MUI Pantau Aliran Sesat dan Teroris
pada tanggal
Monday, April 11, 2016
![]() |
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mimika, H Muhammad Amin Ar, S.Ag, / SAPA SALDI |
SAPA (TIMIKA) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mimika, H Muhammad Amin Ar, S.Ag, mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus memantau keberadaan aliran sesat maupun teroris di Kabupaten Mimika. Dan ini merupakan perhatian MUI agar hal-hal yang yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, tidak terjadi di Mimika, secara umum di Papua.
“Walaupun sampai saat ini MUI tidak menemukan keberadaan aliran sesat maupun paham-paham radikal. Tapi kami terus melakukan pemantauan, sehingga apabila ditemukan bisa langsung diputus jaringannya,” demikian dikatakan Ketua MUI Kabupaten Mimika kepada Salam Papua di Masjid Agung Babussalam, Minggu (10/4).
Ia menambahkan, dari pantauan MUI sampai detik ini belum kita temukan dan belum ada indikasi. Terakhir kemarin yang didapati adalah gerakan fajar nusantara (Gafatar), dimana gerakan tersebut memang menyalahi Agama dan Undang-Undang.
Lanjutnya, walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan paham-paham radikal tersebut ada di Kabupaten Mimika. Dan apabila hal itu ditemukan, maka MUI dan ormas lainnya siap melakukan penangkalan terhadap paham-paham radikal.
“Mungkin paham-paham radikalisme ada di Timika. Karenanya kami terus memantau, agar bisa memutus jaringan tersebut,” ujarnya.
Sementara itu Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mujiharso yang baru-baru ini diwawacarai diruang kerjanya mengatakan, pihaknya telah melakukan diskusi dan komunikasi dalam dengan para ulama maupun tokoh agama di Kabupaten Mimika, untuk bagaimana caranya mencermati perilaku yang berkaitan dengan pergerakan teroris. Dan pihaknya juga mengajak agar semua pihak dapat sama-sama saling bekerjasama dengan aparat, untuk mengantisipasi masuknya teroris di Mimika dan secara umum di Papua.
“Saya sudah mengadakan pertemuan dengan beberapa tokoh penting di Mimika, termasuk Ketua MUI dan para ustad, untuk mencermati perilaku yang berkaitan dengan pergerakan terorisme,” kata Kapolres diruang kerjanya, Kamis (8/4).
Katanya, bahkan himbauan juga dilakukan, karena belakangan marak terjadi aksi penyerangan maupun pengejaran terhadap teroris, bahkan isu-isu teroris marak berkembang di masyarakat.
“Sejauh ini kami belum menerima laporan dari masyarakat tentang adanya indikasi terorisme masuk ke wilayah Timika. Seperti Gafatar dan Syiah, itu ternyata setelah dicek, semua telah dibubarkan pada tahun 2012 dan 2013 lalu,” ungkap Kapolres. (Saldi Hermanto)
“Walaupun sampai saat ini MUI tidak menemukan keberadaan aliran sesat maupun paham-paham radikal. Tapi kami terus melakukan pemantauan, sehingga apabila ditemukan bisa langsung diputus jaringannya,” demikian dikatakan Ketua MUI Kabupaten Mimika kepada Salam Papua di Masjid Agung Babussalam, Minggu (10/4).
Ia menambahkan, dari pantauan MUI sampai detik ini belum kita temukan dan belum ada indikasi. Terakhir kemarin yang didapati adalah gerakan fajar nusantara (Gafatar), dimana gerakan tersebut memang menyalahi Agama dan Undang-Undang.
Lanjutnya, walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan paham-paham radikal tersebut ada di Kabupaten Mimika. Dan apabila hal itu ditemukan, maka MUI dan ormas lainnya siap melakukan penangkalan terhadap paham-paham radikal.
“Mungkin paham-paham radikalisme ada di Timika. Karenanya kami terus memantau, agar bisa memutus jaringan tersebut,” ujarnya.
Sementara itu Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mujiharso yang baru-baru ini diwawacarai diruang kerjanya mengatakan, pihaknya telah melakukan diskusi dan komunikasi dalam dengan para ulama maupun tokoh agama di Kabupaten Mimika, untuk bagaimana caranya mencermati perilaku yang berkaitan dengan pergerakan teroris. Dan pihaknya juga mengajak agar semua pihak dapat sama-sama saling bekerjasama dengan aparat, untuk mengantisipasi masuknya teroris di Mimika dan secara umum di Papua.
“Saya sudah mengadakan pertemuan dengan beberapa tokoh penting di Mimika, termasuk Ketua MUI dan para ustad, untuk mencermati perilaku yang berkaitan dengan pergerakan terorisme,” kata Kapolres diruang kerjanya, Kamis (8/4).
Katanya, bahkan himbauan juga dilakukan, karena belakangan marak terjadi aksi penyerangan maupun pengejaran terhadap teroris, bahkan isu-isu teroris marak berkembang di masyarakat.
“Sejauh ini kami belum menerima laporan dari masyarakat tentang adanya indikasi terorisme masuk ke wilayah Timika. Seperti Gafatar dan Syiah, itu ternyata setelah dicek, semua telah dibubarkan pada tahun 2012 dan 2013 lalu,” ungkap Kapolres. (Saldi Hermanto)