CCTV Ungkap Fakta Baru Kematian Wayan Mirna Salihin di Restoran Olivier
pada tanggal
Friday, July 22, 2016

Pasalnya, pada persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (13/7), untuk pertama kalinya jaksa penuntut umum (JPU) memutar rekaman kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di beberapa sudut Olivier.
Penampakannya jelas sebab kualitas CCTV yang digunakan memang jempolan. Gambar tampil penuh warna, persis seperti menyaksikan stasiun televisi Indonesia tanpa gangguan sinyal.
Keluarga Mirna, yang setia mengikuti persidangan, terlihat meneteskan air mata, terutama ketika perempuan yang baru sebulan menikah itu terlihat di layar.
Pada hari Rabu, 6 Januari 2016, pukul 17.16 WIB waktu CCTV, pintu Olivier terbuka dan masuklah dua orang perempuan. Walau wajah tidak terlalu terlihat jelas, penonton bisa langsung tahu bahwa mereka tidak sekadar teman. Mereka relatif sangat dekat.
Mirna datang bersama Boon Juwita yang biasa disapa Hani. Terlihat mereka melihat-lihat ke etalase di samping kiri meja kasir. "Kami memilih kue," kata Hani memandu para hadirin agar mengerti gerak-gerik mereka.
Semenit sebelum ke Olivier, Hani dan Mirna bertemu di depan kafe waralaba, tidak jauh dari restoran, tempat sahabat mereka, Jessica Kumala Wongso, sedang menunggu.
Mirna, yang sebenarnya tiba terlebih dahulu di Grand Indonesia bersama suaminya, Arief Soemarko, memilih untuk menunggu Hani sebelum bertemu dengan Jessica.
Namun, dia sibuk menelepon Hani, bertanya sudah di mana, bahkan sampai ingin tahu temannya itu parkir di mana. Itu tidak seperti biasa, kata Hani dalam kesaksiannya.
Entah kegelisahan apa yang bergelayut di pundak Mirna pada hari itu. Yang jelas, kedatangan Hani membuatnya sedikit tenang. Sang suami, Arief, pun dengan perasaan aman meninggalkan istrinya untuk bertemu dengan teman-temannya.
Pada pukul 17.18 WIB, Mirna dan Hani bertemu Jessica. Pada rekaman video terlihat mereka cukup akrab, pelukan, "cipika-cipiki", dan berbasa-basi. Sekitar 60 detik setelah itu, mereka duduk di meja nomor 54 yang dipesan Jessica sejak pukul 15.30 WIB.
Sehadapan mereka, posisi duduknya adalah Jessica di sebelah kiri, Hani di kanan dan Mirna di tengah. Tidak ada yang aneh di meja itu, seperti yang disaksikan Hani, kecuali satu hal.
Sudah ada kopi es Vietnam di sana, lengkap dengan sedotan di dalamnya. Tidak ada minuman lain.
Satu Menit "Yah, kan aku sudah bilang gak usah dipesan dulu. Tapi gak apa deh, makasih, ya," kata Mirna kepada Jessica seperti ditirukan saksi Hani begitu mereka duduk di sofa empuk berbentuk setengah lingkaran itu.
Tanpa tedeng aling-aling dan kecurigaan sedikit pun, disaksikan Hani, Mirna mengaduk kopinya dan langsung menenggaknya melalui sedotan. Saat itu pukul 17.19 WIB waktu CCTV.
Dengan tampilan rekaman diperbesar beberapa kali, karena jarak CCTV relatif cukup jauh dari meja 54, terlihat Mirna gelisah dan mengibas-ngibaskan tangannya di depan mulut.
Hani pun bingung, mencium kopinya, bahkan sempat mencicipi walau sangat sedikit. Kesimpulannya, minuman itu sama sekali tidak beraroma dan tidak berwarna kopi.
Pada pukul 17.20 WIB, semenit dari Mirna menelan kopi, Mirna kolaps. Kepalanya menyender ke belakang. Ketika diganggu, dia tidak bereaksi. Tanpa respons, Mirna tidak sadar.
Mulutnya mulai mengeluarkan busa dengan tubuh mulai membiru. Hani panik. Dia mengaku mencoba menolong Mirna. Mulai dari mengipas-ngipas, berusaha membangunkan sembari memanggil-manggil nama temannya itu.
Pada pukul 17.22 WIB, dia menghubungi Arief, yang masih dalam perjalanan kembali ke rumah.
Karyawan Olivier mulai berkerumun di depan meja 54. Kopi yang diminum Mirna tampak berpindah-pindah tangan sebelum dibawa masuk ke dalam Olivier.
Beberapa saat kemudian terlihat kursi roda hitam dibawa ke dekat meja tersebut.
Pada pukul 17.28 WIB, Mirna didorong keluar menuju klinik Grand Indonesia. Di tempat itu, korban tidak mendapatkan perawatan yang cukup memadai karena keterbatasan peralatan dan keinginan Arief membawa istrinya ke rumah sakit.
Dari keterangan suami, dirinya membawa Mirna, bersama Hani dan Jessica, ke RS Abdi Waluyo, terdekat dari tempat itu dengan mobil pribadi Arief. Mereka tiba sebelum pukul 18.00 WIB dan langsung membawa Mirna ke ruang gawat darurat.
Mirna sempat mendapatkan tindakan medis darurat sampai akhirnya pada pukul 18.15 WIB saudara kembar Sandy Salihin itu dinyatakan meninggal dunia.
Misteri Berlanjut Dugaan Mirna tewas akibat kopi es Vietnam bersianida masih terus dicari kepastiannya. Majelis Hakim yang diketuai Isworo sampai Kamis (21/7) terus berusaha mengorek keterangan para saksi.
Keluarga Mirna, mulai dari ayah, Dharmawan Salihin, suami dan saudara kembar dihadirkan dalam persidangan. Begitu pula dengan Hani yang berstatus saksi kunci, serta beberapa karyawan Olivier, mulai dari resepsionis, pelayan, hingga bartender dan barista.
Keterangan mereka dicocokkan dengan rekaman CCTV. Namun, walaupun masih ada beberapa kejanggalan, sampai kini belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa Jessica adalah pembunuh Mirna.
Beberapa kejanggalan yang menyeruak dari kasus itu seperti tidak ditemukannya sedotan yang digunakan Mirna untuk meminum kopi. Sisa serbuk kopi yang diseduh untuk kopi Mirna pun ternyata tidak disita oleh JPU.
Selain itu, jejak air panas kopi juga tidak dibawa dalam persidangan. Beberapa fakta ini seakan membuat Jessica berada di atas angin.
"Kalau di Amerika Serikat, kasus ini sudah ditutup karena bukti tidak cukup," kata Otto Hasibuan, pengacara Jessica.
Namun, kubu Jessica sejatinya belum berada di posisi aman. JPU dan ayah Mirna yakin masih memiliki bukti cukup untuk "menggetarkan" persidangan. Bahkan, Dharmawan Salihin dengan mantap mengatakan bahwa pihaknya akan membuat majelis hakim dan masyarakat "bengong" dengan alat bukti langsung (direct evidence) yang akan ditunjukkan di akhir tahapan sidang.
Beberapa fakta yang belum terungkap lainnya adalah tentang dua gelas minuman "cocktail" yang dipesan Jessica bersamaan dengan kopi es Vietnam pada pukul 16.08 WIB sesuai dengan bon pemesanan.
Jessica diketahui memesan dua "cocktail" berjenis "gentlemen cocktails" karena, seperti kata Bartender Olivier Yohanes, beralkohol tinggi atau di atas 40 persen, yaitu Old Fashioned dan Sazerac.
Dari rekaman CCTV terlihat, minuman itu diantar ke meja 54 pada pukul 16.27 WIB, atau 3 menit setelah kopi es Vietnam disajikan di hadapan Jessica. Fakta ini cukup janggal karena sesuai dengan kesaksian Hani, ketika Mirna dan Hani bertemu dengan Jessica, tidak ada lagi gelas di atas meja, kecuali kopi es Vietnam.
Menurut majelis hakim, hal ini perlu diketahui agar bisa diperkirakan apakah Jessica dalam keadaan mabuk ketika bertemu dengan dua sahabatnya.
Ada pula beberapa misteri lain. Misalnya, tentang alasan mengapa Jessica memesan kopi es Vietnam sekitar 1 jam sebelum Mirna datang.
Kasus tersebut masih terus menggelinding, entah ke mana akhirnya. Yang jelas, apa pun keputusan majelis hakim, semoga keadilan menjadi pemenang. (ant)