Pernyataan bendahara tidak diterima oleh para guru dan guru kembali mempertanyakan apakah guru PNS saja yang bekerja, dan perumahan Lanal bukan Kantor Dispendasbud. Selain itu kenapa pembayaran secara tertutup dan hanya orang-orang yang dihubungi saja yang dibayarkan.
“Sebelumnya dikatakan uang sudah tidak ada, kenapa sekarang ada uang untuk bayar yang PNS uang dari mana. Dispendasbud ini sudah sering saling lempar tanggung jawab. Dan yang mengecewakan ada guru yang selama ini terima, tetapi kenapa sekarang tidak ada nama dan tidak dapat, padahal sudah mengajar bertahun-tahun. Sementara terbukti ada guru yang baru mengajar tiga bulan sudah terima TPP ini tidak adil,” kata seorang guru.
Lanjut para guru sudah ada kesepakatan semua pembayaran melalui rekening masing-masing, tetapi kenapa sekarang melalui manual. Ini sama saja kesengajaan dari pihak Dispendasbud karena kalau membayar melalui rekening pihak Bank tidak mungkin berbohong, tetapi kalau bayar manual siapa yang tau. (Maria Welerubun)