Diduga akibat masalah sepele, anggota dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) terlibat perkelahian. Dua matra TNI ini berkelahi saat berada di sebuah tempat karaoke, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Tak lama setelah bentrok berlangsung, salah satu anggota TNI AU, yakni Sersan Mayor (Serma) Zulkifli dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan tiga rekannya masih menjalani perawatan.
Setelah diselidiki, para pelaku yang diduga berkelahi dengan TNI AU merupakan anggota Grup 2 Kopassus di Menjangan, Magelang, Jawa Tengah. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, lima orang yang diduga berada di lokasi kejadian langsung diserahkan kepada Detasemen Polisi Militer (Denpom) untuk diperiksa.
Belakangan, pelaku bertambah menjadi tujuh orang dan semuanya telah ditetapkan sebagai tersangka. Kini, hukuman tengah menanti para prajurit elite TNI tersebut.
Di tengah kasus yang melibatkan korpsnya, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayor Jenderal TNI Doni Monardo bertindak cepat. Dia langsung mengorganisir pasukannya, sekaligus menyampaikan permohonan maaf terhadap para korban, termasuk TNI AU.
Berbagai cara dia lakukan agar tidak terjadi aksi balas dendam dari TNI AU, mulai dari menanggung biaya pengobatan, hingga memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal. Terakhir, Doni juga berniat mengangkat putra almarhum Zulkifli sebagai anak angkatnya.
Berikut bentuk tanggung jawab yang ditunjukkan Danjen Kopassus saat anak buahnya menewaskan seorang anggota TNI AU:
Tanggung biaya pengobatan dan santunan Rp 100 juta
Mayjen Doni menyesalkan kasus perkelahian dan pengeroyokan yang berujung dengan tewasnya Serma Zulkilfi di sebuah kafa kawasan Sukoharjo, Jawa Tengah. Guna mengurangi penderitaan keluarga yang ditinggalkan, Danjen memberikan uang santunan Rp 100 juta kepada keluarga korban.
Santunan ini diberikan setelah perwakilan Kopassus mendatangi rumah duka sembari mengantarkan jenazah kepada keluarganya. Hal itu disampaikan berdasarkan siaran pers resmi yang diterbitkan Dinas Penerangan Kopassus, Selasa (2/6) malam lalu.
Uang santunan sebesar Rp 100 juta tersebut langsung diberikan kepada istri almarhum Serma Zulkifli. Selain itu, Doni juga berjanji akan menanggung seluruh biaya pengobatan bagi ketiga korban yang masih menjalani perawatan medis.
"Kami juga akan bertanggung jawab menanggung biaya pengobatan sampai sembuh. Kami juga akan memberi santunan kepada keluarga yang ditinggalkan," ujar Doni saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (2/6)
Angkat putra Alm Serma Zulkifli jadi anak
Mayjen Doni berencana menjadikan putra almarhum Sersan Mayor Zulkifli menjadi anak angkat. Tindakan ini dilakukannya sebagai bentuk tanggung jawab atas kematian sang ayah di tangan anak buahnya di Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Ada rencana, kesempatan pertama Pak Danjen Kopassus nanti akan datang ke orangtuanya menyampaikan niatan untuk angkat anaknya jadi anak angkatnya. Itu sebagai bentuk tanggung jawab moral beliau," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigjen Wuryanto kepada merdeka.com, Jumat (5/6).
Wuryanto menambahkan, Danjen tak sekadar mengangkat anak saja, tapi juga membiayai seluruh kebutuhan putra almarhum Sersan Mayor Zulkifli tersebut.
"Ya, biaya semuanya lah. Ini sebagai bentuk tanggung jawab. Ya anak angkat lah, bukan cuma pendidikan," ujarnya.
Masalah tanggung jawab tak cuma diberikan kepada keluarga Zulkifli saja, tapi juga ketiga korban pemukulan yang hingga saat ini masih dalam perawatan. Di mana, seluruh biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh Kopassus.
"Rencana ini sudah dikomunikasikan Danjen kepada Wakasau. Cuma karena Danjen ini sangat sibuk, sekarang masih di NTT, belum sempat datang ke orangtuanya," pungkasnya.
Minta maaf .
Mayjen Doni segera bertindak cepat segera setelah mengetahui para pelaku pengeroyokan empat anggota TNI Angkatan Udara merupakan anak buahnya. Selain memerintahkan prajurit agar tidak keluar markas, dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada TNI Angkatan Udara selaku korban.
Permintaan maaf tersebut disampaikan secara langsung melalui Wakil Komandan Jenderal Kopassus Brigjen TNI Santos G Matondang. Ucapan dibacakan saat menyambut kedatangan jenazah Serma Zulkifli di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta.
"Kami segenap keluarga besar Kopassus ikut berbelasungkawa sebesar-besarnya terutama keluarga korban termasuk yang dirawat," ujar Doni.
Janji transparan
Selain menyampaikan penyesalan atas kasus perkelahian yang berujung pada tewasnya seorang anggota TNI Angkatan Udara. Mayjen Doni juga berjanji akan memproses sesuai dengan hukum yang berlaku secara transparan dan tidak akan ditutup-tutupi.
Untuk menuntaskan kasus tersebut, Doni menyatakan sudah menyerahkan para pelaku melalui Detasemen Polisi Militer (Denpom) TNI. Dia pun berjanji akan melakukan evaluasi terhadap aktivitas anak buahnya di luar jadwal latihan.
"Kami masih melakukan pendalaman jumlah anggota yang terlibat dalam peristiwa tersebut, namun lima di antaranya sudah diserahkan ke Denpom untuk diperiksa," tandas Doni.
0 komentar:
Posting Komentar