500 WB Ikut UN Non Formal
pada tanggal
Wednesday, April 6, 2016
SAPA (TIMIKA) – Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Kabupaten Mimika, tahun ajaran 2015-2016 mengikutkan 500 warga belajar (WB) sebagai peserta Ujian Nasional (UN) Kejar Paket C. Pembukaan UN kejar paket C berlangsung di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tunas Bangsa, Senin (4/4), yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Menengah (Dispenmen) Kabupaten Mimika, Armin Wakerkwa didampingi Kabid PNFI Dispenmen, Fransiskus Kapiyau.
Kepala Dispenmen Kabupaten Mimika, Armin Wakerkwa kepada Salam Papua di PKBM Tunas Bangsa, Senin (4/4) mengatakan, dalam kesempatan ini dihimbau kepada pengelola PKBM dan tutor agar memberikan ujian dengan baik. Paling utama adalah ijasah jangan lagi dipalsukan, artinya jangan ada beli ijasah.
“Pemkab berharap tahun ini sampai kedepan tidak ada lagi penjualan ijasah, sehingga tidak ada juga penemuan ijasah palsu saat akan mengikuti UN. Siapaun warga Negara yang mau dapat ijasah, boleh ikut ujian tapi jangan ada pemalsuan ijasah,” ungkap Armin.
Sementara Kabid PNFI Dispenmen, Fransiskus Kapiyau menambahkan secara keseluruhan peserta ujian kejar paket C ada 500 warga belajar yang tersebar di 27 PKBM. Untuk PKBM yang berada di pedalaman, yaitu Jila, Agimuga, Kaokanao, dan Fakafuku tetap laksanakan disana. Pendistibusian soalnya diantar oleh PNFI dengan penanggung jawab ketua PKBM. Ujian berlangsung selama empat hari, setelah berakhir hasil ujian diamankan di Kantor Dispenmen dan akan diantarkan ke Provinsi, hanya saja untuk pengumpulan LJK dari PKBM pedalaman diberikan waktu lebih karena lokasi yang jauh dari kota.
“Terkait dana ujian, saat pelaksanaan US tidak ada dana tapi UN saja yang ada, dan itu sekitar 300 juta untuk 27 PKBM. Satu PKBM jumlah warga belajar bervariasi, dan selama ini warga belajar mengikuti kegiatan pembelajaran setelah aktifitas formal berakhir,” ungkap Frans. (Maria Welerubun)
Kepala Dispenmen Kabupaten Mimika, Armin Wakerkwa kepada Salam Papua di PKBM Tunas Bangsa, Senin (4/4) mengatakan, dalam kesempatan ini dihimbau kepada pengelola PKBM dan tutor agar memberikan ujian dengan baik. Paling utama adalah ijasah jangan lagi dipalsukan, artinya jangan ada beli ijasah.
“Pemkab berharap tahun ini sampai kedepan tidak ada lagi penjualan ijasah, sehingga tidak ada juga penemuan ijasah palsu saat akan mengikuti UN. Siapaun warga Negara yang mau dapat ijasah, boleh ikut ujian tapi jangan ada pemalsuan ijasah,” ungkap Armin.
Sementara Kabid PNFI Dispenmen, Fransiskus Kapiyau menambahkan secara keseluruhan peserta ujian kejar paket C ada 500 warga belajar yang tersebar di 27 PKBM. Untuk PKBM yang berada di pedalaman, yaitu Jila, Agimuga, Kaokanao, dan Fakafuku tetap laksanakan disana. Pendistibusian soalnya diantar oleh PNFI dengan penanggung jawab ketua PKBM. Ujian berlangsung selama empat hari, setelah berakhir hasil ujian diamankan di Kantor Dispenmen dan akan diantarkan ke Provinsi, hanya saja untuk pengumpulan LJK dari PKBM pedalaman diberikan waktu lebih karena lokasi yang jauh dari kota.
“Terkait dana ujian, saat pelaksanaan US tidak ada dana tapi UN saja yang ada, dan itu sekitar 300 juta untuk 27 PKBM. Satu PKBM jumlah warga belajar bervariasi, dan selama ini warga belajar mengikuti kegiatan pembelajaran setelah aktifitas formal berakhir,” ungkap Frans. (Maria Welerubun)