Hasil Lab Kematian Jutaan Ikan di Yamaima, Diragukan
pada tanggal
Thursday, June 23, 2016
SAPA (TIMIKA) - Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) masih meragukan hasil laboratorium yang dirilis oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika dan PT Freeport Indonesia (PTFI), tentang kematian jutaan ikan di Sungai Yamaima beberapa waktu lalu. Demikian disampaikan Wakil Ketua II Badan Lembaga Kemitran Lemasko, Marianus Maknaipeku.
“Memang hasil lab dari PTFI dan Pemkab Mimika mengatakan jutaan ikan yang mati itu karena faktor alam dan bukan karena pencemaran. Tapi jujur kami dari lembaga adat tidak percaya itu, kami nilai tidak ada keterbukaan dari PTFI dan pemerintah,” kata Marianus kepada Salam Papua di Sentral Pemerintahan, Rabu (22/6).
Ia menambahkan, selain itu hasil lab dari dua instansi tersebut tidak dilaporkan atau disampaikan kepada lembaga adat, dalam hal ini Lemasko. Padahal hasil lab, pihak lembagapun juga perlu mengetahui apa yang menyebabkan jutaan ikan mati tersebut.
“Seharusnya Lemasko harus tahu, karena yang ada disana adalah masyarakat kami, yakni dari Suku Kamoro, yang terkena dampaknya secara langsung. Sehingga harus Lemasko harus mengetahui, agar bisa disampaikan kepada masyarakat,”tuturnya.
Kata dia, karenanya hasil lab yang sudah ada tersebut harus disosialisasikan kepada masyarakat, dengan melibatkan lembaga adat khususnya Lemasko. Sehingga Lemasko akan membentuk tim untuk bisa memfasilitasi terhadap sosialisasi hasil lab tersebut. Dan dalam sosialisasi tersebut perlu dijelaskan, ikan apa saja yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Serta langkah-langkah apa yang harus dilakukan, agar tidak terjadi hal sama.
“Kami minta dalam melakukan sosialisasi hasil lab, harus melibatkan Lemasko. Sehingga tim yang dibentuk oleh Lemasko, bisa menyampaikannya kepada masyarakat. Karena masyarakat di daerah tersebut, belum mengetahui apa penyebab kematian ikan tersebut,”terangnya.
Sementara pada pemberitaan sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mimika, Ir. Ignatius Edi Santoso mengatakan, kematian ribuan ikan yang terjadi di Sungai Yamaima beberapa waktu lalu, merupakan fenomena alam.
“Hasil lab sudah diserahkan ke Asisten II Setda Mimika, yang nantinya akan diberikan kepada Bupati. Dimana hasil lab yang diberikan merupakan dari PT FI dan Penelitian Perikanan Pusat,” kata Edi di Pusat Pemerintahan.
Ia menambahkan, dari dua hasil lab tersebut, akan dicocokkan, baik itu sampel air, sedimentasi, bio plankton, dan yang lainnya. Namun secara umum, hasil lab dari pusat perikanan dan PTFI memiliki kesamaan. Dimana kematian jutaan ikan tersebut karena faktor alam.
“Hasil lab dari dua instansi menerangkan, bahwa kematian jutaan ikan karena faktor fenomena alam saja,”terangnya.
“Memang hasil lab dari PTFI dan Pemkab Mimika mengatakan jutaan ikan yang mati itu karena faktor alam dan bukan karena pencemaran. Tapi jujur kami dari lembaga adat tidak percaya itu, kami nilai tidak ada keterbukaan dari PTFI dan pemerintah,” kata Marianus kepada Salam Papua di Sentral Pemerintahan, Rabu (22/6).
Ia menambahkan, selain itu hasil lab dari dua instansi tersebut tidak dilaporkan atau disampaikan kepada lembaga adat, dalam hal ini Lemasko. Padahal hasil lab, pihak lembagapun juga perlu mengetahui apa yang menyebabkan jutaan ikan mati tersebut.
“Seharusnya Lemasko harus tahu, karena yang ada disana adalah masyarakat kami, yakni dari Suku Kamoro, yang terkena dampaknya secara langsung. Sehingga harus Lemasko harus mengetahui, agar bisa disampaikan kepada masyarakat,”tuturnya.
Kata dia, karenanya hasil lab yang sudah ada tersebut harus disosialisasikan kepada masyarakat, dengan melibatkan lembaga adat khususnya Lemasko. Sehingga Lemasko akan membentuk tim untuk bisa memfasilitasi terhadap sosialisasi hasil lab tersebut. Dan dalam sosialisasi tersebut perlu dijelaskan, ikan apa saja yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Serta langkah-langkah apa yang harus dilakukan, agar tidak terjadi hal sama.
“Kami minta dalam melakukan sosialisasi hasil lab, harus melibatkan Lemasko. Sehingga tim yang dibentuk oleh Lemasko, bisa menyampaikannya kepada masyarakat. Karena masyarakat di daerah tersebut, belum mengetahui apa penyebab kematian ikan tersebut,”terangnya.
Sementara pada pemberitaan sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mimika, Ir. Ignatius Edi Santoso mengatakan, kematian ribuan ikan yang terjadi di Sungai Yamaima beberapa waktu lalu, merupakan fenomena alam.
“Hasil lab sudah diserahkan ke Asisten II Setda Mimika, yang nantinya akan diberikan kepada Bupati. Dimana hasil lab yang diberikan merupakan dari PT FI dan Penelitian Perikanan Pusat,” kata Edi di Pusat Pemerintahan.
Ia menambahkan, dari dua hasil lab tersebut, akan dicocokkan, baik itu sampel air, sedimentasi, bio plankton, dan yang lainnya. Namun secara umum, hasil lab dari pusat perikanan dan PTFI memiliki kesamaan. Dimana kematian jutaan ikan tersebut karena faktor alam.
“Hasil lab dari dua instansi menerangkan, bahwa kematian jutaan ikan karena faktor fenomena alam saja,”terangnya.
Sedangkan Bupati Eltinus Omaleng,SE mengatakan, bahwa sampai dengan saat ini, dirinya belum menerima hasil lab, baik dari DKP maupun dari PTFI. Sehingga dirinya minta, agar hasil lab tersebut segera diserahkan dan diumumkan. Agar masing-masing pihak tidak saling menyalahkan.
“Saya minta hasil labnya segera diserahkan dan diumumkan, dan akan jelas apakah itu karena faktor alam atau lainnya. Sehingga tidak saling menyalahkan satu pihak dengan lainnya,”tandasnya. (Indri Yani Pariury)