Penggunaan Dana Otsus Perlu Transparansi
pada tanggal
Thursday, June 23, 2016
SAPA (TIMIKA) – Dana Otsus yang dikucurkan dari Pemerintah Pusat, yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di Papua, dinilai tidak jelas dan tidak menyentuh sampai kepada sasaran utama, yakni masyarakat Papua asli. Demikian disampaikan salah satu pengusaha asli Papua Victor Fonataba.
Victor menambahkan, dirinya menilai bahwa pengelolaan dana otsus ini sangat tidak jelas. Sehingga pembangunan dari segala bidang, terkesan seperti menerapkan sistem genesis atau pembunuhan karakter. Hal ini dikarenakan adanya pemboikotan yang sengaja dan mengatasnamakan pengusaha Papua. Namun pada kenyataannya orang lain yang berjaya.
“Kalau suda seperti ini, seolah olah ruang gerak bagi kami pengusah asli sengaja ditutup,” kata Vikto Fonataba kepada Salam Papua di Pusat Pemerintahan, Rabu (22/6).
Kata dia, sebenarnya dana otsus plus tersebut telah ditolak oleh Gubernur Lukas Enembe beberapa waktu lalu. Ini karena dana tersebut dikucurkan dari pusat ke Papua, tidak jelas dan tidak sesuai. Dan sebagai pengusaha asli Papua, pihaknya sangat mendukung akan kebijakan yang diambil Gubernur tersebut. Pasalnya, dana yang dikucurkan oleh pemerintah pusat bukan untuk orang asli Papua.
“ Atas kebijakan yang disampaikan Gubernur tersebut, maka kami pun berkomitmen bersama –sama menolak. Karena dana ini tidak terlalu penting bagi kami orang asli Papua, terangnya.
Kata dia, komitmen ini karena, pihaknya menilai, bahwa dana otus merupakan dana yang mengatas namakan masyarakat Papua. Namun pada kenyataannya, dana tersebut dikelola oleh orang yang bukan asli Papua, yang memiliki jabatan penting.
Lanjutnya, terkait hal tersebut dirinya mengatakan, bahwa kami yang merupakan pengusaha anak Papua, meminta adanya transparansi terhadap penggunaan dana otsus itu. Sehingga tidak muncul anggapan, bahwa dana itu hanya dipergunakan untuk kepentingan pribadi dan lainnya. Bukan untuk keperuntukan yang sebenarnya,”ungkapnya. (Cr1)
Victor menambahkan, dirinya menilai bahwa pengelolaan dana otsus ini sangat tidak jelas. Sehingga pembangunan dari segala bidang, terkesan seperti menerapkan sistem genesis atau pembunuhan karakter. Hal ini dikarenakan adanya pemboikotan yang sengaja dan mengatasnamakan pengusaha Papua. Namun pada kenyataannya orang lain yang berjaya.
“Kalau suda seperti ini, seolah olah ruang gerak bagi kami pengusah asli sengaja ditutup,” kata Vikto Fonataba kepada Salam Papua di Pusat Pemerintahan, Rabu (22/6).
Kata dia, sebenarnya dana otsus plus tersebut telah ditolak oleh Gubernur Lukas Enembe beberapa waktu lalu. Ini karena dana tersebut dikucurkan dari pusat ke Papua, tidak jelas dan tidak sesuai. Dan sebagai pengusaha asli Papua, pihaknya sangat mendukung akan kebijakan yang diambil Gubernur tersebut. Pasalnya, dana yang dikucurkan oleh pemerintah pusat bukan untuk orang asli Papua.
“ Atas kebijakan yang disampaikan Gubernur tersebut, maka kami pun berkomitmen bersama –sama menolak. Karena dana ini tidak terlalu penting bagi kami orang asli Papua, terangnya.
Kata dia, komitmen ini karena, pihaknya menilai, bahwa dana otus merupakan dana yang mengatas namakan masyarakat Papua. Namun pada kenyataannya, dana tersebut dikelola oleh orang yang bukan asli Papua, yang memiliki jabatan penting.
Lanjutnya, terkait hal tersebut dirinya mengatakan, bahwa kami yang merupakan pengusaha anak Papua, meminta adanya transparansi terhadap penggunaan dana otsus itu. Sehingga tidak muncul anggapan, bahwa dana itu hanya dipergunakan untuk kepentingan pribadi dan lainnya. Bukan untuk keperuntukan yang sebenarnya,”ungkapnya. (Cr1)