Fasilitas RSUD Mimika Dinilai Tidak Layak dipakai
pada tanggal
Monday, June 27, 2016
suasana pengisian air ke bangsal - SAPA / MARIA |
SAPA (TIMIKA) - Anggota Komisi C DPRD Mimika Yohanis Felix Helyanan yang sering disapa John Tie, menyoroti fasilitas yang ada di ruangan-ruang rawat RSUD Mimika, mulai dari kelas I,II,III sampai ruang VIP yang dinilai fasilitasnya tidak layak dipakai.
“Kalau lihat secara langsung bahwa fasilitas yang ada sebenarnya tidak layak untuk dipakai. Artinya kita memperjuangkan juga dalam pengusulan anggaran. Kalau mau dilihat fasilitas yang ada bukan memberikan ketentraman untuk pasien biar proses penyembuhannya cepat, tapi sebaliknya,”ungkap John Tie, Jumat (24/6).
Lanjut John Tie, salah satu buktinya adalah ketika pengisian air di salah satu ruang VIP yang menarik selang dari luar. Selain itu lantai yang basah dan ini tentunya licin, sehingga takutnya ada pasien yang lewat dan terpeleset.
“Fasilitas sangat minim, tetapi saya juga fokus pada pelayanan. Disamping fasilitas itu pelayanan yang harus ditingkatkan. Artinya karena semua keluhan masyarakat itu tertuju ke pelayanan. Baik itu di IGD, bangsal-bangsal, maka itu saya fokus pada Kabid Pelayanan supaya tingkatkan tim yang ada ini,” tambah John Tie.
Lanjut John Tie, kalau Kabid Pelayanan sampaikan bahwa mereka itu kerja tim, maka tim ini ada koordinator yang bisa merangkum tim. Kalau itu tim yang bekerja, pimpinan juga harus bisa bagaimana memberikan arahan yang baik dan kekompakan yang harus dijaga supaya pelayanan ditingkatkan.
“Kami tidak mau lihat hal seperti ini terjadi lagi ditahun depan, semua orang keluhkan pelayanan. Dan bahasa yang keluar dari semua bidang pelayanan bahwa tahun depan akan rubah, kami tunggu tahun depan. Tapi dalam hal ini kami minta supaya dibenahi dan didata apa yang perlu dibenahi supaya dalam pergeseran atau pengusulan anggaran tidak terjadi salah paham,” tambah John Tie.
“Kita juga lihat bahwa linen atau seprey yang ada di bangsal-bangsal ini adalah line yang tidak layak pakai. Linen rumah sakit itu standarnya putih, sehingga kita bisa lihat rumah sakit itu bersih. Tapi alasan yang kitia dengan banyak pasien bawa pulang. Ini harusnya pihak rumah sakit punya stok linen supaya ketika habis ada yang tersisa,” tambah John Tie.
John Tie menambahkan, tugas pelayanan ini untuk menjaga fasilitas. Artinya bagaimanapun itu fasilitas umum. Jangan hanya mengusulkan anggaran untuk mengganti line-line tapi saat ada kunjungan dan melihat langsung, barang ini hilang terus dengan alasan dibawah pulang oleh pasien. DPRD akan lihat tahun depan apakah ada perubahan dalam pelayanan atau masih tetap. (Maria Welerubun)
“Kalau lihat secara langsung bahwa fasilitas yang ada sebenarnya tidak layak untuk dipakai. Artinya kita memperjuangkan juga dalam pengusulan anggaran. Kalau mau dilihat fasilitas yang ada bukan memberikan ketentraman untuk pasien biar proses penyembuhannya cepat, tapi sebaliknya,”ungkap John Tie, Jumat (24/6).
Lanjut John Tie, salah satu buktinya adalah ketika pengisian air di salah satu ruang VIP yang menarik selang dari luar. Selain itu lantai yang basah dan ini tentunya licin, sehingga takutnya ada pasien yang lewat dan terpeleset.
“Fasilitas sangat minim, tetapi saya juga fokus pada pelayanan. Disamping fasilitas itu pelayanan yang harus ditingkatkan. Artinya karena semua keluhan masyarakat itu tertuju ke pelayanan. Baik itu di IGD, bangsal-bangsal, maka itu saya fokus pada Kabid Pelayanan supaya tingkatkan tim yang ada ini,” tambah John Tie.
Lanjut John Tie, kalau Kabid Pelayanan sampaikan bahwa mereka itu kerja tim, maka tim ini ada koordinator yang bisa merangkum tim. Kalau itu tim yang bekerja, pimpinan juga harus bisa bagaimana memberikan arahan yang baik dan kekompakan yang harus dijaga supaya pelayanan ditingkatkan.
“Kami tidak mau lihat hal seperti ini terjadi lagi ditahun depan, semua orang keluhkan pelayanan. Dan bahasa yang keluar dari semua bidang pelayanan bahwa tahun depan akan rubah, kami tunggu tahun depan. Tapi dalam hal ini kami minta supaya dibenahi dan didata apa yang perlu dibenahi supaya dalam pergeseran atau pengusulan anggaran tidak terjadi salah paham,” tambah John Tie.
“Kita juga lihat bahwa linen atau seprey yang ada di bangsal-bangsal ini adalah line yang tidak layak pakai. Linen rumah sakit itu standarnya putih, sehingga kita bisa lihat rumah sakit itu bersih. Tapi alasan yang kitia dengan banyak pasien bawa pulang. Ini harusnya pihak rumah sakit punya stok linen supaya ketika habis ada yang tersisa,” tambah John Tie.
John Tie menambahkan, tugas pelayanan ini untuk menjaga fasilitas. Artinya bagaimanapun itu fasilitas umum. Jangan hanya mengusulkan anggaran untuk mengganti line-line tapi saat ada kunjungan dan melihat langsung, barang ini hilang terus dengan alasan dibawah pulang oleh pasien. DPRD akan lihat tahun depan apakah ada perubahan dalam pelayanan atau masih tetap. (Maria Welerubun)