-->

Perempuan Mimika Harus Bisa Berkreatif

SAPA (TIMIKA) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Indonesia Prof. DR. Yohana Susana Yembise, Dip.Apling, MA meminta perempuan Mimika harus bisa berkreatif dan berusaha untuk setara dengan kaum pria dalam berkarir. Hal itu dikatakan, Menteri Yohana dalam dialog bersama kaum perempuan se-Mimika di Hotel Rimba Papua, Jumat (17/6).

 Dalam ruang dialog yang diikuti Tokoh Perempuan dari Lembaga Amungin dan pengusaha perempuan asal Suku Kamoro, Menteri Yohana didampingi Bupati Mimika Eltinus Omaleng, SE.

Selain itu, turut hadir dalam kegiatan itu, Ausilius You, S.Pd.,MM dan para Kepala SKPD dilingkup Pemkab Mimika. Menteri Yohana sebelum membuka ruang dialog,  dalam sambutannya  mengatakan bahwa, dirinya  akan fokus membicarakan tentang pemberdayaan perempuan dan tentang perlindungan anak. Hal ini karena terkait dengan jabatan tugas yang sekarang diembannya.

 Menurut Yohana, jumlah kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia sangat tinggi, sehingga orang tua harus menjaga dan melindungi anak masing – masing secara ekstra sehingga anak terhindar dari kekerasan tersebut. Dirinya pun menambahkan,  bahwa hasil survei yang dilakukan pihaknya, ternyata dominan  anak – anak yang menjadi korban dalam kekerasan seksual, merupakan anak – anak yang terlantar dikarenakan orang tua mereka bercerai, sehingga mereka menjadi gelandangan dan hidup dijalanan sehingga sangat terjangkau oleh predator anak.

“Jaman sekarang  Ibu – ibu lebih sibuk dengan pekerjaan, bermain HP atau chating, sering meninggalkan anak, sehingga tidak mengontrol anak – anak. Ketika orang tua tidak fokus memperhatikan anaknya, maka perlakuan anak – anak pun menjadi bebas seperti,  bebas  menonton film porno,  serta terjerumus dalam pergaulan bebas dan terjebak narkoba, dan juga sex bebas,” ungkap Yohana.

Terkait dengan banyaknya kekerasan terhadap anak di indonesia, maka Yohana telah mengirimkan revisi UU  terkait dengan penambahan pasal yang akan dijatuhkan kepada para pelaku kekerasan terhadap anak sperti, hukuman kebiri, hukuman seumur hidup, tembak mati.  “Sehingga jika hukum ini sudah berlaku maka, kami berharap tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Indonesi semakin berkurang,” kata Yohana.

Lanjut Yohana, dirinya juga sangat prihatin terhadap banyaknya jumlah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang terjadi  di Papua dan Timika kususnya. Sehingga dalam kesempatannya berdialog bersama perwakilan Perempuan Mimika, dirinya menyarankan agar perempuan Mimika harus bisa berkreatif dan berusaha untuk setara dengan kaum pria dalam berkarir.

Pada dialog tersebut, beberapa perwakilan Perempuan Mimika juga memberikan berbagai laporan serta meminta solusi dari Menteri Yohana seperti, dari perwakilan P2TP2A dimana ada 24 Karyawan PTFI yang dominan dalam kasus perceraian dan penelantaran rumah tangga. P2TP2A juga mengusulkan agar adanya bantuan transportasi kusus anak – anak sekolah dan pasien, transportasi untuk menjangkau masyarakat di pedalaman.  LPHTP meminta bantuan dan perhatian terhadap anak terlantar dan aibon. Perwakilan dari Lembaga Amungin, yang meminta dibangunkan secara khusus kantor dalam memperdayakan Perempuan Amor. Perwakilan dari Sanggar Seni  Nawaripi , meminta adanya dukungan dari Pemkab dalam bentuk fasilitas  seperti, mesin jahit dan  transportasi untuk mengambil bahan di pedalaman, serta meminta bantuan dalam mempromosikan hasil karya mereka.

Terkait dengan aspirasi dari para perwakilan Perempuan Mimika, maka Menteri Yohana mengatakan bahwa, dirinya akan berusaha dalam membantu serta mendorong setiap apa yang dilakukan oleh Perempuan Papua dan Mimika khususnya.

“Saya akan terus memperjuangkan kesetaraan Perempuan Papau dan perempuan di daerah lain, serta berusaha unutk memajukan Perempuan Mimika dalam menggerakan roda perekonomian,” kata Yohana.(Cr1)
 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel