Pemerintah Minta Bantuan Bank Dunia
pada tanggal
Monday, June 20, 2016
![]() |
Menteri PPN-Kepala Bappenas, Sofyan Djalil di Merauke |
SAPA (MERAUKE) – Pemerintah Indonesia minta bantuan Bank Dunia guna melakukan studi sistem irigasi (pengairan) yang baik di Kabupaten Merauke, Papua. Pemerintah bermaksud membangun pertanian berkelanjutan (sustainable) di Merauke.
“Kita sedang minta bantuan Bank Dunia untuk melakukan studi penggunaan air irigasi di Merauke,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil ketika berkunjung di Merauke, Sabtu (18/6).
Katanya, lahan dan sumber air di Merauke sangat potensial untuk pertanian. Hanya saja sistem irigasinya belum mendukung. Pemerintah melihat Merauke dalam prospek pertanian yang sustainable.
“Di sini tanahnya datar, sumber airnya besar, tapi irigasinya belum baik. Jadi kita sedang diskusi dengan Bank Dunia untuk mendesain sistem irigasinya,” kata Sofyan.
Selain itu, menurutnya, pemerintah sedang mencari dokumen studi pertanian pemerintah Belanda. Ketika menguasai Irian Barat (sekarang Papua), kala itu Belanda pernah menjadikan Merauke sebagai pilot project pertanian.
“Dan itu cukup berhasil. Kita lagi cari dokumen Belanda, studinya akan dilihat kembali. Apa sebenarnya sistem dan ciri-ciri yang cocok untuk pertanian Merauke,” tuturnya.
Ia menambahkan, luas lahan di Merauke lebih dari 4 juta hektar. Jika setengahnya dimanfaatkan untuk pertanian, bukan tak mungkin Merauke dijadikan sebagai lumbung pangan Indonesia dan dunia.
Asisten I Setda Merauke, Agustinus Djoko Guritno mengatakan pemerintah Indonesia memang perlu meniru program pertanian Belanda di Merauke tahun 50 an, ketika Belanda menguasai Irian Jaya saat itu.
“Di Kumbe itu proyek sawah oleh Belanda. Hasilnya untuk memasok pangan perang Pasifik. Mereka siapkan lahan, SDM, ahli, teknologi, semuanya lengkap di situ. Dan ini berhasil. Pemerintah perlu mencontohi itu,” harapnya.(Emanuel)