Allo Rafra Marah Soal Kondisi dan Pelayanan RSUD Mimika
pada tanggal
Monday, June 20, 2016
![]() |
Kondisi plafond RSUD Mimika yang terkesan dibiarkan - SAPA/SALDI |
SAPA (TIMIKA) – Athanasius Allo Rafra atau yang dikenal Allo Rafra, selaku tokoh sekaligus pemerhati pembangunan di Kabupaten Mimika, marah besar setelah melihat dan mengetahui secara langsung baik dari segi kondisi maupun pelayanan di RSUD Mimika yang menurutnya sangat buruk.
Kata Allo, bagaimana mungkin dengan kondisi serta pelayanan yang ada, di RSUD Mimika bisa dijadikan sebagai rumah sakit rujukan atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Inikan kita bilang tingkatkan statusnya jadi rumah sakit rujukan tipe B, tapi dengan kondisi begini apakah mungkin? Saya sudah bicarakan kepada petugas rumah sakit, apakah seperti ini uang kurang? kalau uang kurang, status BLUD kembalikan saja menjadi rumah sakit biasa, karena dia tidak mampu jadi BLUD, dia tidak mampu untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, jadi untuk apa,” terang Allo kepada wartawan di RSUD Mimika, Minggu (19/6).
Allo yang juga sebagai staf ahli bupati, mengeluhkan kondisi ini setelah mengalami langsung, bahkan hal itu kata dia, terlepas dari kepentingannya berada di RSUD Mimika yang lagi merujuk anaknya di RSUD Mimika yang sementara sakit.
“Saya marah karena anak saya tidak dilayani baik, bukan itu, saya marah karena kondisi rumah sakit ini tidak mampu untuk memberikan pelayanan kepada semua pasien secara baik. Ini bukan cuma saya sendiri yang rasakan, coba lihat itu, orang semua duduk diluar, itu karena apa? didalam ruangan panas karena AC-AC tidak hidup,” katanya.
Mengenai kondisi RSUD Mimika, misalkan flapond yang terlihat sudah rusak dan tidak diperbaiki, cat pada dinding yang dianggap belum pernah di cat ulang semenjak Allo masih sebagai penjabat bupati Mimika, kain gorden yang masih seperti itu saja, maupun kondisi di dalam ruangan VIP sendiri terlihat kursi sudah rusak dan kamar mandi yang sudah tidak bagus dan tidak terdapat air.
Dari hal-hal yang ditemukan tersebut, seharusnya dari jajaran manajemen RSUD Mimika ketika bupati berkunjung, harusnya menyampaikan dan menunjukkan kekurangan-kekurangan yang ada. Hal itu agar bupati sendiri bisa melihat dan setelah melihat sekiranya dapat mengambil kebijakan untuk memberikan perhatian lebih kepada RSUD Mimika untuk lebih meningkatkan lagi baik kondisi maupun pelayanan yang ada saat ini. Hal itu juga agar masyarakat dapat menikmati pelayanan yang baik ketika berobat di RSUD Mimika.
“Kalaupun anggaran ini kurang, seperti yang saya bilang, jangan ajak pak bupati datang cuma lihat dikantor saja atau UGD yang baru direhab, bukan itu. Kalau memang ada yang rusak, kita ajak pak bupati datang lihat dan tunjukkan. Kalau memang pak bupati sudah lihat, kemungkinan itu bisa ditangani dan membantu rumah sakit ini,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Allo juga mengungkapkan terkait pelayanan pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan layanan kelas I. Sehari sebelumnya terdapat pasien BPJS Kesehatan yang berobat di RSUD Mimika, dimana pasien tersebut dengan terpaksa pulang disebabkan pelayanan di RSUD Mimika tidak sesuai dengan layanan BPJS kelas I yang diharapkan.
“Dia bayar BPJS itu yang kelas I, tapi dia mendapatkan pelayanan yang sangat tidak sepadan. Akhirnya dia ajak istrinya keluar setelah operasi, dia perawatan diluar. Jadi banyak hal yang terjadi disini,” ungkap Allo.
Sementara itu direktur umum RSUD Mimika Dr Evalin Pasaribu, MM.Kes melalui kepala hubungan masyarakat (Humas) RSUD Mimika, Luky Mahakena saat dikonfirmasi, mengatakan bahwa pembenahan layanan fisik maupun nonfisik di RSUD Mimika sedang berjalan dan menjadi prioritas. Hanya saja saat ini sedang dalam persiapan untuk proses dari program tersebut.
“Pembenahan dan layanan fisik maupun nonfisik, sejalan atensi dan menjadi prioritas untuk pembenahan layanan ruangan rumah sakit, hanya sedang dalam persiapan dan proses program yang akan dijalankan dalam tahun 2016 dan seterusnya untuk kebutuhan masyarakat,” kata Luky dalam pesan singkat yang diterima Salam Papua, Minggu malam. (Saldi Hermanto)
Kata Allo, bagaimana mungkin dengan kondisi serta pelayanan yang ada, di RSUD Mimika bisa dijadikan sebagai rumah sakit rujukan atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Inikan kita bilang tingkatkan statusnya jadi rumah sakit rujukan tipe B, tapi dengan kondisi begini apakah mungkin? Saya sudah bicarakan kepada petugas rumah sakit, apakah seperti ini uang kurang? kalau uang kurang, status BLUD kembalikan saja menjadi rumah sakit biasa, karena dia tidak mampu jadi BLUD, dia tidak mampu untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, jadi untuk apa,” terang Allo kepada wartawan di RSUD Mimika, Minggu (19/6).
Allo yang juga sebagai staf ahli bupati, mengeluhkan kondisi ini setelah mengalami langsung, bahkan hal itu kata dia, terlepas dari kepentingannya berada di RSUD Mimika yang lagi merujuk anaknya di RSUD Mimika yang sementara sakit.
“Saya marah karena anak saya tidak dilayani baik, bukan itu, saya marah karena kondisi rumah sakit ini tidak mampu untuk memberikan pelayanan kepada semua pasien secara baik. Ini bukan cuma saya sendiri yang rasakan, coba lihat itu, orang semua duduk diluar, itu karena apa? didalam ruangan panas karena AC-AC tidak hidup,” katanya.
Mengenai kondisi RSUD Mimika, misalkan flapond yang terlihat sudah rusak dan tidak diperbaiki, cat pada dinding yang dianggap belum pernah di cat ulang semenjak Allo masih sebagai penjabat bupati Mimika, kain gorden yang masih seperti itu saja, maupun kondisi di dalam ruangan VIP sendiri terlihat kursi sudah rusak dan kamar mandi yang sudah tidak bagus dan tidak terdapat air.
Dari hal-hal yang ditemukan tersebut, seharusnya dari jajaran manajemen RSUD Mimika ketika bupati berkunjung, harusnya menyampaikan dan menunjukkan kekurangan-kekurangan yang ada. Hal itu agar bupati sendiri bisa melihat dan setelah melihat sekiranya dapat mengambil kebijakan untuk memberikan perhatian lebih kepada RSUD Mimika untuk lebih meningkatkan lagi baik kondisi maupun pelayanan yang ada saat ini. Hal itu juga agar masyarakat dapat menikmati pelayanan yang baik ketika berobat di RSUD Mimika.
“Kalaupun anggaran ini kurang, seperti yang saya bilang, jangan ajak pak bupati datang cuma lihat dikantor saja atau UGD yang baru direhab, bukan itu. Kalau memang ada yang rusak, kita ajak pak bupati datang lihat dan tunjukkan. Kalau memang pak bupati sudah lihat, kemungkinan itu bisa ditangani dan membantu rumah sakit ini,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Allo juga mengungkapkan terkait pelayanan pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan layanan kelas I. Sehari sebelumnya terdapat pasien BPJS Kesehatan yang berobat di RSUD Mimika, dimana pasien tersebut dengan terpaksa pulang disebabkan pelayanan di RSUD Mimika tidak sesuai dengan layanan BPJS kelas I yang diharapkan.
“Dia bayar BPJS itu yang kelas I, tapi dia mendapatkan pelayanan yang sangat tidak sepadan. Akhirnya dia ajak istrinya keluar setelah operasi, dia perawatan diluar. Jadi banyak hal yang terjadi disini,” ungkap Allo.
Sementara itu direktur umum RSUD Mimika Dr Evalin Pasaribu, MM.Kes melalui kepala hubungan masyarakat (Humas) RSUD Mimika, Luky Mahakena saat dikonfirmasi, mengatakan bahwa pembenahan layanan fisik maupun nonfisik di RSUD Mimika sedang berjalan dan menjadi prioritas. Hanya saja saat ini sedang dalam persiapan untuk proses dari program tersebut.
“Pembenahan dan layanan fisik maupun nonfisik, sejalan atensi dan menjadi prioritas untuk pembenahan layanan ruangan rumah sakit, hanya sedang dalam persiapan dan proses program yang akan dijalankan dalam tahun 2016 dan seterusnya untuk kebutuhan masyarakat,” kata Luky dalam pesan singkat yang diterima Salam Papua, Minggu malam. (Saldi Hermanto)