-->

Jangan Biarkan Kwamki Narama Terus Bertikai

Bentrok Antar Warga Di Kwamki Narama
SAPA (TIMIKA) – Salah satu tokoh masyarakat yang juga mantan anggota dewan periode 2000-2004, Hasan Adadikam, menyampaikan pendangannya terkait konflik antar masyarakat di Distrik Kwamki Narama. 

Ia menilai pemerintah daerah dalam hal ini bupati Mimika Eltinus Omaleng, SE, diminta tidak membiarkan masyarakat kedua kubu di Kwamki Narama terus bertikai.

Kepada wartawan dibilangan jalan Budi Utomo, Minggu (26/6), Adadikam menyampaikan bahwa konflik berkepanjangan yang masih terus terjadi antar kelompok warga di Kwamki Narama perlu penanganan serius dari pemerintah. 

Menurut dia, pemerintah memiliki andil besar dalam menyelesaikan dan mendamaikan kedua kelompok yang sedang bertikai. Sebab, yang mempunyai tanggungjawab terhadap masyarakat khususnyadi Kwamki Narama adalah pemerintah daerah, bukan aparat keamanan baik TNI maupun Polisi. 

Aparat keamanan dikatakannya hanya mendukung pemerintah untuk bagaimana mencegah agar kedua kelompok warga di Kwamki Naraam tidak bertikai.

Hal senada dengan yang disampaikan Kapolres Mimika AKBP H Yustanto Mujiharso beberapa waktu lalu.

“Apa yang disampaikan Kapolres itu benar adanya, jangan membiarkan itu terjadi di masyarakat, karena pemerintah yang punya tanggungjawab besar terhadap masyarakat. Jadi bupati jangan biarkan masyarakat terus bertikai, dan bupati juga jangan merasa masa bodoh seperti itu,” terangnya.

Selaku masyarakat yang menginginkan adanya ketenteraman bagi masyarakat di Kwamki Narama dan secara umum di Kabupaten Mimika, dia mengharapkan bupati segera turun tangan dan mengambil langkah mendamaikan kedua kubu yang bertikai, sebab kedua kubu yang bertikai masih memiliki hubungan satu sama lainnya.

“Saya minta bupati segera menyelesaikan masalah saudara-saudara kami di Kwamki Narama, kalau dibiarkan maka ini akan menjadi pendapat miring soal HAM lagi,” ujar Kapolres sendiri yang ditemui wartawan diruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan bahwa pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin dan sesuai kemampuan yang dimiliki untuk menghalau kedua kubu agar tidak terus-menerus terlibat bentrok. Namun jika hal ini pemerintah tidak turun tangan dan terkesan menutup mata, maka situasi di Kwamki Narama akan seperti itu terus dan korban terus berjatuhan.

“Kita sudah berupaya semampu kita agar kedua kubu ini tidak bentrok, bahkan peluru kita sudah hampir habis setiap hari berikan tembakan peringatan kepada kedua kelompok. Yang menyelesaikan dan mendamaikan mereka harusnya pemerintah, karena pemerintah yang punya masyarakat. Kalau pemerintah seolah tutup mata, mau siapa lagi,” jelas kapolres.

Untuk diketahui bahwa konflik perang adat yang terjadi di Kwamki Narama masih terus berlangsung, meski sebelumnya sudah difasilitasi oleh pemerintahdalam melakukan proses perdamaian antar kedua kubu.(Saldi Hermanto) 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel