-->

Lembaga Amungi Namorin Promosikan Budaya Amungme

SAPA (TEMBAGAPURA) –  Lembaga Pemberdayaan Perempuan Amungme atau Amungi Namorin mempromosikan Budaya Amungme lewat seminar pemberdayaan perempuan untuk memperingati Hari Kartini. Seminar ini berlangsung di Restaurant Lupa Lelah, Tembagapura, Jumat (22/4).

Dalam seminar ini ada sebuah pertunjukan yang dipersembahkan oleh mama-mama Amungi Namorin yang menceritakan tentang, sepasang kekasih yang kawin lari dan ketahuan oleh orang tuanya sehingga diatur secara keluarga dengan baik-baik, sehingga bisa diterima oleh kedua keluarga.

Selain itu, ada pameran Noken Khas Amungme. Dimana, mama-mama dari  Amungi Namorin  menunjukan bagamana cara merajut Noken Khas Amungme. Tradisi tenun noken adalah pengetahuan perempuan Amungme diikuti selama beberapa generasi.

Noken adalah tas Papua. Terbuat dari akar bengkok berbentuk jaring. Noken adalah alat multi fungsi yang pas untuk membawa sayuran dan buah-buahan, serta memegang bayi bahkan babi.

Menenun noken tidak dapat menentukan waktu kapan, dan tempat di mana, karena hampir sepanjang waktu dan di mana pun mereka berada, perempuan Amungme menenun noken.  Noken identik dengan perempuan, dan Noken melambangkan kehadiran wanita.

Seminar ini dihadiri Vice President Community Development PT Freeport Indonesia Claus Wamafma, Tokoh Masyarakat Amungme Silas Natkime, Ibu Bupati Mimika Kalina dan Pere, Ketua Lembaga Amungi Namorin Martina Natkime, Kepala Dinas Koperasi Ekonomi Kreatif dan Usaha Kecil Menengah  Cherly Lumenta, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB  Syane Mandesi dan Sekertaris Dinas Pendidikan Menengah Yohana B Arwam.

Dalam sambutannya, VP Community Development PTFI Claus Wamafma mengatakan, seminar yang dilakukan saat ini merupakan hari bersejarah bagi perempuan Amungme. Sebab mempromosikan Budaya Amungme untuk dikenal hingga ke manca negara bukanlah waktu yang pendek, tapi membutuhkan waktu yang panjang.

“Sudah dari jauh-jauh hari kita rencanakan ini supaya Budaya Amungme dapat dikenal. Ini semu berkat kerjasama semua pihak, baik dari PTFI sendiri maupun Distrik Tembagapura,” kata Claus.

Lewat pertemuan ini, Claus berharap Budaya Amungme dapat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, lewat lembaga  Amungi Namorin yang dibentuk ini bisa mengangkat budaya dari masyarakat Amungme serta bisa membantu memperbaiki kehidupan, sehingga anak-anak yang menjadi generasi bisa menjadi generasi yang baik dan bisa memajukan taraf hidup masyarakat Amungme.

 “Jadi, dengan kegitan ini mama-mam bisa dibantu untuk merubah kehidupan, supaya anak-anak  yang jadi generasi kita bisa lebih baik, tapi harus tetap bekerjasama dengan Freeport dan Pemda,”ujar Claus.

Sementara itu, mewakili sambutan Bupati Mimika Eltinus Omaleng, Kepala Dinas Koperasi Ekonomi dan UKM Cherly Lumenta mengatakan,  sesuai dengan Visi Misi Bupati Mimika, maka aktivitas dari seluruh gerakan perempuan sangat penting untuk mengangkat budaya untuk diperkenalkan kepada dunia. Dari aspek ekonomi hal ini akan juga memberi pendapatan bagi siapa saja yang setia menekuni usaha tersebut.

“Bertolak dari Visi Misi Bupati Mimika, kita akan menggerakan organisasi perempuan supaya bisa merubah taraf dalam bidang ekonomi untuk bisa menekuni usaha yang disuport oleh Pemerintah dan SLD,” ujar Cherly.

Lanjut Cherly, makna tersebut menjadi patokan dan motivasi didalam menjalani hidup sebagai seorang perempuan, sehingga perempuan Amungme bisa bersaing dengan perempuan-perempuan yang lain di Papua.

“Sesuai dengan tema habis gelap terbit terang kita peringati itu ada dalam mazmur 112 ayat 4. Artinya, marilah kita bersama wanita terutama di Banti untuk keluar dari segala keterbatasan dan dari budaya setempat bisa bersaing dengan ibu-ibu yang lainnya,” ujar Cherly. (Ricky Lodar)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel