-->

Ribuan Ikan Mati, Lemasko Minta PT. Freeport Indonesia Bertanggung Jawab

Ribuan ekor ikan dengan berbagai jenis dan ukuran ditemukan mati di sekitar Sungai Yamaima / ISTIMEWA
SAPA (TIMIKA) – Ribuan ekor ikan dengan berbagai jenis dan ukuran ditemukan mati di sekitar Sungai Yamaima sejak, Jumat (8/4) lalu.  Kematian ikan-ikan tersebut hingga kini belum diketahui penyebabnya. Namun, Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) meminta kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) harus ikut bertanggungjawab, sebab bukan hanya ikan saja yang mati melainkan biota sungai lainnya, seperti kepiting dan udang ikut mati.

Kepada wartawan, Wakil Ketua I Lemasko Gerry Okoare mengatakan,  kematian ribuan ikan tersebut bukan disebabkan karena  plankton makanannya sudah habis ataupun akibat perubahan iklim. Pasalnya, setelah dilakukan survey di dua wilayah adat Suku Kamoro yang ada bagian timur dan barat, tidak ditemukan adanya ikan dan biota sungai lainnya yang mati.

 “Yang menjadi pertanyaan lembaga adat adalah, kenapa bisa terjadi disekitar pertambangan Freeport, ini ada apa? Kalau memang akibat iklim alam kenapa di wilayah adat lainnya tidak ada yang terkena. Setelah pantauan kami, hanya terjadi disekitar tanggul barat dan Cargo Dok,” kata Gerry saat ditemui di bilangan Jalan Ahmad Yani, Rabu (13/4).

Akibat peristiwa ini menurut Gerry, warga suku Kamoro di Pulau Karaka yang kesehariannya hidup sebagai nelayan sudah tidak dapat lagi mencari ikan dan biota sungai lainnya.

“Masyarakat di Palau Karaka sekarang sudah tidak bisa mencari ikan, kepiting dan udang karena airnya sudah bau, dan ikannya sudah mengembang. Selain itu, air sungai sudah berwarna lain dan berminyak. Sekarang saja ada warga yang sudah batuk-batuk,” tutur Gerry.

Gerry akui, hingga kini Lemasko belum menyampaikan peristiwa ini kepada pihak Freepot. “Saya belum sampaikan ke Freeport soal matinya ikan-ikan ini,” ujar Gerry.

Namun, menurut Gerry, Lemasko akan menyampaikan masalah ini kepada Freeport agar bisa duduk bersama guna memastikan penyebab pasti dari kematian ikan-ikan ini, sehingga bisa mendapatkan solusi. 

“Harus ada klarifikasi sama-sama (Freeport dan Lemasko-red). Kalau itu tidak di gubris, saya akan tutup area Freeport. Saya tidak mau warga saya jadi korban,” ujar Gerry.

Kata Gerry, pihaknya juga akan mengambil sampel dari ikan tersebut untuk dibawa ke laboratorium guna mengetahui penyebab pasti dari kematian ribuan ikan ini. “Kami juga akan membawa ikan tersebut untuk diperiksa di laboratorium,” kata Gerry.
  
Wakil Ketua I Lemasko Gerry Okoare
Untuk itu, Gerry meminta kepada Departemen Lingkungan Hidup Freeport harus segera membersihkan ikan-ikan yang mati, sebab dirinya tidak ingin warganya yang tinggal di Pulau Karaka terserang penyakit.

 “Saya minta dari departemen lingkungan hidup  PTFI harus membersihkan sampah ikan yang sudah busuk. Karena saat ini bau tak sedap sudah menyilimuti masyarakat di Pulau Karaka dan tanggul barat,” pinta Gerry.

Terkait peristiwa ini, Gerry juga meminta kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab Mimika untuk dapat melihat masalah ini. “Pemerintah harus ikut melihat masalah ini. Badan Lingkungan Hidup harus melihat ini, karena ini masih di Mimika,” kata Gerry.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemkab Mimika, Septinus Soumilena saat di konfirmasi Salam Papua via selulurnya, Rabu (13/4) malam mengakui hingga kini belum mengetahui adanya peristiwa ini. “Blm,” tulisnya singkat melalui SMS.

Sementara Juru Bicara PTFI,  Riza Pratama melalui Superintendent Media Relation, Karel Lutungan yang dikonfirmasi mengatakan, terkait peristiwa ini pihaknya akan melakukan penelusuran dan kajian lebih lanjut.

“Kami sedang melakukan penelusuran dan kajian lebih lanjut terkait kejadian tersebut.” (irsul)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel